Dengan langkah ringan, Jennie turun dari mobil, tatapan tegasnya terarah pada Arkan yang sudah siap menunggu di samping mobil. "Terima kasih. Parkirkan mobil," ucapnya dengan suara dingin.
Arkan tersenyum ramah, mengangguk sopan sebagai balasan. "Tidak masalah, Miss. Selalu senang bisa membantu. Baik, Miss," jawabnya, suara yang penuh dengan kesetiaan pada tugasnya.
Jennie mengangkat tubuh mungil drakula kecilnya dari kursi belakang mobil dengan hati-hati, memeluknya dengan lembut. "Tidur nyenyak sayang, Mommy selalu disisi baby," bisiknya, senyum mengembang di bibirnya saat melihat wajah damai putrinya yang terlelap.
Irene mengamati momen itu dengan penuh kehangatan. "Baby pasti puas hari ini," ujarnya, suara lembutnya mencerminkan pengertian dan rasa sayang pada kesayangannya. "Bisa menghabiskan waktu berdua bersama Mommynya."
Jennie tersenyum dan mengangguk. "Ya, kami berdua benar-benar menikmati waktunya bersama, unn," katanya dengan penuh kebahagiaan. "Ayo, ke dalam unn. Baby harus lap tubuh, ganti baju, dan segera dipindahkan ke tempat tidur,"
Irene mengangguk. "Ya, ayo! Kasihan baby," jawabnya, senyum hangat terukir di wajahnya.
Saat mereka naik tangga, Irene melihat ekspresi ceria Jennie dan bertanya dengan rasa ingin tahu yang kental, "Jadi, kemana saja kalian berdua pergi tadi? Unnie bisa melihat wajah senangmu."
Jennie tersenyum lebar, mengingat kembali momen-momen indah bersama drakula kecilnya. "Perjalanan pertama kami pergi ke supermarket untuk membeli cemilan," ujarnya, suaranya penuh dengan kegembiraan. "Baby memilih ayam keju, kentang goreng, dan susu sebagai camilan favoritnya."
Irene mengangguk paham, senyumnya ikut merekah mendengar cerita itu. "Itu pasti menyenangkan."
"Hahah ... Sangat menyenangkan, unn. Unnie tidak melihat bagaimana keadaan baby. Hahah ..." ucap Jennie tertawa pelan saat mengingat tingkah absurd putrinya.
"Oh, memangnya kenapa? Ada yang aneh?" Irene penasaran.
"Nanti akan aku kirim foto baby ke unnie. Bukan aneh, tapi lebih ke unik dan lucu. Kesayangan unnie ini benar-benar tidak seperti anak-anak konglomerat. Hahah ... Dia seperti anak yang berasal dari keluarga biasa saja. Naik di stroller belanja dengan pusat nampak, perut gemoynya sudah pasti terekspos kemana-mana, wajah cemang-cemong. Hahah ... Aku sempat terpelongok beberapa waktu, karena melihat tingkah baby, unn," jelas Jennie berbagi soal putrinya.
"Oh, unnie bisa membayangkan bagaimana kerasnya dirimu harus menahan diri untuk tidak menertawakan baby bukan?" Irene mengelus pipi kesayangannya yang ada di dalam gendongan adiknya, "Happy sekali ya sayang."
"Sudah pasti harus menahan diri untuk tidak tertawa, unn. Bisa badmood baby kalau dirinya ditertawakan mommynya," jawab Jennie, "Baby happy nty," Jennie merubah suara seperti putrinya.
Katanya Irene dengan antusias. "Lalu kemana kalian pergi setelah itu?"
Jennie menjelaskan sambil terus memanjat anak tangga dengan hati-hati, "Setelah itu, kami pergi ke pantai. Baby sangat senang membuat istana pasir dan bermain air laut. Baby begitu bahagia. Baby bahkan selalu tertawa lepas saat air laut mengenai sela-sela jari kakinya yang endut-endut itu unn. Kalau saja aku tidak bisa menahan diri, sudah pasti pipi baby terdapat bekas gigitanku, unn. Ugh ... Baby sangat menggemaskan!" seru Jennie memberikan ciuman di kepala putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY LOVE YOU
General FictionPerempuan cantik bermata kucing di kejutkan dengan seorang anak perempuan berusia 2 tahun yang mengganggu ketenangannya. Anak perempuan itu tiba-tiba menggenggam tangannya dan memanggilnya dengan sebutan "Myy,". Hal ini sukses membuat mata kucing it...