"What? Are you kidding me, Zayn?" Suara dan ekspresi shock Harry membuat rasa bersalahku semakin bertambah. Ini baru Harry. Bagaimana dengan yang lain?
"Ma-maafkan aku, Haz" ucapku, lirih.
Bruk! "KATAKAN PADAKU INI HANYA BERCANDA!" suara Harry semakin meninggi disertai dengan kedua telapak tangannya yang mendarat sempurnah di permukaan meja.
"Ada keributan apa, mate? Jangan katakan kalau kalian bertengkar. Itu bukanlah kita" Liam tiba-tiba membuka pintu kamarku. Ada juga Niall dan Louis yang mengikut di belakangnya.
Aku menatap Harry yang begitu terlihat frustasi. Dia bahkan mengusap pelipisnya sambil berjalan mendekati sebuah cermin besar dan...
Bruk! Prang!!!
Semua dibuat hancur olehnya. Kaca dan beberapa vas bunga hias dia hancurkan dengan tangan kanannya dan tangan kirinya meremas rambutnya. Dia telihat sangat kacau. Kacau karena keputusan gilaku.
"Ada apa sebenarnya, Zayn?" Liam memegang kedua bahuku. Sementara Niall dan Louis menenangkan Harry yang terlihat sangat marah dan frustasi.
"A-aku akan berhenti dari One Direction" ucapku sambil menundukkan kepala.
"WHAT??" sahut Louis dan Niall yang kurasa mendengarkan apa yang baru saja aku katakan.
Aku menoleh ke arah Liam yang masih memegang bahuku. Seketika tangannya melepaskanku dan berjalan mundur menjauhiku. Dia terlihat sangat terkejut. Beberapa kali dia menggelengkan kepalanya dan kemudian memilih memalingkan wajahnya ke luar jendela sambil melipat kedua tangannya di dada dan bersandar pada dinding.
"Apa yang kau pikirkan, mate?" Niall berjalan mendekat ke arahku.
"Aku tahu aku sangat bodoh me—"
"YA, ZAYN. KAU SANGAT BODOH"
Bruk!
Harry menendang semua yang ada di depannya. Sementara Louis masih mencoba menenangkan Harry yang terlihat semakin marah. Wajahnyapun sangat merah dan tak henti-hentinya dia mengucapkan kata-kata kasar.
"Tapi kenapa, Zayn? Apa ini karena—"
"Ya. Aku akan menikahi Perrie dalam waktu dekat ini" ucapku, memotong ucapan Liam yang sudah aku tahu apa maksudnya.
"Apa karena alasan bodoh itu kau meninggalkan kami?" Kini Louis membuka suara yang kurasa dia telah berhasil membuat Harry tenang. Terlihat dari Harry yang mencoba me-rilekskan tubuhnya di sofa sambil mengusap pelipisnya.
"Jangan katakan itu adalah alasan bodoh, Lou. Pernikahan adalah hal suci" ucapku sambil menatapnya dengan tatapan tajam.
"Tapi, keluar dari One Direction adalah tindakan bodoh" ucap Louis.
"Biarkan saja dia dengan keputusan bodohnya itu" itu kalimat yang keluar dari mulut Harry sebelum dia keluar dari kamarku, lalu membanting pintu dengan sangat keras.
Louis membalas tatapanku dengan tatapan tajam dan mengikuti Harry, keluar dari kamarku. Tak lupa dia membanting pintu dengan sangat keras.
"Zayn..." Niall berlari ke arahku dan memelukku dengan erat. Pun aku membalas pelukannya.
"Kau akan meninggalkanku, huh? Kau jahat, Zayn" ucap Niall yang masih dalam pelukanku.
"Yeah, Ni. Aku memang jahat" ucapku, lalu melepaskan pelukan kami. Terlihat mata Niall yang mencoba menahan airmatanya. Namun, ternyata tidak bisa dia tahan. Pun airmatanya mulai jatuh dan dia kembali memelukku.
Tiba-tiba Liam mendekat ke arah kami berdua dan ikut memelukku. "aku sangat sedih dengan keputusanmu. Bisa dibilang aku sangat kecewa. Tapi, Ini pilihanmu, mate"
=>>
Hiks hiks hiks!
Maaf yah kalau ini absurd banget. Aku tahu itu haha... Mood aku ancur banget pas nulis ini. Kayak pengen nangis aja;(
Ini masih mau dibaca lanjutannya? Kalau mau, aku lanjut next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Guys! (Zayn Malik FanFic)
FanfictionKeputusan yang besar ada di tanganku. Dan kurasa inilah jalanku... I'm Sorry Guys! I'm Sorry Boys-One Direction! I'm Sorry Directioners!