20 Key : Genggaman Erat

639 27 2
                                    

Vote sebelum membaca, ya?!

Jangan lupa komentar di setiap paragraf juga, ya? Biar rame ^^

~~~~

"Ketika sudah memutuskan untuk tetap mencintai, luka yang timbul pun akan terlihat samar."
Keysa Geotama, 2023.

****

"Keysa, pemikiran kamu tidak sepenuhnya benar. Saya paham ketakutan kamu. Namun, percayalah bahwa ibumu pasti bangga putrinya bisa sekuat ini."

Keysa tersenyum tipis. "Semoga pemikiran saya salah dan pemikiran Dokter benar."

"Ngomong-ngomong, kamu tidak ada jadwal konsultasi ataupun terapi. Kamu ke sini hanya untuk melihat ibumu?" tanya Dokter Erlangga dengan mengerutkan kening.

"Apakah saya tidak boleh konsultasi di luar jadwal, Dok?" tanya Keysa ragu, tapi langsung dijawab gelengan cepat.

"Saya bisa menyesuaikan jadwal."

***

"Bagaimana hubunganmu dengan Ganendra? Lancar?" tanya Tama kepada putrinya yang sedang menikmati sarapan bersama di akhir pekan.

"Biasa aja," jawab Keysa dengan cuek.

"Key, sampai kapan kamu cuekin Papa?"

Sudah seminggu hubungan mereka tidak baik. Tepatnya, Keysa mendiamkan ayahnya sejak kejadian dibentak. Sejujurnya, dia sudah tidak mempermasalahkan soal itu. Hanya saja, dia masih belum terima dengan fakta yang didapat dari ibu panti.

"Sampai Papa ngasih tau aku tentang apa yang terjadi sama ayah kandungku 10 tahun lalu,"

"Papa juga tidak tahu, Key. Kenapa kamu terus menanyakan itu ke Papa?"

"Papa beneran gak tahu atau pura-pura gak tahu?"

Keysa berdiri seraya membanting sendok di atas piring. Kemudian, beranjak dari ruang makan itu ke pintu depan. Dirinya masih begitu kesal atas semua yang disembunyikan ayah angkatnya.

"Key, habiskan makananmu dulu sebelum keluar," ujar Tama dengan suara lembut.

"Keysa udah kenyang," ungkap Keysa dengan dingin, sebelum benar-benar menghilang dari ruang makan.

"Pemakaman!" teriak Tama mengikuti Keysa, hingga putrinya itu menghentikan langkah. "Papa sungguh tidak tahu tentang kejadian yang menimpa ayah kandungmu, tapi Papa tahu pemakamannya."

Keysa membalik tubuhnya perlahan. "Papa gak bohong?"

"Pulang sebelum sore! Papa akan antar kamu ke sana."

***

Ganendra tertawa lepas di atas lantai es sambil memegang tangan pacarnya yang terus belajar menyeimbangkan tubuh di atas sepatu bot dengan sol berpisau. "Pelan-pelan, ya? Bakal gue lepas."

Keysa dan Ganendra menggunakan fasilitas Ice Skating yang tersedia di dalam salah satu mall di Jakarta. Beberapa pengunjung yang menikmati fasilitas itu adalah pasangan kekasih, termasuk mereka.

"Jangan!" sergah Keysa sambil memegang tangan sang pacar dengan erat.

Ganendra bergumam. "Segitunya lo gak mau lepas dari genggaman gue?"

"Lo ngomong apa barusan?" tanya Keysa dengan memicingkan mata.

"Enggak ada."

"Ada, tadi lo ngomong sesuatu."

Unconditionally Key | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang