33rd Key : Peduli

421 19 1
                                    

Vote sebelum baca ygy 🥰

Follow sayapmonokrom

Komentar banyak² biar rame.

****

"B--Bunda ...."

Lidah Keysa seakan kelu memanggil ibunya sendiri. Setelah bertahun lamanya menyebutnya sebagai pembunuh, kini Mayang memanggil namanya.

"Mbak--Mbak Santi, aku gak lagi menghayal, kan?" tanya Keysa tanpa mengalihkan pandangannya dari ibunya.

Tidak ada lagi sorot amarah, bahkan kebencian. Hanya tatapan sendu dari mata yang mulai berair dari Mayang. "Maafkan Bunda, Sayang," ucap wanita itu seraya mengulurkan tangan.

Keysa melangkah mundur. Entah apa yang diinginkan hatinya. Seharusnya, dia senang dan menerima uluran tangan itu.
"Mbak Key tenang aja. Bu Mayang gak akan menyakiti Mbak Key lagi, kok," ujar Santi dengan raut cemas.

"Kamu takut dengan Bunda?" tanya Mayang dengan suara tercekat. "Astaga, maafkan Bunda, Sayang."

Keysa menggeleng cepat. "Bukan. Bukannya begitu. Aku cuma gak tau harus bagaimana," katanya dengan nada panik.

Tidak.

Keysa meyakinkan diri untuk tenang, meskipun tubuhnya tidak demikian. Telapak tangannya berkeringat dingin dan gemetar.

Ini bukan waktunya begini.

Keysa membalik badan, lalu mencoba mengatur napas beberapa saat. Ternyata, masih tidak mudah melawan trauma. Meskipun keadaan mentalnya membaik, "trauma" tetaplah trauma.

"Keysa, kamu sakit?" tanya Mayang sambil memegang pundak Keysa.

Gadis itu terbelalak. Tubuhnya tidak siap dengan hal itu. Dadanya sangat sesak seakan tidak mendapat oksigen. Sedetik kemudian, pandangannya pun menjadi gelap dan seorang laki-laki menangkapnya di waktu yang tepat.

***

Suara keras terdengar kala seorang wanita mendorong gadis kecil ke dalam kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara keras terdengar kala seorang wanita mendorong gadis kecil ke dalam kamar mandi. Kemudian, mengguyur gadis itu dengan keras berulang kali.

"Diam! Pembunuh!"

"Sekarang kamu mau menjadi pencuri?" tanya Mayang dengan suara keras.

Ketika gadis kecil itu menjerit keras, sang ibu menarik rambutnya dan membenamkan wajahnya ke dalam bak mandi berisi air penuh. Suara air keran memenuhi kamar mandi.

Beberapa detik, gadis berusia 5 tahun itu mencoba melawan dan bertahan di dalam air. "Bunda tidak pernah mengajarkan kamu mencuri!"

Setelah puas membuat putrinya kehabisan napas, Mayang menjambak rambut gadis itu lagi. Gadis kecil itu hanya terbatuk dengan air mata mengalir deras.

Unconditionally Key | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang