28th Key : Merindukan

468 24 3
                                    

Vote sebelum membaca, ya.

Komentar biar rame ^^

****

Suara mesin EKG memenuhi ruangan tempat Disty terbaring. Sudah lebih dari setengah jam Ganendra berdiri di samping tempat tidurnya. Tanpa pergerakan, hanya memandang wajah pucat gadis yang tengah memakai selang oksigen itu.

Disty sudah dipindahkan ke ruang VIP. Seseorang bisa menjenguk tanpa harus mengenakan pakaian steril untuk menjenguk. Ganendra meletakkan bunga violet di meja samping tempat tidur.

"Dis, gue dateng lagi," ucap Ganendra yang akhinya membuka mulut.

"Gue bingung banget sama situasi sekarang. Banyak masalah yang muncul di hidup gue setelah lo koma. Orang tua gue gak peduli sama Risa dan mereka masih nuntut gue buat jadi yang pertama di sekolah."

Ganendra menelan ludah. Memejamkan mata seraya membayangkan senyuman Disty yang datang di saat terpuruknya dulu. Sudut bibir laki-laki itu naik perlahan.

"Saat kayak gini, lo yang biasanya ngehibur gue. Ngajakin gue makan geprek level 10, main ke taman hiburan, nunggu senja di pantai, dan jalan-jalan pake mobil gue tanpa tujuan cuma buat cerita hal-hal random sampe malem."

"Gue benci lo karena udah bikin Risa kayak sekarang, tapi gue tau kalo lo pasti juga kesakitan. Terlepas dari itu semua, gue gak bisa bohong kalo gue butuh lo."

Ganendra kembali membuka matanya. Mengusap telapak tangan Disty yang tidak dipasang infus.

"Disty Almeira, gue kangen sama lo."

Ganendra menghela napas pasrah. Tidak ada pergerakan apapun dari Disty. Mata perempuan itu masih terpejam dengan wajah tenang. Laki-laki itu membalik badan dan berjalan menjauhi Disty. Punggungnya menghilang di balik pintu.

Tanpa Ganendra tau, ada sesuatu yang menetes di sudut mata gadis itu. Jemarinya yang lentik pun mulai bergerak perlahan.

***

"Ganendra!" panggil Keysa di ambang pintu rooftop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ganendra!" panggil Keysa di ambang pintu rooftop. Laki-laki itu menoleh dan tersenyum hangat seperti biasa.

"Gue pikir, lo gak bakal ke sini lagi," kata Ganendra seraya tertawa kecil.

"Setelah kepala gue digeprek, gue jadi ogah datang ke rumah sakit," kata Keysa dengan nada santai, lalu memasukkan permen kaki ke mulutnya.

"Kenapa? Lo trauma?"

"Gue pengen lupain kejadian yang bikin gue batal ketemu ayah kandung gue," ungkap Keysa sambil tersenyum dan menyodorkan sebatang permen kaki ke cowok di depannya.

Ganendra terdiam sejenak. Dia menerima permen tersebut sambil menatap Keysa dengan sendu. "Terus, kenapa lo ke sini lagi sekarang?"

"Kan gue gak pernah diajak ke rumah lo? Di mana lagi kita bisa ketemu kalo bukan di sini?"

Unconditionally Key | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang