19th Key : Melindungi Sampai Mati

548 23 1
                                    

Vote sebelum baca ya?

Jangan lupa komentar di setiap paragraf juga, ya? Biar rame ^^

~~~~

"Semesta belum jahat, kalo lo belum pernah hampir mati di tangan orang tua sendiri."

Keysa Geotama, 2023.

****


"Keysa!" panggil Ganendra dengan panik. Dia tiba dengan napas terengah-engah di ambang pintu kelas Keysa. Laki-laki itu berjalan cepat mendekat, lalu menangkup wajah Keysa.

"Key, kamu gak apa-apa? Mana yang sakit?" tanya laki-laki itu dengan wajah panik. Dia baru saja mendapat kabar dari teman sekelasnya bahwa Keysa dikejar oleh senior yang pernah bertengkar dengan cewek itu.

Keysa hanya membeku dengan tatapan kosong. Ega yang baru kembali dari kantin, menghampiri mereka dan tiba-tiba menjerit. "It-itu ...."

Ganendra menoleh ke Ega dengan tatapan bertanya. Gadis berkacamata itu menunjuk sesuatu di meja dengan tangan kiri membekap mulut. Cowok itu terbelalak melihat isi kotak kado yang terbuka setengah.

"Siapa yang ngirim ini?!" tanya Ganendra dengan nada tinggi. Dia melirik Leon, lalu menarik kerah baju cowok berdasi itu. "Lo pelakunya?" tanyanya dengan rahang mengeras.

"Ganendra, udah. Liat Keysa!" pinta Ega setengah berteriak sambil memapah Keysa ke luar.

"Apa? Kenapa teriak?" tanya ketua kelas dengan cemas. Di tangannya terdapat setumpuk buku berbagai mata pelajaran. Setelah itu, dia mual dan membekap mulut setelah melihat kotak.

Kotak hadiah dengan hiasan cantik itu menipu. Di dalamnya, terdapat bangkai kepala kelinci putih yang berlumuran darah. Sisanya, jeroan yang telah dikeluarkan dari tubuh kelinci. Bau busuk pun menyengat ketika angin bertiup dari jendela yang terbuka.

"Itu udah ada sebelum aku sama Keysa balik ke kelas," ungkap Leon. Ganendra segera memasukkan kertas beserta amplop ke dalam kotak, lalu menutup rapat.

"Jangan sampe anak-anak lain tahu soal teror ini. Kalo sampe ini kesebar, pasti pelakunya di antara kalian berdua!" ungkap Ganendra dengan tegas kepada Leon dan Rani , sebelum berlari ke luar membuang kotak tersebut.

Suasana UKS lebih menenangkan ketimbang kelas sunyi yang mencekam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana UKS lebih menenangkan ketimbang kelas sunyi yang mencekam. Kedua gadis itu telah berada di ruang kesehatan itu dengan mencium aroma antiseptik yang khas.

"Kamu beneran udah gak apa-apa?" tanya Ega seraya menyodorkan segelas teh hangat.

Keysa mengangguk sambil menyeruput teh tersebut. "Gue cuma kaget aja, kok."

Cewek berambut pendek itu membaringkan tubuh sambil memeluk bantal. Ega naik dan duduk ke brankar yang ditempati Keysa.

"Siapa yang tega ngelakuin itu, ya? Serem banget kalo keinget itu di kepalaku," ungkap Ega. sambil memukul-mukul kepala sendiri.

Unconditionally Key | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang