Justin benar benar tidak menggerakkan pinggulnya, sudah hampir 10 menit Travis hanya terus meminta untuk mengeluarkan penisnya dari dalam lubangnya.
"Hikshh bergerakhh pakhh, lubanghh avis gatel"
Ini yang Justin tunggu, wajah sayu Travis dan suara merengek nya meminta kenikmatan.
Justin langsung bergerak sedikit cepat, penisnya sangat keras didalam sana Karna pijatan retrum panas milik Travis.
Justin menenggakkan kepalanya dan mulai bergerak cepat, Travis yang mengangkang sangat lebar membuat ia mudah untuk Bergerak
Plok
Plok
Plok
"Shh nghh ahh"
"Arghh dominan apa yang mendesah dibawah dominan lain?"
"Ahh pakhhh mhhh terushh"
Travis tidak menghiraukan ucapan guru olahraga nya, ia hanya terus mendesahh Karna titik manisnya terus menerus di tumbuk dari awal oleh penis panjang dan berurat milik Justin.
Saking panjangnya milik Justin, Justin dapat melihat tonjolan yang terus muncul di perut rata Travis setiap kali penisnya masuk.
Justin menarik penisnya hingga hampir keluar kemudian mendorongnya begitu keras hingga membuat Travis mendesahh dengan ribut.
"Ahhh ahhh ahhh pakhhh fasterhh eumhh"
"As you wish, fuckhhh"
"NGHH AHHH PAKHH LUBANGHH AVISHH SUKAHH"
Justin tersenyum miring mendengar itu, ia menundukkan badannya dan langsung mencium bibir kecil Travis dengan cepat tanpa mengurangi gerakan pinggangnya.
Sekarang Travis sudah kelas 2, nilai olahraganya sekarang sudah sangat bagus, Karna dirinya sudah tidak pernah telat dan mematuhi aturan Justin.
Semenjak hari dimana dirinya bercinta dengan gurunya itu, Travis tidak pernah lagi melawan Justin, bahkan membiarkan Justin menyentuh tubuhnya jika Justin ingin.
Apa itu terakhir kali mereka melakukan hubungan badan? Nope, itu justru awalnya, Justin yang awalnya hanya ingin membuat Travis tunduk padanya malah kecanduan dengan tubuh siswanya sendiri.
Tenang saja, Justin mengikat Travis dengan status pacaran, setelah anak itu lulus Justin akan langsung menikahinya.
Sekarang kelas Travis akan memulai mapel olahraganya, materi kali ini adalah basket, satu persatu mereka akan disuruh untuk maju mencoba apa yang sudah di praktekkan oleh Justin.
Travis mendapatkan urutan pertama untuk mencoba, Justin tersenyum senang Melihat pacar kecilnya mampu melakukan apa yang ia ajarkan Karna memang Justin sudah melatih Travis kemarin.
Setelah menyelesaikan prakteknya, Travis kembali berdiri disamping Justin yang tersenyum menatapnya.
"Kau hebat sekali sayang" bisik Justin."Nghh, tangan kakak ih" kesal Travis, tangan pacarnya itu tidak bisa diam, pasti jika ada kesempatan tangan nakal itu akan meremas remas pantatnya.
Jam istirahat.
Travis tengah menuju kantin, namun baru saja akan masuk ke kantin, mood Travis sudah jelek Karna mendengar beberapa perempuan membicarakan Justin.