Mereka adalah Segalanya

16.7K 233 5
                                    

CINTA POV
Aku sangat bersyukur karena Allah telah memberi ku kesempatan untuk bersama keluarga kecil ku. Bersama kedua laki-laki yang sekarang menjadi roda kehidupan ku. Aku pernah berjanji jika tuhan memberi ku kesempatan untuk bersama putraku maka aku akan menjadi ibu yang baik. Aku sudah cuti dari kuliah untuk merawat revan aku berniat mengurus revan sendiri. Jantung hatiku, kadang aku merasa sangat egois melupakan rafa dan lebih mengutamakan revan. Tapi sungguh tidak ada niat sedikit pun memperlakukan rafa seperti itu.

Alhamdulillah rafa adalah suami dan ayah yang sangat pengertian. Aku menyadari bahwa semua yang telah di tentukan Allah adalah yang terbaik buat Hambanya, karena aku merasa berada disisi rafa dan revan sungguh luar biasa bahagianya. Mendapatkan suami tampannya tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata, perhatian dan pengertian yang luar biasa, kaya juga hehehe. Plus bocah tampan yang menggemaskan.
Terima Kasih nikmat Mu Ya Allah.

Pagi ini aku berencana menyiapkan pakaian suami ku tercinta. Karena sudah lama aku tidak menyiapkan pakaiannya. Aku menyadari kesalahan ku ini tapi rafa sedikitpun tidak pernah memarahi atau bahkan menegurku.

Aku tersenyum melihat wajah dua laki-laki tampan yang sedang tidur nyenyak saat ini. Aku harus segera bangun sebelum revan bangun, bisa-bisa aku tidak dapat menyiapkan perlengkapan rafa.

Aku mengeluarkan pakaian yang akan rafa kenakan hari ini. Dan aku langsung menuju kedapur untuk memasakkan sarapan buat rafa.

"Pagi nyonya"sapa mia
"Hai mia" senyum ku
"Nyonya ingin membuat sarapan buat tuan?" Tanyak mia
"Iya mia. Berhenti memanggilku nyonya jika kita hanya berdua" tegur ku.
Mia hanya tersenyum
"Nyonya terlihat lelah"
"Mungkin karena aku belum terbiasa mengurus revan sendiri"
"Nyonya harus jaga kesehatan. Hem nyonya semalam ada telepon dari seorang wanita mencari tuan rafa"
"Wanita?" Aku menghentikan aktivitas memotong ku.
"Iya tapi saya bilang tuan sudah tidur."jelas mia
"Siapa dia?"
"Hem katanya dia klien tuan. Dan dia bilang pada tuan rafa kalau dia akan berkunjung ke rumah malam ini untuk makan malam bersama"
Aku terdiam mendengar perkataan mia.
Ada perasaan tidak suka dalam diri ku mendengar hal itu. Tenang cinta hanya klien hanya klien.

"Pagi sayang" sebuah tangan sudah mendarat di pinggang ku.
"Maaf saya permisi nyonya tuan"mia langsung pergi meninggalkan ku bersama dengan rafa.
Cup
Sebuah kecupan mendarat di pipi ku.
"Kamu ngapain pagi-pagi di dapur?"
"Masak lah rafa. Masa mau nari" jawab ku ketus.
Dia hanya terkekeh mendengar perkataan ku.
"Mandi. Setelah itu kita sarapan bareng. Jika revan bangun aku tidak dapat mengurusmu" ucap ku
"Okey siap laksanakan istriku tercinta" rafa menaruh tangannya di kepala emang aku bendera di hormati gitu.
"Eh tapi cium dulu. Mana morning kissnya kangen loh morning kiss nya" rafa memeluk ku lagi.
Cup aku mencium singkat pipinya.
"Kok pipi" Ya Allah kenapa suami ku jadi seperti bocah tidak di kasi permen wajahnya.
Aku mendaratkan bibir ku di bibirnya rafa menahan kepala ku dengan tangannya. Oh aku lupa lagi gosok gigi. Aku berusaha melepaskan diri dari rafa. Tapi rafa makin menciumku makin dalam. Aku pun jadi membalas dan menikmatinya.

Rafa menghentikannya.
"Aku belum gosok gigi" ucapku menunduk malu.
"Tidak apa-apa bibirmu tetap manis"
Cup rafa mendaratkan ciuman singkat ke bibir.
"Pergi mandi" aku mendorong rafa keluar dari dapur

Aku sudah menaruh sarapan di meja makan.
Aku menuju kamar rafa.
Aku melihat putra ku masih tertidur lelap.
Rafa keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk melilit di pinggang.
"Hai sayang" dia mendekat. Oh rafa kamu semakin sexy.
"Pakaian sana. Nanti kamu sakit"
"Wajah kamu kok merah gitu" goda rafa. Apa kah nampak aku malu.
"Rafa. Revan lagi tidur. Jangan mengganggu"
"Okay okay okay." Rafa menarik ku kepelukannya.
"Boleh dong kalau dapat kiss"
"Raf tadi kan udah"
"Belum. Belum puas"
"Kamu kapan sih puasnya" beteku
"Tubuh kamu ini membuat aku kecanduan sayang" rafa mencium leherku dan menjilatnya.
Oh no. Rafa pasti sengaja memancing ku. Nanti aku bisa lepas kendali apalagi kami sudah lama tidak melakukannya.
"Raf"aku mendorong tubuh rafa menjauh.
"Berhenti melakukannya atau kamu tidak akan dapat jatah kiss dari ku" ancamku.
Rafa cemberut oh sungguh ingin ku abadikan dengan foto ekspresi suami ku ini.

LOVE IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang