Bab 98

47 7 0
                                    

Beri Penghargaan Kepada Penerjemah dengan klik tanda ⭐ Sebelum Membaca! Terimakasih.

"Kapak ini akan mengenai tenggorokanmu!"

Apakah ini caraku dan leher Cedric dipotong?

'Kalau saja aku punya senjataku......'

Dan itu adalah momen berikutnya.

Cedric mengangkat tangannya. Berpura-pura pingsan, Cedric mengambil salah satu kepala tengkorak hitam di altar dan melemparkannya ke pria berkapak itu.

"Ahh!"

Tengkorak itu menyentuh tangan pria bertopeng burung beo.

Pria bertopeng burung beo. Pria yang telah menculikku sejauh ini berteriak dan menghindari tangannya. Seolah-olah dia telah menyentuh sesuatu yang kotor.

Aku dengan jelas melihat lateks hitam di tangan pria itu.

Bugh.

Kapak jatuh ke lantai.

'Eh?'

Saat aku mendengar suara itu, aku merasa aneh.

'Baru saja. Apa?'

Setelah beberapa saat, tubuhku ditarik.

Plak.

Cedric menampar pipiku.

"Putri! Bangun!"

Secara naluriah aku meraih tangan yang ada di depanku. Dan aku mengejar Cedric.

"Tangkap!

"Jangan biarkan mereka lari!"

Suara tumpul dari sesuatu yang pecah.

Suara gila terdengar.

"Aku tidak bisa melihat dengan baik."

Seolah melihat melalui tirai berkabut, mataku terus bergetar. Bersandar di tangan Cedric, aku tersandung dan lari.

"Lorong ventilasi! Ayo ke sana!"

Aku bergumam.

Cedric, yang menaiki tangga, mendengarku dan mendorong dirinya ke lorong sempit di depannya.

Aku mendengar orang-orang mengejar kami.

Cedric juga berusia 15 tahun, jadi tubuhnya masih belum dewasa. Itu cukup ruang bagiku. Nyaris kami keluar melalui lubang ventilasi.

Angin dingin menerpa pipiku. Cedric dan aku hanya mengenakan pakaian kain tipis.

"Ssst, lewat sini, Putri."

Cedric berbisik.

"Mataku terus terlihat aneh."

Mengandalkan penglihatanku yang goyah, aku berjalan memegang tangan Cedric.

"Tunggu sebentar, Cedric!"

Aku menangis sedikit Aku membalikkan punggungku sambil berlari.

"Aku tidak bisa melihat dengan baik, lihat. Dari mana kita berasal? Kita harus ingat."

Cedric melambat sejenak. Lalu dia bergumam dengan suara tak percaya.

"Kita......."

Angin membelai lembut pipiku.

"Kurasa itu dekat kastil Duke selatan. Aku bisa melihat kastil duke melalui hutan. Sepertinya dari sebuah bangunan tepat di seberang hutan."

Kemudian......Salah satu bangunan tambahan di hutan yang melekat pada Kadipaten?

Bocil Detektif Dan Papa Gantengnya [1] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang