"Cepat sembuh kesayangan mommy," Rose mencium pipi anak perempuan yang akan dia adopsi untuk menjadi putrinya.
Anak perempuan itu hanya tersenyum tipis merespons ucapan Rose, matanya tidak lepas dari menatap Jennie yang hanya diam saja.
"Berhenti untuk terus menatapku!" tekan Jennie dengan suara dalam menatap tajam anak perempuan itu.
"J," tegur Jisoo.
"Unnie bisa keluar, jika tidak bisa menerima keberadaanmu," usir Rose pada Jennie dengan suara dingin.
"Kau mengusir unniemu sendiri, hanya karena anak yang tidak tahu asal-usul nya ini? Yang benar saja," hardik Jennie pada Rose.
Jisoo buru-buru berdiri di tengah-tengah kedua adiknya, berjaga-jaga jika terjadi pertikaian.
"Itu penafsiran unnie sendiri. Aku mommynya mulai saat ini, sudah seharusnya aku melindungi putriku dari hal-hal buruk, termasuk dari unnie yang membencinya," teriak Rose mulai mendekatkan diri ke arah Jennie, namun di halang tubuh Jisoo.
"Aku yang membawanya ke sini. Aku yang lebih berhak untuk melakukan apa pun pada anak ini. Kau harus tahu batasan dirimu!" balas jennie tidak kalah menantang.
"Tidak, mulai saat ini. Dia adalah putriku, aku tidak peduli siapa yang lebih dulu membawanya. Dia sudah menjadi takdirku, aku mommynya. Aku tidak peduli dengan siapa dirimu, aku juga punya kuasa!" bentak Rose.
"Kau-" ucapan dan tindakan Jennie yang ingin menghampiri Rose terhenti saat mendengar suara anak perempuan itu.
"Myy," Panggil anak perempuan itu, tapi Panggilan itu bukan lagi untuk Jennie, melainkan pada Rose.
Jennie terdiam, ada rasa yang kurang di hatinya saat anak itu memanggil Rose dengan sebutan yang biasa anak itu tujukan untuk dirinya. Rose kembali duduk dan mendekatkan diri pada anak itu.
"Ne sayang," saut Rose dengan senyum manis. Rose sangat bahagia saat anak perempuan yang akan dia adopsi memanggil dirinya dengan sebutan mommy.
"Pulang, myy," ajak anak perempuan itu.
"Ne sayang. Setelah Princess pulih, kita akan pulang sayang," Rose mencium punggung tangan putrinya.
Anak perempuan itu menggelengkan kepalanya, "Pulang, myy," ulang anak itu, kali ini dengan tatapan mata sendunya. Yang melelehkan hati siapa pun yang melihatnya.
Tatapan itu, batin Jennie.
"Baiklah, kita akan pulang. Tapi, Princess harus janji terlebih dahulu dengan mommy," Rose mengelus kepala putrinya.
"Ne myy," anak perempuan itu.
"Princess harus mau di rawat di mansion nanti ya," bujuk Rose.
Tidak, jangan menerima ajakan itu, batin jennie sambil menatap mata anak perempuan yang saat ini sedang menatap mata adik bungsunya.
"Ne myy," jawab anak perempuan itu langsung setuju.
"Good girl Princess. Mommy, urus dulu sayang. Princess tidak apakan mommy tinggal sebentar bersama aunty Jisoo," Rose.
"Ne myy. Cepat tembali myy," pinta anak perempuan itu.
"Ne sayang," Rose mencium pipi anak perempuan itu dan menatap Jisoo.
"Unn, aku titip putriku sebentar. Aku akan mengurus kepulangannya terlebih dahulu," Rose.
"Ne," Jisoo langsung mengiyakan permintaan adik bungsunya.
Rose pergi meninggalkan ruang VIP itu, tanpa pamit dengan Jennie. Jisoo bernapas sedikit legah setelah kepergian Rose, setidaknya dia tidak menjadi penengah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY LOVE YOU
General FictionPerempuan cantik bermata kucing di kejutkan dengan seorang anak perempuan berusia 2 tahun yang mengganggu ketenangannya. Anak perempuan itu tiba-tiba menggenggam tangannya dan memanggilnya dengan sebutan "Myy,". Hal ini sukses membuat mata kucing it...