35th Key : Luka

471 22 1
                                    

Vote sebelum membaca

Nyalakan data untuk melihat visual

Follow akun ini sayapmonokrom

Pelan² bacanya supaya gak cepet abis

Selamat Membaca!

****

Mereka berdua pun berhasil menyeberang dengan selamat. Ketika Ganendra melepas rangkulannya, Keysa menghela napas lega. Namun, rintik hujan menyentuh kulit lengannya.

"Ga, kayaknya mau huj--" Keysa mengedarkan pandangan. Ganendra tidak lagi berdiri di sebelahnya. Laki-laki itu menghilang.

Hujan semakin deras, Keysa pun berteduh di sebuah minimarket di seberang bioskop. Gadis itu masuk dan membeli sebuah payung. Setelah itu, dia langsung keluar mencari Ganendra.

Di sisi lain, Ganendra sedang mengejar seorang gadis berambut panjang dan bertubuh mungil. Dia terus mempercepat larinya hingga berhasil meraih lengan perempuan itu.

"Disty!"

Gadis yang telah terbaring selama berbulan-bulan di rumah sakit, kini tepat di hadapannya. Jelas itu bukan khayalannya. Karena lengan yang dia genggam masih terasa sama seperti dulu.

"Disty, tunggu ..."

Tepat di ujung persimpangan, Keysa melihat Ganendra bersama perempuan lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat di ujung persimpangan, Keysa melihat Ganendra bersama perempuan lain. Dia memperlambat langkah dan melihat jelas perempuan yang bersama laki-laki itu.

"Aku bisa jelasin! Ini gak kayak yang kamu pikirin," kata Ganendra menatap gadis di hadapannya. Dia senang melihat gadis itu akhirnya membuka mata kembali.

Namun, masalahnya ada di sini.

"Semuanya udah jelas, Ga. Kamu ciuman sama cewek lain!" ungkap Disty bersamaan dengan petir yang menggelegar. Hujan pun semakin deras dan membuat tubuh keduanya basah kuyup.

Ganendra harusnya bersama Keysa, tapi Disty muncul dan membuatnya bingung. Gadis di hadapannya saat ini benar-benar terlihat kecewa.

Lantas, bagaimana kalau tau tentang dirinya yang sudah berpacaran dengan Keysa?

"Disty, aku gak ciuman! Itu cuma salah paham!" sergah Ganendra mengacak rambut frustrasi.

Ketika sedang menyeberang tadi, Ganendra membenarkan rambut Keysa dari samping. Di mata Disty, mungkin itu tampak seperti sedang berciuman karena kepala laki-laki itu membelakanginya.

"Terus, tadi apa? Siapa? Apa hubungan kalian?" cecar Disty dengan suara tercekat.

Keysa mempercepat langkah. Napasnya memburu saat samar-samar mendengar ucapan perempuan yang tidak dikenalnya itu. Seperti ada rasa gelisah yang bergejolak dalam hatinya.

Unconditionally Key | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang