18. GEDUNG

5 1 0
                                    

Pukul 6 sore sudah.

Segera aku bersiap untuk menghadiri acara peresmian gedung baru tempat 2 tim di tugas kan.

Anggota seluruhnya diharuskan hadir kecuali yg sedang dalam tugas.

Tetapi pastinya yang datang hanya beberapa orang saja itu menurutku karena aku sudah kenal betul dengan beberapa watak anggota lainnya.

Yang datang pun karena mengisi rasa kebosanan. Dan sebagian lagi ingin menikmati bonus sampingan. Seperti free makanan enak. Terutama uang didalam amplop jika ada.

Aku mengendarai motor dengan kecepatan santai. Di 30 sampai 50.

Hampir mencapai gedung yang dimaksud. Kulihat ada seorang pemuda tersenyum kearahku didepan gerbang. Dia memberi kode untuk parkir kendaraan disebelah sana.

Tapi senyumnya hilang . Karena aku berwajah datar saja dan mengabaikannya.

Dia itu pekerja disini. Karena aku tidak pernah melihatnya sama sekali didalam lingkup organisasi.

Ckckck. Kasian sekali padahal wajahnya terlihat senyum sumringah melihatku.

Dia belum mengenalku dengan baik. Dan aku tidak pernah beramah tamah dengan orang asing.

Selepas memarkirkan motor aku cepat beranjak menduduki kursi di bagian belakang dan paling pojok dengan sedikit gelap akibat perlindungan ujung tenda dari sorot lampu.

Gedung ada 3 dan sekelilingnya sudah ditembok tinggi sekitar 3 meter.

Didepan aku duduk terlihat panggung yg dihiasi dengan beberapa printilan yang membuatku malas lama lama untuk menatapnya.

Terlalu heboh sekali acara ini, ucapku dalam hati.

Ada mimbar kecil untuk membuat pidato seseorang.

Melihat itu aku semakin menjadi malas. Pasti bakal lama karena akan ada omong kosong disini. Tentu saja akan disisipkan dengan pemilihan untuk kemenangan sebagai pemimpin.

Seseorang yang mengandalkan Periuk bulanan sepertiku hanya akan menjadi budak. Mau tidak mau. Wajib memilih itu sesuai perintah atasan.

Dan semakin menjadi malas karena tebakan ku benar. Dari 20 orang anggota inti. Hanya 5 saja yg datang. Selebihnya beberapa bocil rekrutan waktu itu.

Sial sekali epribadi, aku sudah terlanjur berada di tempat ini. Kalau tau tadi aku tidak akan datang. Umpat ku dalam hati.

Sebagian orang bergerak meninggalkan tempat untuk menjalan kan ibadah magrib.

Selepas itu langsung acara dimulai. Mulai dari doa. Pengajian. Dan tibalah pidato yang menceritakan tentang tujuan gedung ini dibangun dll.

Dan benar saja. Ada kalimat kalimat yang membuatku mengantuk. Yaitu pemilihan pemimpin di masa depan.

Satu waktu membuatku terkejut karena seseorang mengelus pahaku.

Hal itu membuatku menghentikan aktifitas bermain magic chess di ponselku.

Sudut mataku melirik. Itu HALL.

*
HALL salah satu dari 20. Datang di generasi kedua. Tetapi kemudian dia keluar dan masuk lagi pada generasi ke 4. Sedikit mengetahui kemampuan hall ini bisa menciptakan ruangan ilusi. Dalam mode tinggi ruangan ilusi itu bisa menjadi senjata dengan damage sebenarnya.

Hhh,,, kemampuan receh seperti ini. Aku tidak akan mudah tertipu. Ucapku meremehkan dahulu waktu pertama mendengar tentangnya.

*

HALL terlihat tertawa tidak jelas sesekali melihatku.

" Lihat lah. Mereka mirip sekali . Dan ada 2. Sungguh tidak jelas. "

Memang benar didepan sana ada yg mirip. Dan ada dua pasang orang.

Yang membuat aku mengerutkan dahi sejenak. Lucunya itu dimana.

Biar saja mereka mau mirip itu bukan urusanku.

Setiap jarak dan waktu tentunya ada orang yg mirip. Bisa jadi karena mereka memiliki gen dan inti element yg mirip. Contohnya saja api dan magma. Atau debu dan tanah.

Tapi semua itu hanya asumsi ku saja. Diluar dari itu adalah kuasa tuhan yg maha esa.

#

Tak jauh dari rumah kontrak jendela kaca. Aku melihat kai bermain sendiri.

Kupikir ini sudah jam berapa. Apakah dia lolos dari penjagaan istriku.

Suasana yg lumayan gelap diluar selepas isya.

Aku sengaja pulang lebih awal karena niat hati ingin bermain dengan kai dirumah.

Motor kuhentikan karena aku takut kai mengejar ku. Dengan berjalan kaki aku menghampiri kai.

Sepintas aku melihat seorang bocil sekitar 3 tahun mengintip dari balik dinding dapur dibelakang sana.

Wajahnya putih pucat dan tanpa baju.

"Kai , kenapa diluar . Mamak mana?

" Main main diluar ada itu."

Tunjuk kai kearah anak hantu yg kulihat tadi.

Kai berbicara lancar diusia 2 tahun saat ini.
Tanggap sekali.

Kenapa warga senja masih menampakkan diri disini. Bukannya mereka sudah berkata janji. Ucapku sendiri didalam hati memikirkan hal itu.

" Kai. Lihat papa ya. Kalau ada yg ganggu harus dipukul."

Aku sedikit berjongkok dengan bertumpu pada satu kaki terlipat ditanah. Untuk mensejajarkan dengan tinggi kai.

Kebetulan anak hantu itu bergerak seperti bayangan kearah kai .

Dengan cepat aku menangkap bahunya.

Sosoknya seperti terperangah tidak percaya.

Mataku sedikit melebar dan menyeringai jahat seperti iblis.

Sosok itu semakin gemetar.

Niat ingin pamer kandas sudah karena aku berhasil mencengkram bahunya.

Kepalan tangan kananku yg tertarik mundur.

Lalu...
Bammmm...

Aku terlalu berlebihan memukul tepat di wajah bocil pucatnya itu.

Hatiku tertawa jahat sudah. Rasakan itu.

Dia pikir aku bisa tertipu dengan kepala botak berwujud anak anak. Usianya saja menurut perkiraan ku sudah cukup lama.

Sosok itu mental jauh kearah semak semak. Dekat tepian hutan.

Aku berdiri lalu menggendong kai.

" Nah, kek gitu kalau ada hantu. Jgn takut . Tinju saja."

"Kalau gak ditembak " sambungku lagi.

Aku meyakinkan kai. Dengan membelikannya pistol pistolan sebelumnya.

" he'em."

Kai hanya menjawab dengan menggumam dan sedikit mengangguk.

Kai masih memperhatikan kearah mana sosok itu mentalnya.

Terlihat sosok itu bangkit dan pergi seperti bayangan. Sepertinya dia akan kapok disini.

Dan saat memegangnya tadi aku tau dia bukan dari warga senja.

Melainkan hanya hantu hantu biasa yg bermukim diarea hutan.

Omong kosong jika mereka tidak bisa disentuh. Jangan pernah terdoktrin oleh film film jaman dulu.

Energi mereka bila berdekatan dengan manusia akan perlahan redup . Bahkan ilmu sihir akan tertekan kerna mereka tau aura manusia ini predator yg mengerikan.

Kecuali mereka ada mengikat janji dengan manusia. Tidak masalah sihirnya sebagian hilang karena sihir itu akan kembali seiring dengan memakan ikatan janji.

Aku tidak pernah takut akan hal itu atau semacamnya. Karena imanku pada tuhan yg maha adil.

#

DREAM STORY 6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang