Unconditionally Key | on going

27th Key : Peringatan Terakhir

Vote sebelum baca, ya.

Komentar di setiap paragraf or reaction supaya rame

Happy Reading!

Follow sayapmonokrom karena bakal up Part Baru setiap minggunya

****

Pada dasarnya, Leon memang tidak pandai menyimpan rahasia. Mulutnya kadang bertindak lebih cepat ketimbang otak. Kalau dia berhasil merahasiakan itu, berarti rahasianya sudah ada bertahun-tahun lalu.

"Maksud gue, kalo lo butuh masker baru, gue bisa kasih yang baru," kata Leon dengan tergagap. Dia segera menyambar tas, lalu berlari ke luar kelas.

***

Ganendra Putra Bagaskara. Keysa tidak pernah berpikir untuk menaruh perasaan sedalam itu kepadanya. Awalnya, hanya untuk memastikan bahwa cowok itu bisa membantunya sembuh dari trauma.

Ganendra berhasil.

Keysa :

Dok, ada seseorang yang membuat saya nyaman berada di dekatnya.

Dia seperti obat bagi saya.

Dokter Erlangga :

Sungguhan?

Kamu tidak sedang bercanda?

Keysa :

Saya tidak bisa hidup tanpa dia, Dok.

Keysa mengetik sambil berjalan di koridor sendirian karena Leon sudah meninggalkannya sendirian. Sekitarnya sudah sangat sepi. Hanya ada beberapa orang yang masih di sana karena mengikuti ekstrakurikuler.

Dokter Erlangga :

Kenapa kamu beranggapan seperti itu?

Keysa :

Sepertinya, saya jatuh cinta.

Dokter Erlangga :

Keysa, sebelumnya terima kasih karena sudah bercerita.

Kamu boleh menaruh hati sebanyak apa pun kepada siapa pun.

Namun, kamu harus tetap berhati-hati dalam mencintai.

Semakin tinggi harapan yang kamu berikan, kecewanya semakin menyakitkan.

Keysa :

Dokter tenang saja.

Dia laki-laki yang baik.

Saya tidak ragu sama sekali.

Keysa pun menutup ponselnya. Dia memperlambat langkah saat melihat Leon berdiri di sebelah pohon menghadap lapangan sepak bola. Laki-laki itu telah memakai kaca mata kembali.

"Leon!" panggil Keysa seraya berjalan cepat mendekat. Leon menoleh dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak.

"Cewek masker, kayaknya lo gak perlu khawatir lagi."