Mencari Ketenangan Bukan Menambah Masalah

19K 938 15
                                    

Perempuan berkata kucing sedang duduk di bawah pohon, menikmati setiap suara ramai di tempat umum dengan angin yang menerpa wajahnya. Menutup kedua mata indahnya, melupakan sejenak permasalahan hidupnya. Ke damaiannya tidak bertahan lama karena tiba-tiba ada tangan mungil yang menyentuh punggung tangannya, bahkan tangan itu sudah menggenggam beberapa jemarinya.

Hal itu sontak membuat perempuan bermata kucing membuka mata dan menolah ke arah pelaku yang menggangu ke damaiannya.

Kesan pertama yang perempuan bermata kucing itu lihat adalah anak perempuan yang menatap dirinya dengan senyum indah. Senyum indah di wajah dan mata yang membawa ketenangan untuk siapapun yang menatapnya.

"Myy," 1 kata yang keluar dari mulut anak perempuan itu, membuat perempuan bermata kucing mengernyitkan dahinya.

Myy? Mommy? Yang benar saja, usiaku bahkan baru 20 tahun dan aku sudah di panggil dengan hal itu. Apa wajahku terlalu tua, batin perempuan bermata kucing.

"Ah, maaf adik manis. Tapi aku bukan mommy mu, kamu salah orang dan dimana orang tuamu?" tanya perempuan bermata kucing dengan lembut.

Anak perempuan itu menggelengkan kepala dan masuk ke dalam sela-sela kedua kaki perempuan bermata kucing, "Myy," ulang anak perempuan itu.

"Oh, miane. Aku bukan mommy mu adik manis. Kamu ke sini dengan siapa?" Perempuan bermata kucing kembali mengulang pertanyaan.

Anak perempuan itu lagi-lagi menggelengkan kepalanya dan menatap mata perempuan bermata kucing dengan tatapan sendu, "Myy, ndong. Hauc," pinta anak perempuan itu yang masih terus memanggil perempuan bermata kucing dengan sebutan mommy.

"Hah?" perempuan bermata kucing kebingungan dengan ucapan anak perempuan yang sedang berada di antara kedua kakinya. Pasalnya anak itu berbicara dengan artikulasi yang tidak jelas.

"Hiksss ,,, hiksss ,,, hauc myy," anak perempuan itu sudah menangis dan menenggelamkan wajahnya di paha perempuan bermata kucing itu.

"Yakh, jangan menangis. Aku bukan mommy mu, dimana orang tuamu," perempuan bermata kucing itu tidak sengaja menaikan nada suaranya, hingga saat itu juga dia dan anak perempuan yang menangis menjadi pusat perhatian orang-orang di Taman.

"Uwaahhhh ,,, uwaahhhh ,,," tangis anak perempuan itu semakin menjadi-jadi.

"Astaga, anak jaman sekarang. Masih muda sudah memiliki anak," ucap salah satu wanita berusia sekitar 40 tahunan.

"Hei nak, jangan pandai membuatnya saja tapi tidak pandai merawatnya," tegur salah satu wanita berusia 40 tahunan dengan perempuan bermata kucing.

Hal itu sukses membuat perempuan bermata kucing membulat sempurna. Dia tidak terima dengan ucapan yang lontarkan 2 wanita berusia 40 tahunan itu.

"Yakh, ajumma jaga ucapan kalian. Aku belum menikah-" ucapan perempuan bermata kucing itu di potong dengan wanita berusia 40 tahunan.

"Astaga, benar-benar gila anak jaman sekarang. Belum menikah tapi sudah memiliki anak lebih dulu. Astaga, jauhkan anak-anak ku dari pergaulan bebas di jaman sekarang, Tuhan," ujar wanita berusia 40 tahunan.

"Aamiin, semoga anak-anak kita terhindar dari pergaulan bebas seperti ini. Urus anakmu, kasihan dia menangis. Jangan pandai membuatnya saja," cercah wanita berusia 40 tahun.

Setelah mengatakan itu 2 wanita berusia 40 tahunan itu pergi menjauh dari perempuan bermata kucing dan anak perempuan itu.

"Hiksss ,,, hiksss ,,," tangis anak perempuan itu.

"Yakh, astaga semua ini gara-gara kau!" perempuan bermata kucing itu berdiri, mengabaikan anak perempuan yang sudah terduduk di tanah dengan suara tangisnya yang lirih.

MOMMY LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang