3rd KEY : Perempuan Lain

1.3K 67 2
                                    

Vote sebelum baca, ya!


🥀🥀🥀

"Jatuh hati itu mudah, entah soal jatuh cinta." ~Keysa, 2023.

***

"Maaf, gue gak bawain bunga violet kesukaan lo, Dis. Tadi, tokonya kehabisan bunga itu. Gimana, ya? Akhir-akhir ini, banyak yang suka bunga itu selain lo," gumam Ganendra, berdiri di depan kaca ICU, berharap gadis itu akan mendengar melalui celah udara.

Seseorang menabrak tubuh Ganendra hingga lembaran-lembaran kertas berhamburan ke lantai. Dia mendengar umpatan yang keluar dari mulut kecil orang yang menabrak. Orang tersebut mendongak dan kedua manik bertemu.

"Ganendra? Lo ngapain di sini? Lagi nengokin seseorang?" tanya Keysa dengan wajah penasaran. Cewek itu hanya mengenakan celana pendek dan kaos bermotif.

"Enggak. Gue cuma tes kesehatan aja," jawab Ganendra berbohong. Dia tidak ingin siapapun mengetahui tentang adiknya dan Disty yang mengalami koma. Setidaknya, untuk sementara waktu.

"Wih! Rajin banget, pantesan badan lo bagus. Pasti sering olahraga juga, kan?" puji Keysa melirik perut Ganendra yang tertutup seragam. Dia bisa menebak bahwa cowok itu langsung kemari sepulang sekolah.

"Lo sendiri, ngapain di sini?" tanya Ganendra menatap penasaran dengan kertas-kertas di tangan Keysa. Sekilas dia melihat nama seseorang yang dikenalnya tercantum di sana.

"Bokap gue salah satu dokter di rumah sakit ini. Gue diminta bawain berkas-berkas pasien yang ketinggalan," jawab Keysa seraya memasukkan berkas yang berserakan ke dalam amplop coklat.

"Oke. Kalau gitu, gue duluan, ya?" pamit Ganendra, lalu beranjak dari sana.

Keysa melirik nama pada pintu tempat Ganendra berdiri, lalu mengendikkan bahu tidak peduli. Dia melanjutkan langkahnya ke ruangan Dokter Geotama. Di sana, ayahnya sudah menunggu di balik meja kerja.

"Pa, Keysa boleh tanya sesuatu, gak?" tanya Keysa seraya meletakkan berkas-berkas ke atas meja. Samar-samar, dia melihat nama yang tertera pada salah satu lembaran berkas.

Setelah berbincang dengan ayahnya, Keysa berdiri menyaksikan lingkungan rumah sakit di rooftop sambil menghela napas kasar berulang kali. Dadanya masih terasa sesak akibat perbuatan Geng Berlian yang membuat panic attack-nya kambuh.

Keysa menyulut rokok dan menghisapnya dalam-dalam. Semakin dalam menghisap, semakin melegakan perasaannya. Dia pun menaiki tembok pembatas dan berdiri di atasnya sambil merentangkan tangan.

"WOY! NGAPAIN DI SANA!"

Keysa menoleh dan seketika tubuhnya terjatuh ke belakang dan menindih tangan cowok yang telah menarik pinggangnya. Dia segera bangkit dan membuang rokok yang baru dihisap sekali, lalu menginjak benda tersebut hingga apinya padam.

"Lo lagi? Udah berapa kali kita ketemu hari ini? Terus, ngapain tiba-tiba lo narik gue kayak gitu?" cecar Keysa dengan raut kesal menatap Ganendra yang masih terlentang.

"Lo .... Tadi, lo mau lompat, kan?" tanya Ganendra seraya bangkit dari posisinya berbaring. Telapak tangannya menunjuk ke bawah rooftop.

Keysa mengerutkan kening. "Ngaco, lo! Orang gue lagi enak-enak nyebat. Lo ganggu waktu ketenangan gue tahu, gak?"

"Gue pikir, lo mau-"

"Udah, ah! Gue mau cari tempat lain aja!" potong Keysa melangkah menjauh dari Ganendra. Namun, dia menoleh sebelum membuka pintu rooftop. "Wait! Jangan-jangan, lo yang mau bundir?"

Unconditionally Key | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang