50th Key : Terungkap

237 11 7
                                    

Follow & vote sebelum baca

👉👉 sayapmonokrom

Ramaikan komentar ya, aku pantau kalian silent reader ^^

Ramaikan komentar ya, aku pantau kalian silent reader ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Seseru itukah menemani seseorang yang kembali ke masa lalunya?"

🥀🥀🥀

"Key?" panggil seseorang dengan suara tidak asing.

Keysa mengerjap, mendapati dirinya berbaring di ruangan serba putih dengan berbagai alat medis di tubuhnya. Bahkan, terdapat gips pada lehernya.

Ega dengan sigap menyodorkan air untuk membantu membasahi tenggorokan Keysa. "Gak perlu ngomong dulu kalo masih kerasa sakit."

Keysa terdiam, mengingat kembali kejadian terakhir kali sebelum dirinya masuk rumah sakit. Namun, terngiang suara tembakan membuatnya mengernyit.

"Key, kamu gak perlu maksain inget-inget, nanti kamu tambah pusing," ucap Ega.

"Ega, lo gak apa-apa? Apa yang udah Disa lakuin ke lo?" tanya Keysa dengan wajah serius.

"Kalo aku kenapa-kenapa, gak mungkin aku bisa berdiri di sini setiap hari cuma buat bacain kamu novel sejarah, padahal aku sukanya novel romance," ungkap Ega menunjuk beberapa novel sejarah yang tertumpuk di meja sebelah ranjang.

"Leon? Gimana keadaan Leon?" tanya Keysa yang kemudian teringat percakapan terakhirnya dengan Leon yang tidak begitu baik.

"Dia baik-baik aja, kok. Tenang aja, nanti kalo sadar dia bakal ke sini," ucap Ega dengan santainya, tapi langsung membekap mulutnya sendiri.

"Leon belum sadar? Seberapa parah lukanya?" tanya Keysa dengan cemas.

"Mau nengokin dia?" tanya Dokter Geotama yang baru masuk.

"Papa? Kenapa Leon belum sadar?" tanya Keysa, mencoba mengubah posisi menjadi duduk.

"Kalian berdua mengalami luka tembak. Peluru di tubuh kamu bersarang di pinggang, sementara pisau yang menembus punggung Leon hampir sampai ke jantung."

"Kalian berdua sama-sama harus melewati masa kritis karena pendarahan hebat," lanjut Dokter Geotama.

Beberapa hari setelah menjalani terapi, Keysa akhirnya berhasil berjalan menggunakan tongkat. Dia semakin sering berkunjung ke ruang rawat Leon.

Unconditionally Key | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang