30th Key : Pengkhianatan

584 25 3
                                    

Vote sebelum baca, ya

Follow juga akun sayapmonokrom

Komentar biar cerita ini rame

****

Disa duduk di sudut kantin, memperhatikan pasangan yang tengah mengobrol di meja yang cukup jauh dari keberadaannya. Dengan raut kebencian, dia menusuk-nusukkan garpu ke bulatan bakso dalam mangkoknya hingga kuah terciprat ke wajah dan seragam Fira yang duduk di sebelah kanannya.

"Woy, Dis! Santai dong makannya!" sentak Fira, membuat Disa menoleh dengan raut garang. Sedangkan, Gina yang duduk di depan keduanya, hanya melihat mereka sambil mengunyah bakso.

"Apa?!"

Seketika, Fira membanting garpu di meja, lalu mengepalkan tangan di samping mangkok. "Kok lo yang sewot? Liat, nih! Baju gue jadi kotor!"

"Baju lo yang kotor, apa urusannya sama gue?" tanya Disa dengan nada nyolot.

Bola mata Fira semakin melebar. Tanpa ragu, dia melayangkan pukulan hingga mengenai hidung Disa. "Baju gue kotor gara-gara lo! Jangan mentang-mentang ketua geng, lo bisa seenaknya. Gak ngerasa bersalah sama sekali!"

"Udah! Kalian ngapain, sih? Kita ini Geng Berlian, apa yang mereka pikirin kalo ngeliat kita berantem? Bisa-bisa, mereka gak takut lagi sama kita," ujar Gina menengahi adu mulut di tempat makan.

Disa dan Fira melihat orang-orang yang masih berada di kantin. Siswa-siswi dari beberapa tingkat kelas melihat ke arah mereka. Beberapa di antara mereka berbisik kepada teman masing-masing.

"Ini semua gara-gara cewek freak itu!" ungkap Disa seraya melirik Keysa yang berjalan ke luar kantin bersama Ganendra. Darahnya mulai naik ketika melihat dua tangan yang saling menggenggam dari pasangan itu.

Fira berdecak kesal seraya membersihkan seragam putihnya yang kotor menggunakan tisu. "Lo jadi ngasih pelajaran ke dia?"

Disa menoleh ke kedua temannya sambil menyeringai. "Gue udah siapin semuanya. Kalian tinggal nunggu aja yang terjadi nanti."

Gina meneguk air putih dalam gelas seraya mengangguk paham. Ketika sedang mengelap bibir menggunakan tisu, dia menatap Disa dengan kaget. "Dis, hidung lo berdarah."

Seketika, Fira menatap Disa lekat. "Lagi? Ini gara-gara gue pukul tadi, ya? Sorry, Dis."

Gina segera menyodorkan sekotak tisu. Disa segera mengusap cairan merah di bawah hidung yang hampir menetes. Gina menatapnya dengan cemas. "Kenapa akhir-akhir ini lo jadi sering mimisan gini, sih, Dis?"

"Iya. Lo kecapekan atau gimana?" tanya Fira yang tadinya kesal, kini menunjukkan raut khawatir.

Disa menggeleng seraya berdiri. "Gue gak apa-apa. Jangan natap gue kayak gitu. Gue gak suka dikasihanin."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unconditionally Key | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang