13. DANAU

6 1 0
                                    

Menjelang sore jam kerjaku sudah habis. Aku segera bergegas menyiapkan barang bawaanku. Karena tidak langsung pulang aku berencana untuk survey rumah kontrakan.

Aku tergiur dengan sewa yg murah . Juga terlihat dari fotonya itu cukup bagus.

Memasuki gapura usang. Terlihat dari kejauhan rumah ber cat putih dikelilingi semak.

Semakin dekat dekat . Dan kondisi nya lumayan.

Aku melihat ke sekitar. Rumah ini seperti terasing dari rumah lainnya. Jaraknya ada beberapa petak dari sederetan rumah lainnya.

Aku mendapatkan iklan dari aplikasi . Harga murah dan terletak diperumahan. Enaknya rumah ini cukup luas bagiku untuk kami 3 orang. Aku istri dan kai.

Pemiliknya hanya memberi kan kunci. Dia beralasan sedang memiliki banyak waktu untuk mengerjakan sesuatu.

Tidak masalah bagiku. Alamat dan juga nomor rumahnya yang penting aku tau.

Aku memarkirkan motor langsung naik keteras nya. Agar pandangan mata bisa menjangkau saat aku mengecek bagian dalam.

Jauh dari kata usang . Ini seperti rumah baru yg tidak ditinggali. Propertinya juga masih di bungkus plastik.

Ahh, rezeki tak terduga. Istriku pasti senang.

Disisi kanan rumah terdapat bagian hutan kecil. Halaman belakang cukup luas. Dan rumah ini bertingkat 2. Tetapi pada tingkat atas tidak terlihat dari luar. Karena terhalang atap depan yg tinggi.

Tidak masalah. Bisa kujadikan gudang nantinya. Atau aku bisa memelihara kucing diatas sini.

#
Selepas mengecek rumah aku berniat untuk berkeliling area perumahan ini. Aku bisa mengenal beberapa tetangga. Juga tempat belanja terdekat.

Pelan aku berkendara.
Melihat sekitar. Keadaan cukup sunyi tidak seramai dugaanku karena ini perumahan.

Hanya ada beberapa ibu ibu maupun anak anak yg bermain . Bisa diitung jari lah.

Karena berkeliling aku baru tau gapura di depan rumah yg aku aku sewa adalah gate belakang.

Padahal aku sempat menyangka itu gate depan.

Ternyata gate depan menurutku ada di bagian tengah perumahan ini ketika aku berkendara letaknya di posisi kiri. Jadi aku terus saja mencari batas akhir perumahan ini.

Pandangan melihat hutan lindung sudah habis. Kini aku sampai pada jalan setapak karena tepat di samping area perumahan ini ada danau yg lumayan luas dan ada pulau kecil di pojokan atas danau.

#
Sedikit memacu motor keposisi kanan . Sampai pada batas akhir.

Disini ramai sekali orang berdiri. Seperti menantikan sesuatu.

Aku berpikir apa ini orang orang dari perumahan sini ya. Mereka sedang menunggu apa.

Jadi aku berinisiatif untuk bertanya pada seorang bapak paruh baya didekatku.

" Maaf pak, saya orang baru di sini. Ada acara apakah ?"

Dia melihat kekanan dan kekiri dulu. Memastikan tidak ada yg mendengar pembicaraan kami.

Lalu dia mendekat dan berkata pelan.

" Setiap ditanggal sekian. Akan ada perburuan disini"

Aku melirik sekilas ke pulau sebesar rumah itu.

" Kepulau itu ya pak?"

Dia menggelengkan kepala

" Bukan. Malah tidak ada satu orang pun yg berani kesitu. Sudah ada beberapa korban terkena bisa ular jika mendekati pulau itu "

Aku ingin bertanya kembali tapi bapak itu menjauhiku dan memberi isyarat segera menjauh.

Bapak itu mempersiapkan alat perangnya. Seperti karung, pisau, dan tali.

Terdengar suarah riuh air dari arah pulau mini. Pohin disitu terlihat bergetar. Lalu gelombang ombak muncul .

Para warga di sekitar ku terlihat antusias mempersiapkan karung besar.

Lalu ombak pun sampai melemparkan segerombolan ular. Dari yang besar sampai yang kecil dan ada berbagai macam jenis.

Seseorang terlihat menangkap yang besar. Lalu membanting kepalanya. Dan mengeksekusi.

Dari caranya terlihat dia ingin kulit. Dagingnya dia masukkan ke dalam karung.

Aku merasa geli karena ini terlalu banyak. Bahkan aku harus hati hati menghindari beberapa ular berbisa.

Orang orang yang berkumpul bergerak cepat. Ada yg mencari ular langka. Ada yg mengumpulkan ular berbisa. Ada yang memang khusus membuat mengumpulkan daging dari ular yang besar.

Pemandangan yang tidak biasa bagiku. Baru kali ini aku melihatnya.

Aku bergegas naik kemotor. Pamitpun tidak mungkin mereka mendengarnya. Karena mereka terlalu sibuk.

Apa mereka tidak takut ya dikeroyok ular. Dijalan setapak ini saja sudah penuh bermacam ular.

Aku mengendarai motor tanpa peduli lagi melindas ular yang berseliweran.

Kaki aku pijakan pada laci depan matic.

Menjaga situasi menghadapi ular berbisa yang bisa saja menyerangku.

#
Kembali memasuki areal perumahan. Aku cukup merasa aman. Tidak terlihat ular satupun lagi di depan ku.

Tetapi tidak mengurangi kecurigaanku. Bisa saja beberapa ular menyusup keareal perumahan ini.

Tentang pulau tadi. Ada baiknya aku tidak terlalu memikirkannya.

Cukup dengan jiwa kepoku tertutupi dengan gelinya ular. Kalau untuk sebanyak itu tentu saja aku takut.

Bayangkan saja satu jalan setapak begitu panjang dipenuhi berbagai jenis ular.

Aku bergidik sejenak membayangkan hal itu.
#

* Ini hanya ilustrasi seadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* Ini hanya ilustrasi seadanya. Karena tidak pandai menggambar.

1. Rumah rusak yang sudah ditumbuhi pohon dan semak belukar. Disisi kanannya rumah yang akan aku sewa.

2. Hanya terlihat hutan mini. Dan untuk tembok pembatas tidak ada dalam pandangan.

3. Gate utama perumahan.
Panah menunjukkan jalan motor.

4. Gate untuk menuju jalan setapak

5. Pulau mini penghasil ular.

* Ilustrasi yang ditampilkan yang ada dalam jangkauan pandangan saja. Untuk selebihnya di sekitaran area saya tidak tau. Thanks.

DREAM STORY 6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang