16. Liburan

5.3K 152 42
                                    

Haripun berlalu dan Habib Zaidan telah pulih dari sakitnya, kini mereka merencanakan liburan kesalah satu daerah di jawa barat.

Saat ini mereka dan yang lainnya tengah mempersiapkan keperluan apa saja yang akan mereka bawa. Setelah selesai mereka memasukkan barang bawaan mereka kedalam mobil.

Keesokan harinya mereka berangkat menuju jakarta terlebih dahulu, selama perjalanan didalam mobil tidak pernah hening, ada saja guyonan yang membuat mereka tertawa.

Sedangkan Zhia tengah tertidur dengan kepala yang bersandar pada kaca jendela, karena posisi Habib Zaidan yang membelakangi Zhia.

Sampai seketia mobil tersebut melintasi barisan polisi tidur yang membuat bentukan sedikit keras antara kepala Zhia dengan jendela.

"Aduhh" suara ringisan Zhia terdengar sambil memegangi jidatnya yang membuat Habib Zaidan menoleh.

"Ya Allah Zhia, kamu gak apa apa kan Sayang, mana yang sakit bilang sama Mas" pekikan keras Habib Zaidan mampu mengundang yang lain menghampirinya.

"Zhia kamu kenapa sayang" tanya Mamah dengan nada khawatirnya.

"Kejedot jendela Mah, tapi gak apa apa kok Mah" balas Zhia berusaha meyakinkan Mamah agar tidak khawatir padanya.

"Ya Allah kamu gimana sih Dan bisa bisanya istrinya gak dijagain sampe kejedot gitu" kata Mamah sambil menyubit bahu sang anak.

"Zaidan gak tau kalo Zhia tidur mah" kata Habib Zaidan sambil berusaha menghindar dari cubitan sang Mamah.

Mendengar jawaban dari sang anak membuat Mamah menjadi tambah gemas untuk mencubiti Habib Zaidan.

"Ampun Mah ampun, udah toh Mah. Anak Maamah tuh aku atau Zhia sih, berasa aku anak tiri Mamah tuh Mah" mendengar kata Habib Zaidan tersebut sukses membuat semua tertawa termasuk Zhia.

"Susah yah Mah, kasihan suami Zhia kesakitan" pinta Zhia pada Mamah sambil menahan tawanya.

Cubitan Mamahpun berhenti dan berkata.

"Karna Zhia yang minta, kalo engga Mamah kamu masih dapet cubitan manis dari Mamah"

"Yaudah kalo Mamah kedeoan lagi yah sayang, kalo kenapa napa kamu ke Mamah aja" kata Mamah dan berlalu menuju kursinya lagi.

"Sakit yah Mas" tanya Zhia dengan wajah sedihnya.

"Engga kok Sayang, masa gini aja sakit sih. Maskan kuat" kata Habub Zaidan sambil menunjukkan kedua lengannya seperti binaragawan.

"Iya Zhia percaya Mas" kata Zhia sambil terkekeh.

Perjalananpun masih berlanjut, sekarang mobilpun hening karena semua sedang beristirahat. Setalah menempuh waktu beberapa jam mereka beristirahan direst area untuk mengisi perut, sholat ataupun yang lain.

Merekapun melanjutkan perjalanan mereka, setelah menempuh beberapa jam akhirnya mereka sampai dikediaman Abi dan Mamah yang berada dijakarta untuk beristirahat.

Tapi tidak dengan Habib Zaidan dan Zhia, mereka tengah berapa diruang TV dengan badan yang bersandar pada sofa dan kepala Zhia yang berapa pada bahu sang suami.

Keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan menuju daerah puncak, disana mereka telah menyewa salah satu villa dengan pemandangan yang asri.

Sesampainya divilla mereka merapihkan barang bawaannya menuju kamar yang telah dibagi.

Setelah itu para laki laki berkumpul dihalaman depan villa, sedangkan para perempuan sedang berkutat didapur untuk makan mereka.

Setelah selesai dengan masakan, mereka membaha hidangan tersebut ke halaman depan untuk makan bersama sama.

Setelah makan para perempuan membersihkan alat bekas makan mereka dan kembali berkumpul. Setelahnya mereka melakukan permainan, dan terdengar gelak tawa dari mereka.

********

Bab ini belum sempet aku edit nama Habibnya.

Aku mau minta saran sama kalian buat nama pengganti Habib Zaidan. Jujur aku kurang sreg kalo diganti karna alurnya udah aku pikirin gimana gimananya 😭

Tapi demi kebaikan semuanya aku akan coba walau nanti kurang dapet feelnya ☺️

Oh iya btw aku udah kirim Dm ke Habib sama Mamah, kalo boleh aku mau minta tolong sama kalian buat mention Mamah buat baca Dm aku. Terima kasih sebelumnya 😊

Dinikahi Habib Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang