Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Membuat semua siswa bersiap pulang. Begitu juga Kai, Taehyun, Jay dan Jake. Keempatnya mengemasi buku dan akhirnya berjalan bersama ke parkiran. Ketika melewati lorong kelas, Kai terlihat terdiam.
"Kenapa lo Kai?" Tanya Jake.
"Gue lupa gue harus nemenin Asahi sama Yedam ke toko buku. Gue duluan ya." Kai langsung berlari menjauh.
"Heh! Gue gimana?"
Kai kembali dan menyerahkan kunci motor pada Jake, "Pake ae motor gue. Ntar tinggal di tempat Taehyun"
"Tapi gue gak bisa-"
"Byee" Tapi sebelum selesai dengan perkataannya, justru Kai menghilang dari pandangan mereka.
"SCOOPY WARNA ITEM ADA TULISAN NAMA GUE!" Teriak Kai memperingatkan Jake.
"Hyun, lo gimana?" Tanya Jake yang terlihat putus asa.
"Em.. gue udah bawa motor sendiri, dan gue bakal nganter Beomgyu dulu baru pulang."
"Yah.. berarti motor si Kai gimana?" Jake memainkan motor milik temannya itu.
"Barang Jay. Lo bisa pake motor kan Jay?"
Jay mengerutkan keningnya bingung, "Lo tau gue bisa pake motor darimana?"
Terlihat Taehyun gelagapan, "Em..itu gue tanya sama lo. Bisa kan?"
Yang ditanya menggaruk kepalanya tidak gatal, "Bisa sih. Cuman gue gak sejago itu."
"Yang penting lo bisa kan?" Jay mengangguk.
"Nah kalian berdua pake tuh motor. Ntar gue sherelock kerumah gue. Dah gue ke kelas Beomgyu dulu."
Kini tersisa Jay dan Jake yang ada di lorong kelas itu. Dengan cepat pria Shim itu menyerahkan kunci motor bergantung beruang pada Jay. Mereka berjalan dan melihat motor yang sudah dibertau Kai tadi.
"Ini bener yang ini?" Ragu Jay.
"Iya ck. Scoopy item terus tuh, ada stiker nama. 'Hueningkai tamvan'."
"Yaudah cepet naik eh gue mundurin duluan."
Jake menghantarkan kakinya kesal dan setelah mengundurkan motor tersebut akhirnya Jake menaikinya. Menghidupkan mesin dengan biasa dan mulai menjalankan motor tersebut. Jake merapalkan segala doa dan sesekali memukul pundak Jay karena pria Park itu membawa motor dengan goyah.
"Lo serius bisa?" Mereka tidak menggunakan helm, jadi tidak perlu berteriak.
"Bisa."
"Tapi eh eh awas!"
Dugh
"Apa gue bilang babi?"
"Sorii gak keliatan."
Setelah kejadian polisi tidur itu Jay memelankan motornya dan berhenti ketika lampu menjadi merah. Jake mengedarkan pandangannya dan melihat pria yang sepertinya ia kenal ada di belakang mereka. Selisih beberapa meter dari mereka.
Lampu berubah menjadi hijau dan Jay mengegas motornya sontak saja Jake yang belum siap hampir terjungkal kebelakang, "Anjir!"
"Makannya fokus kedepan!" Kata Jay dengan tidak santai.
"Itu buat lo. Eh cepetan dikit napa."
Jay mencepatkan motor tersebut. Tapi terlalu cepat sehingga Jake langsung memeluknya dari belakang. Dan ketika tangan itu tertaut didepan perutnya, ia mengerem mendadak. Untung hanya ada beberapa dan jarak antara motornya dengan milik yang lain tidak terlalu dekat. Jadi tidak ada kecelakaan.
"Lo mau gue mati muda?"
"Elo yang nyuruh gue cepet."
"Ya ngotak! Gak secepat lo lagi balapan."
"Gue gak pernah ikut balapan!"
"Udah udah, cepet kerumah Taehyun. Udah ke share?"
Jay diam, "Belum."
"Ck, mana hp lo. Sini gue arahin."
Jay akhirnya mengeluarkan handphonenya dan menyerahkannya pada Jake yang langsung bertanya apa sandinya, "Kesandi."
"Elo."
Jake terkejut, "Ha? Gue?"
"Hooh."
Dengan sedikit tergugup Jake mengisinya dengan namanya 'Jake'. Tapi salah.
"Bukan gue."
"Njir, elonya yang salah."
Jake memasukkan kata 'Shim Jaeyun' tapi salah. Ia memasukan 'Jaeyun' juga salah. Dan berakhir menunggu 30 detik.
"Apa sih sandinya?"
"Elo!"
"Gak bisa kebuka Jay! Tadi gue masukin Jake, Jaeyun, Shim Jaeyun tapi tetep gak bisa."
Jay menolehkan kepalanya kesamping namun ia bisa melihat wajah kesal Jake, "Anjing."
"LO NGATAIN GUE?"
"Itu sandinya Jake." Pelan Jay dan Jake mencoba memasukan kata itu.
Berhasil terbuka.
Jake memandang datar pria didepannya, "Babi lo!"
Jay sendiri menggelengkan kepalanya sabar. Kemudian Jake mulai membacakan peta online itu menuju rumah Taehyun.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOY [end.]
Fanfiction[FOLLOW DULU BARU BACA] Apa yang pertama kalian pikirkan saat melihat seseorang memiliki Little space Syndrom? Risih? Kasian? Acuh? Banyaknya takdir yang menuliskan seorang subsmive memiliki syndrom tersebut dan mendapat dukungan dari sang dominan...