Wedding Day

14.4K 335 3
                                    


(Cinta Pov)
Setelah pengucapan ijab kabul pagi ini, kami akan mengadakan resepsi nanti siang.
Aku sedang ada ruang ganti baju tapi Rafa datang. Dia menghampirin ku.
"Haii istri ku"Dia mengecup kening ku, seperti ada listrik yang mengalir. Aku hanya diam membisu.
"Aku punya lingerie sexy berwarna merah buat kamu pakai malam ini" bisiknya di telinga ku.
Aku langsung mendorongny, dia tertawa geli menatap ku.
Aku merasa gugup dia melihat terus ke arah bibirku.
Dia mendekati ku.
"Bukannya kamu bilang yg boleh mencium bibir sexy mu ini suamimu, kita sudah sah menjadi suami istri"Rafa semakin mendekat aku mundur langkah demi langkah tapi high heels yg tinggi ini membuatku hampir terjatuh dan Rafa menangkap ku dan menarik ku di depannya. Dia mencium ku dengan penuh gairah dia berusaha membuka mulutku.
Aku rasa tidak salah membalas ciuman suami sendiri, aku melingkarkan tangan ku di leher nya. Dan membuka mulutku, lidahnya bermain dengan lihai dia mengemut bibir bawah ku, kalau manusia bisa tanpa bernafas mungkin ciuman maut ini akan berlangsung lama. Tapi dia tidak berhenti dia beralih keleher. Perasaan  apa ini aku belum pernah merasakan sensasi ini aku mendesah. Badan ku seketika panas, dia menggigit leher ku, sakit tapi nikmat. Tangan nya memegang payudara ku oh no ini terlalu jauh, aku mendorongnya dgn kuat, entah kenapa sepertinya dia bisa dengan mudah terjatuh ku buat.
"Kamu kenapa sayang?" tanyaknya kesakitan
Aku merasa bersalah, "maaf" aku membantunya berdiri,
"Kita sudah waktunya keluar "bohong ku
"Kalau seperti ini lebih baik tidak ada pesta" ungkapnya
Aku tersenyum,  dengan kilat aku menyentuh kan bibir ku dgn bibirnya dgn cepat.
Dia kaget. "kamu ingin memulainya"godanya merangkul ku.
Aku rasa sudah saatnya aku mencintai pria yg jadi suami ku ini, walau aku ga tau dia mencintai ku jg atau tidak batin ku
"kita bsa melanjutkan nya nanti malam" goda ku sedikit nakal

Tante Ria mendatangi ku dan rafa. Tante Ria memanggil Rafa karena teman-temannya ingin bertemu dgn rafa.
Aku tersenyum kpd tante ria, tapi ada yang aneh Tante Ria seperti tdk ingin menatapku.
Rafa menarik ku mengenalkan aku kepada temannya.
Aku hanya senyam senyum tdk jelas kepada semua orang.

Rafa merangkul pinggang ku sekali-kali dia menggoda ku dengan membisikan "Pasti lebih nikmat didalam mu dari pada disini" aku seketika menegang. Uhh Mesum sekali Pria ini.

Jika ada teman pria menatap ku dgn kagum. Rafa akan mencium pipiku. Dasar cowo aneh.

Aku melihat Mama dan Tante Ria eh Mama Ria sedang gelisah.
"Raf, aku mau jumpai teman ku dulu ya" pamit ku meninggalkan Rafa dan teman nya
Aku curiga dgn perubahan tatapan Tante Ria pd ku dari tadi dia seakan takut memandang ku
saat Mama melambaikan tangan ke arah Tante Ria,Tante Ria  lalu pergi aku mengikuti dari belakang tp aku langsung bersembunyi, susah bermain petak umpet dgn gaun ini.

Apaaaa jantung ku seakan tertusuk mendengar percakapan Mama dgn Tante Ria..
Aku berdiri Mama dan Tante Ria kaget melihat ku. Aku menangis memandang kedua wanita ini percaya atau tidak kepada mereka. Aku melihat kertas yang di genggam mama.
Mama menatapku dengan wajah yg penuh rasa bersalah

(RAFA Pov)
Kemana dia, kenapa tidak ada di kerumunan orang-orang ini. Aku melihat ke arah alisha dan gebora tidak ada cinta diantara mereka.
Perasaan ku tidak enak, apa dia baik-baik saja.
"maaaf buat seluruh tamu undangan, yang ingin berjumpa dengan mempelai wanita.Saat ini tidak dizinkan dikarenakan mempelai wanita tidak enak badan, sekian pemberitahuan" ucap wanita itu diatas panggung itu. Membuat jantung berdetal tidak karuan. Apa yang terjadi dengan istri ku. Sakit apa dia? aku segera mencarinya, Mama Lisa mendatangi ku dan mengajak ku kesebuah ruangan.
Aku melihat wanita ku sedang duduk menangis tersedu-sedu, apa yang terjadi aku melihat kearah Papa yang menatap ku dengan raut wajah tidak bersahabat. Aku pun mengubah arah pandang ke Papa iwan yang duduk berhadapan dengan cinta. Mama ku terlihat menangis.
Aku berjalan mendekatin Cinta pelan-pelan. Aku pun berlutut di depannya, menyapu air mata di pipinya.
Dia masih menangis..
"Kenapa kamu bisa sejahat ini pada ku? "dia terisak seperti banyak sekali yang ada di dadanya sehingga sulit sekali dia berkata.
"Apa maksudmu?" aku berusaha tetap tenang.
Cinta langsung berdiri dia menunjukkan sebuah amplop putih, yang aku sudah tau arah bicara ini.
"Bagaimana bisa kamu menyembunyikan hal ini dan malah mengubah suratnya HAH"Bentak Cinta matanya membulat tangannya mencekram erat lengan ku.
"Itu impian ku, aku sudah lama berkeinginan kuliah disana. aku sudah berusaha keras selama ini. apa kamu tau perjuangan ku selama ini?" isakan tangisan nya terdengar jelas .
"Tidak cinta, jgn salahkan Rafa. Papa juga salah menyarankan hal itu pada rafa" Papa iwan menenangkan cinta, papa iwan membela ku.
Padahal aku lah yang memiliki ide untuk seperti itu.

Papa mengundangku ke rumah. Papa menunggu di ruang kerjanya. Aku duduk di kursi dihadapannya Papa.
Papa mengeluarkan sebuah amplop putih."Apa ini pa? "tanyaku bingung sambil membuka amplop.
Aku kaget saat melihatnya, cinta lulus, bagaimana ini.
"Apa yang akan kamu lakukan? apa kamu mau menikah 3 tahun lagi? atau kami mau tetap menikah bulan depan?" Papa mengajukan banyak pertanyaan yang membuatku pusing 7 keliling.
"Aku akan mencari cara agar kami tetap menikah bulan depan" kata ku tegas.
" Bagaimana? karena apapun yang terjadi dia tidak akan peduli yang penting dia lulus dan dia kuliah" jelas Papa iwan.
"kalau begitu buat dia tidak lulus"jawab ku singkat

Aku tidak pernah menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi.
"Karena aku ingin tetap menikah dengan mu, tidak boleh di tunda tapi boleh di percepat"ku raih tangannya. Dia menepis tangan ku dan berjalan mundur menjauhi.  Rasanya sangat sesak melihat gadisku seperti ini.
Ada yang mengikat jantung ku makanya jantungku berdetak tidak karuan.
Air mata itu terus mengalir tidak terbendung dari mata indah dan mempesonanya.
Dia menggigit bibirnya berusaha menahan suara tangisnya. Oh noo jangan sakitin bibir manis itu, hanya aku yang boleh menggigit nya.
Kenapa jadinya seperti ini. Aku hanya ingin dia menjadi istri ku, sekarang menjadi milik ku.

Orangtua kami hanya diam membisu Mama Lisa mengelus bahu Cinta.
Papa ku membuka mulut "Kalian harus membicarakan ini berdua"Papa melihat kearah Papa Iwan.
Mama Ria mengangguk tanda setuju.
kedua orangtua kami pergi meninggalkan kami berdua.

Aku tidak mengerti bagaimana mengatasi nya, bagaimana menenangkannya mengembalikan senyum indahnya.
Maaf Maaf Maafkan aku batinku.

****
Jangan Lupa Like dan Comment Ya

LOVE IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang