Tolong Pulang!

3.2K 462 6
                                    

Suara hujan yang lembut menggema di luar jendela bus camping, menciptakan suasana yang hangat dan akrab di dalamnya. Lily, dengan rambut pirangnya yang menggemaskan, duduk di kursi kecil, antusias menyantap pasta keju favoritnya sambil sesekali mengernyitkan hidung manisnya setiap kali mencicipi kelezatan sajian itu.

Jisoo, Rose, dan Irene, para auntynya yang ceria, tersenyum melihat kegembiraan Lily. Mereka sibuk mengupas potongan buah segar dan menuangkan susu ke dalam gelas, sambil sesekali menyeruput sop daging yang hangat. Suasana pagi yang hening diisi dengan percakapan ringan mereka, tertawa kecil, dan senyum penuh kehangatan di antara setiap suapan dan tegukan.

Lily sesekali menatap hujan yang membasahi jendela bus, tetapi kegembiraannya tak terpengaruh oleh cuaca di luar. Ia berkata dengan antusias kepada Jisoo, "Aunty, ini pacta tedu yang paling enat di dunia!"

Jisoo tersenyum lembut, "Baby benar, sayang. Ini memang spesial untuk baby dari aunty's."

Sementara itu, Rose sibuk memberi Irene potongan buah yang segar. "Unn, coba buah stroberi ini. Rasanya sangat manis!" ujarnya ceria.

Irene mengangguk sambil tersenyum, "Terima kasih, Rose. Majja buah ini sangat manis."

Mereka menikmati momen sederhana itu dengan penuh kebahagiaan, melupakan hujan di luar yang terus mengguyur, karena hangatnya kebersamaan mereka di dalam bus camping menjadi pelipur lara yang sempurna di pagi yang mendung.

"Di luar hujan, apa kita akan lanjut ke peternakan kuda?" Jisoo membuka obrolan setelah mereka selesai makan dan merilekskan perut terlebih dahulu sebelum bergegas untuk mandi.

"Aunty cudah dandi!" saut Lily yang takut kunjungan ke peternakan kuda akan batal.

"Ne sayang. Kita akan tetap ke sana. Semoga hujan lekas berhenti, supaya nanti di sana bisa menunggangi kuda," jawab Irene sambil mengelus pipi Lily yang berada di atas pangkuan Rose.

"Aunty hanya bertanya by. Kenapa sensi sekali saat berbicara dengan aunty, hem? Berapa banyak dosa yang aunty miliki pada baby?" tanya Jisoo.

Lily menatap sengit aunty bibir lovenya itu.

"Banyat, campai cangat culit di hitung. Aunty butan beltanya cada, tapi memiliti matcud untut membataltan!" jawab balita perempuan itu dengan sengit.

Irene dan Rose menghelang napas, mereka sudah terbiasa dengan perdebatan 2 perempuan cantik yang beda usia ini.

"Untung sayang, by," ucap Jisoo yang tidak ingin memperpanjang keributan.

"Madda, untung baby tidat cayang aunty," ledek Lily.

"By waktunya mandi, ingin mandi dengan siapa?" tanya Rose.

"Aunty Chu," jawab Lily.

Rose langsung memberikan tubuh mungil itu pada Jisoo untuk segera dieksekusi mandi. Jisoo langsung pergi ke kamar mandi dengan Lily.

Rose dan Irene bergeleng-geleng kepala melihat tingkah 2 perempuan cantik yang beda usia itu.

"Baru beberapa waktu lalu bertengkar dan sekarang sudah seperti bestie," ledek Irene.

"Yah, seperti itulah baby dan Jisoo unnie, unn. Selalu bertengkar tapi merindukan dan membutuhkan satu sama lain," saut Rose.

***
Siang menyapa dengan gemerlap cahaya yang membelai wajah, mengungkapkan rahasia alam yang tersembunyi di balik kabut tipis. Suara gemuruh langkah kuda yang perkasa menyapa kedamaian pagi, seiring dengan aroma khas jerami yang menyelinap dalam setiap hela nafas. Pemandangan ladang hijau yang menggoda, mengundang kuda-kuda perkasa berlarian di antara rimbunnya rerumputan.

MOMMY LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang