Hallo, Dadda!

4.2K 460 61
                                    

"Mommy ..." panggil drakula kecil pada mommynya yang sedang menonton film.

Fokus Jennie seketika teralihkan pada sang putri yang memanggil dirinya, "Apa, Sayang? Butuh sesuatu?" tanyanya dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fokus Jennie seketika teralihkan pada sang putri yang memanggil dirinya, "Apa, Sayang? Butuh sesuatu?" tanyanya dengan lembut.

"Tolong temani baby pip!" pinta si kecil yang ingin buang air kecil.

Klik ...

Klik ...

Jennie melepas seat belt dia dan putrinya, lalu menggendong drakula kecil untuk menuju ke toilet. Sebelum itu dia lebih dulu pamit pada unnienya, Irene.

"Unn, kami ke toilet dulu. Baby ingin pip," ujar Jennie sambil menggendong drakula kecilnya.

Irene menoleh dan menganggukkan kepala, "Ya, segera kembali."

Jennie dan drakula kecil pergi menuju toilet. Irene menatap punggung adiknya yang perlahan mulai menghilang.

"Dia mommy dari balita tadi?" tanya seorang ibu yang seusia Eomma Irene.

Irene menoleh dan tersenyum, "Ya, dia mommy muda dari balita perempuan tadi."

"Sangat muda, tapi memperlakukan putrinya dengan begitu baik. Dari tadi saya memperhatikan mereka dan bertanya-tanya apa benar adikmu adalah mommy dari balita perempuan itu. Karena melihat adikmu sepertinya masih sangat muda. Dan ternyata dia benar-benar mommy dari balita perempuan itu. Adikmu sangat dewasa, lembut, sabar, dan penyayang pada putrinya. Adikmu tiada henti-hentinya terus memperhatikan dan memastikan putrinya aman dan baik-baik saja," ucap Ibu itu memuji Jennie.

Irene menganggukkan kepala, setuju dengan ucapan ibu di samping dirinya yang memuji adiknya, "Ya, dia memang masih sangat muda untuk memiliki anak. Tapi usia bukanlah masalah untuk dijadikan alasan menelantarkan anak. Mommy muda ataupun mommy matang, itu tidak akan berlaku ketika sudah harus bertanggung jawab dengan anak mereka. Dia sebenarnya bukanlah orang yang lembut dan penyabar, ketika dihadapkan dengan orang lain. Dia hanya menampilkan hal itu pada putrinya saja."

Ibu itu menganggukkan kepala mendengar perkataan Irene, "Benar, tidak berlaku mommy muda dan mommy matang, ketika sudah memiliki tanggung jawab sebagai orang tua yang sudah pasti harus memenuhi kebutuhan lahir dan batin sang anak. Untuk itu saya sangat mengapresiasi adik kamu yang begitu lembut, sabar, dan menyayangi putrinya. Disaat seusianya sibuk dengan kesenangan diri sendiri."

Irene tersenyum, "Terima kasih."

Mereka lanjut mengobrol.

***

Sementara itu di dalam toilet, Jennie sedikit kesulitan membuka celana yang putri yang sudah menahan buang air kencing.

"Mommy, tolong buta celana baby. Baby cudah tidat tahan lagi, mommy!" lirih drakula kecil.

Jennie terus berusaha membuka celana sang putri, tapi ada kendala di bagian resleting celana drakula kecil, "Oh, astaga! Kenapa susah sekali. Maaf sayang, resletingnya susah dibuka."

MOMMY LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang