64. Bangun

2.1K 91 23
                                    

Mas Zaidan PoV

Seandainya hari ini saya tidak mengajak Zhia keluar dan pergi ke taman semua tidak akan terjadi seperti ini.

Seandainya saya tidak mencari cincin yang jatuh Zhia tidak mungkin akan berbaring lemah seperti ini dan anak kedua saya tidak akan lahir secepat ini.

Setiap hari saya selalu berada disamping Zhia, berharap saya menjadi orang pertama yang dia lihat saat terbangun nanti. Tapi sampai saat ini dia masih nyaman dengan tidur panjangnya.

Zoura selalu menanyakan kenapa Ummanya belum terbangun juga sampai kini.

"Dan, kamu istirahat dulu yah. Jangan sampai kamu juga ikutan sakit. Biar Zhia Bunda sama Mamah yang jaga" Bunda dan Mamah selalu membujuk agar saya beristirahat, tapi tidak saya turuti.

Saya tetap pada pendirian saya menunggu istri saya sadar dan tersenyum pada saya dan yang lain.

Sambil menggenggam tangannya saya mengajaknya berbicara. "Sayang kamu tau gak, kata Muna sekarang Zoura tidurnya mau sendiri aja. Katanya, sekarang aku udah jadi mbak. Walaupun katanya 5 menit kemudian masuk kekamar Muna" Tak terasa air mata saya terjun bebas tanpa henti.

Ternyata sesakit ini ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi walaupun kita masih bisa memandang dan juga menyentuhnya.

"Oh iya sayang, kemarin Baby Boy kita udah boleh pulang loh, dan sekarang Abi, Ayah, Bang Faqih, Anis, sama Rafa lagi jagain dia. Kalo udah nangis mereka panggil Mbak Tuti"

"Sayang, kamu gak mau bangun. Kamu gak kangen sama Mas gitu, gak kangen sama Zou,Baby Boy, sama yang lain"

"Ada ada aja yah mereka, oh iya sampai sekarang Baby Boy belum Mas kasih nama, Mas mau yang tau pertama nama Baby Boy itu kamu"

Author PoV

Sampai kini Mas Zaidan masih terus disisi Zhia sambil mengelus punggung tangan Zhia dengan ibu jarinya.

"Kamu kapan bangun sayang, Mas kangen banget sama kamu" setelah berucap seperti itu tangis Mas Zaidan kembali pecah, dengan menelungkupkan kepalanya pada tangan Zhia.

Bunda dan Mamah yang melihat Mas Zaidan menangis, ikut menangis juga karena mereka merasakan apa yang Mas Zaidan rasakan.

Mamah dan Bunda berjalan menghampiri Mas Zaidan lalu memeluknya. Saling memberikan kekuatan untuk menghadapi cobaan yang mereka alami.

Hingga mereka dikagetkan dengan suara EKG dan menanpilkan garis lurus yang membuat mereka panik. Bunda langsung menekan tombol untuk memanggil Dokter dan perawat.

Dokter dan perawatpun datang dengan tergesa gesa, mereka langsung mengecek keadaan Zhia dan juga alat EKG. Dokter dan perawat saling bertatapan dengan wajah sedih.

"Hari Jum'at, pukul 10.35 ibu Zhia dinyatakan sudah tidak ada. Saya dan yang lain turut berduka cita atas meninggalnya Ibu Zhia. Semoga keluarga yang ditunggalkan diberikan ketabahan" kata Dokter memberitahu keadaan Zhia saat ini.

"SAYANG, KAMU GAK MUNGKIN TINGGALIN MAS KAN SAYANG"

"Engga, engga mungkin. Jangan tinggalin Mas dan anak anak sayang. Kamu gak kasian sama Zou dan Zayyan sayang. Ayo bangun sayang kita liat perkembangan mereka sama sama"

Mas Zaidan menangis sejadi jadinya sambil terus berusaha membangunkan Zhia. Tangannya selalu menciumi tangan Zhia yang dingin.

Mamah dan bunda menelfon orang rumah dan saudara mereka mengabarkan bahwa Zhia sudah tidak ada dan mereka memutuskan langsung menuju rumah Mas Zaidan.

"Kamu gak boleh tinggalin Mas sayang" lirih Mas Zaida.

Petugas dari kamar jenazahpun datang untuk membawa Zhia, Mas Zaidan masih terus mengikuti petugas yang membawa Zhia.

Setelah semua beres, mereka membawa jasad Zhia kerumah untuk untuk dikafani, disholatkan dan juga di kebumikan.

Saat sampai rumah, yang lain menangis histeris melihat jasad Zhia. Zoura yang belum mengerti apa apa hanya menatap heran kenapa semua menangis.

Saat jasad Zhia sudah dikafani, Zoura bertanya pada Muna kenapa sang Umma ditutupi, Muna hanya terdiam mendengar pertanyaan sang keponakan.

Hingga akhirnya jasad Zhia dikebumikan, semua tidak bisa menahan tangisannya melepas kepergian Zhia yang begitu cepat.

"Baba, napa Umma ditutupin anah Baba"

"Umma udah gak bisa sama kita lagi sayang, sekarang Umma sudah bahagia sama Allah"

"Napa bagicu Baba, Umma gak cayang cama Zou yah"

"Umma selalu sayang sama Zou. Tapi, Allah lebih sayang sama Umma, kalo Zou sudah besar Baba akan kasih tau Zou. Yang terpenting sekarang Zou harus selalu doain Umma yah sayang"

"Iya Baba"

Mas Zaidanpun menggendong Zoura dan pergi meninggalkan pemakama Zhia.

Apa yang telah diciptakan oleh Allah, pasti akan kembali lagi pada Allah. Kita hanya bisa berencana tapi Allah yang menentukan.


~SELESAI~











































































































"Sayang, jangan tunggalin Mas sayang. Mas gak bisa tanpa kamu" racau Mas Zaidan. Zhia yang mendengar itu langsung membangunkan Mas Zaidan.

"Mas, Mas Zaidan. Bangun Mas, udah mau maghrib" Zhia mengusap kepala Mas Zaidan agar terbangun.

Mas Zaidanpun membuka matanya dengan cepat dan melihat kearaj Zhia. Mas Zaidan langsung memeluk erat Zhia.

"Sayang kamu gak jadi tinggalin Mas kan sayang"

"Mm Mas, bisa lepasin dulu gak. Aku gak bisa nafas"

Mendengar itu, Mas Zaidan langsung melepaskan pelukannya tapi sekarang Mas Zaidan menggemggam tangan Zhia.

"Kamu mimpi buruk yah Mah, sampai keringetan gini" kata Zhia sambil mengelap keringat yang bercucuran dikening Mas Zaidan.

"Iya sayang, dan itu mimpi terburuk yang Mas alami"

"Ya habisnya tumben Mas habis sholat Ashar langsung tidur. Biasanya Mas paling anti loh"

"Iya sayang Mas juga gak tau kenapa sampai bisa ketiduran"

"Oh iya sayang, Zou sama Zayyan dimana" tanya Mas Zaidan

"Zayyan? Zayyan siapa Mas"

"Anak kedua kita sayang, namanya Zayyan"

"Ngaco kamu Mas, orang aku belum lahiran. Nih liat, perut aku masih buncit gini" kata Zhia sambil mengusap perut buncitnya.

Mas Zaidan melihat kearah perut Zhia, dan benar saja perutnya masih buncit. Mas Zidan mengusap wajahnya dan tersenyum kuda pada Zhia.

"Yaudah kita ke Zoura aja, dari tadi Zou nanyain Babanya"

"Ayo sayang"

Mereka berduapun pergi meninggaljan kamar mereka dan berjalan menuju ruang keluarga, dimana Zoura kini tengah bermain bersama dengan Mjna dan juga Syeima.


*********

Maaf yah kemarin kemarin gak up

Pasti lagi pada sibuk liat livenya Madan yah 😂













Dinikahi Habib Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang