Jake melangkah kakinya dengan cepat, "Pa, Jake berangkat ya."
"Jake, gak sara— ya udah."
Sebelum Hoseok menyelesaikan perkataannya, Jake lebih dulu berjalan keluar rumah. Ia memasuki pekarangan rumah sang teman dan melihat Sunghoon tengah memakai sepatunya.
"Hoon, ayo!"
"Bentar. Lo gak lihat gue lagi apaan?"
"Pake sepatu, ya kali jualan sayuran."
Sunghoon mengangguk, "Pinter."
Kemudian ia berdiri dan berteriak pada orang di rumah, "Sunghoon berangkat!"
Terbalas oleh Taehyung, "Oke Son! Hati hati."
"Yoi Yah."
Kemudian Sunghoon menaiki motornya dan Jake duduk di jok penumpang. Mereka mengendarai dengan kecepatan sedang di pagi yang cerah. Ketika sampai di perempatan terdekat justru Sunghoon berhenti disebuah market.
"Apaan lo? Telat ntar."
"Bentar, gue gak kenyang sarapan."
"Gue aja belom sarapan."
Sunghoon mengangguk, "Lo mau roti sama susu?"
"Duit lo kan?"
Sunghoon mengangguk, "Iya iya."
Jake berujar, "Sip. Gue mau rotinya empat sama susunya juga empat ukuran jumbo ya."
"Dibaikin malah ngelunjak."
"Sesekali donk."
***
Motor sudah terparkir rapi dan kini keduanya berjalan menuju kelas masing- masing. Jake melihat temannya(?) tengah berjalan merenung ke kelas. Ia ingin bertanya ada apa tapi ia menjadi ragu ketika mengingat kejadian kemarin.
Maka Jake langsung bergerak memasuki kelas dengan cepat. Duduk di mejanya sembari memakan roti dan meminum sekotak susu rasa cokelat.
"Jay lo gapapa?"
Jay duduk di kursinya dan menjawab pertanyaan dari Taehyun, "Biasa."
Kai mendekat, "Eh sori kemarin gue gak ngikut kerja kelompok."
"Ye, kebiasaan lo sih itu."
"Sebagai gantinya, gue bakal traktir kalian pada steak."
Taehyun bersemangat, "Sip sih ini orang."
"Nanti sore pada bisa?"
"Gue sih gas."
Jay terdiam sebentar, "Okelah "
Ketiganya memandang Jake yang sebenarnya memandang Jay sejak tadi. Jake tersentak ketika tatapannya terbalas. Kemudian ia mengambil buku yang sempat terlepas dari genggamannya.
"Jake.. lo gapapa?" Tanya pasti Kai.
"Gapapa." Lirihnya dan membaca bukunya lagi.
"Lo.. serius gapapa?" Tanya kedua kalinya oleh Kai.
"Iya, emang kenapa?" Kesal Jake karena ia justru berdebar melihat Jay yang memandangnya.
Taehyun dengan datar menjawab, "Lo bisa baca kalo buku lo kebalik?"
"Eh?"
Jake segera membalik bukunya yang terbalik, 'Sialan! Babi! Anjing! Gue malu! Papa tolong anakmu ini.'
"Jake?"
"Hm?" Sontak saja panggilan dari Jay ia menoleh.
"Lo ada waktu ntar sore?"
Jantung Jake berdebar tidak karuan, 'Jangan sampe doi ngajak gue ngedate.'
"Emang kenapa?"
"Jawab aja. Ada waktu ntar sore?"
'Kan benar. Gue harus jawab apaan tolong.'
Jake ragu menjawab, "Ada. Kenapa?"
Jay dengan enteng menjawab, "Kai mau traktir kita makan steak. Lo ada waktu kan ntar sore?"
"Ohh.. ada kok."
'Jangan berharap!'
Taehyun berkata, "Ntar gue tunggu di restorannya langsung."
Kai menyaut, "Gue juga."
"Oke." Jay dan Jake berkata bersamaan.
Jay memperhatikan lagi bukunya. Berbeda dengan Jake yang berusaha mengontrol detakan jantungnya. Semakin lama melihat Jay semakin debaran itu terasa.
***
Jay mengambil minuman isotonik di lemari pendingin dan meminumnya sembari berjalan. Tanpa tau ada Jake yang siap mengejutkannya.
"Minum tuh sambil duduk."
"Uhuk." Jay tersedak air yang ia minum.
"Karma tuh!"
'Jay, lo gapapa kan? Sori'
Jake berperang batin.
"Anjir lo. Kenapa muncul tetiba? Kayak tukang parkir di market"
Jake dengan senyuman usilnya menjawab, "Gapapa sih. Eh, ntar lo ke restorannya gimana?"
"Supir."
"Gak mau sama gue?"
"Ha?"
Jake merutuki dirinya yang asal berbicara, "Maksudnya... lo... e... lo gak mau bareng gue kesana?"
Jay memasang wajah bertanya, "Kenapa gue harus mau?"
Jake dengan ragu menjawab, "E... ngirit bensin?"
Kemudian ia berkata lantang, "Iya! Bener. Gue bareng lo aja ya? Ngirit bensin."
Melihat Jay yang memandangnya aneh membuatnya berfikiran aneh juga. Lantas sebuah anggukan mengakhiri perbincangan mereka dilorong kelas itu.
"Bagus Jake. Gue bangga sama lo." Gumamnya pada dirinya sendiri.
***
"Dan jika pada jarak 20 cm. Kita bisa mengetahui jatuh bayangan benda itu dengan..."
Penjelasan dari guru Ilmu Pengetahuan itu membuat Jake bosan. Ia sudah mahir matematika dan IPA seperti Jerome. Jadi tidak perlu lagi pelajaran IPA seperti ini.
Lantas ia meletakkan kepalanya di atas meja sembari melihat ke jendela. Kemudian ia melihat cermin yang ada di atas mejanya. Mengarahkan bayangan itu pada seseorang dibelakangnya.
Wali kelas baru saja mengumumkan bahwa posisi duduk akan diubah. Dan kini Kai, Taehyun, Jake, dan Jay ada pada satu garis. Dan ternyata tempat duduk Jay sangat nyaman.
Ia memperhatikan pria itu yang tak lain adalah Jay. Dan ketika pandangan mereka bertemu.
"Jake Shim! Silahkan membersihkan Lab 3 sepulang sekolah nanti!"
Bersambung♡
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOY [end.]
Fanfiction[FOLLOW DULU BARU BACA] Apa yang pertama kalian pikirkan saat melihat seseorang memiliki Little space Syndrom? Risih? Kasian? Acuh? Banyaknya takdir yang menuliskan seorang subsmive memiliki syndrom tersebut dan mendapat dukungan dari sang dominan...