BABY BOY :: 21

548 39 7
                                    

Jake menunggu dan menghitung waktu yang terus melaju. Hingga di pukul 12, ada seseorang yang masuk. Orang itu adalah seorang pria yang baru saja bertemu dengannya kemarin. Akan tetapi, ia merindukannya.

"Gimana keadaan lo?"

Jake menoleh, "Baik, Jay."

Ya, orang itu adalah Jay. Jay yang baru saja datang duduk di kursi yang sudah tersedia. M
Ia meletakkan seranjang buah dan ada yoghurt juga.

"Lo tau darimana kalo gue disini?"

"Jadi tadi Sunghoon maen ke rumah gue. Ngomong kalo lo lagi disini."

"Terus kenapa lo kesini?"

"Salah? Kalo lo gak—"

"Eh eh temenin gue aja ya? Tuh bocah kesini ntar jam 3," ujar Jake meminta pada Jay.

Jay yang tadinya hendak pergi kini duduk kembali, "Yaudah."

Jake kembali bertanya, "Berarti sekarang adek lo sama Sunghoon?"

"Hm. Tadi mereka bilang mau pergi."

Jake kembali mengangguk dan keadaan hening sekarang. Yang satu tidak tau membahas apa dan yang satunya ragu untuk mengeluarkan suaranya.

Jake bertanya, "Tapi gue heran. Kenapa lo kesini?"

Jay terdiam dan mengingat sesuatu, "Gue bilang kalo gue bakal ada buat lo kan? Entah itu disaat lo up or down. Gue bakal nemenin lo."

Jake mengalihkan pandangannya asal tidak melihat senyuman itu, "Ohh. Makasih."

"Sama-sama."

Keadaan yang sama terjadi lagi.

Kali ini Jay yang bertanya, "Lo bakal lama dirawat?"

"Kata dokter tadi sih, tunggu gue stabil baru bisa pulang. Kenapa? Kangen banget sama gue ya?" goda Jake.

"Nggak. Gue cuman mau tanya tentang tugas sablon yang bakal dilakuin tiga hari lagi."

'Anjir pake diingetin segala',

Jake mencoba mengalihkan pandangan, "Oh, bukannya itu lo sama Taehyun doank?"

"Gak. Taehyun udah sama Kai. Gue sama lo. Tugasnya diatur buat 2 orang kalo lo gak tau."

'Mampus'

"Ohh yaudah gue ngikut aja."

Jay mengangguk. Tas kecil yang ia bawa ia buka. Jay mengambil sebuah ponsel dan membuka aplikasi edit gambar. Ia menyerahkan sebuah hasil editan pada Jake.

"Menurut lo gimana?"

Jake menerima ponsel itu. Melihatnya dan menggesernya tanpa merubah pola, "Bagus juga sih. Tapi ditengah harus ada tulisannya kan?"

"Hm bener."

"Pake tulisan apaan?"

Jay terdiam sebentar, "Karya sablon ini buatan kita kan? Gimana kalo tulisannya... Jayke?"

"Jayke?"

"Hm. Jay sama Jake."

Jake sebenarnya setuju tapi, "Kok aneh?"

"Emang lo punya usulan?" Yang ditanya menggeleng.

"Yaudah pake itu. Lo juga gak perlu khawatir. Lo fokus sehat baru ntar pikirin ini."

"Aneh aja. Lo bukan orang serajin itu tapi..."

Jay melihat Jake yang tengah memandangnya. Bahkan kedua netra itu tidak berkedip seakan mencari sebuah ketulusan dan mendapatkannya. Yang  tersadar lebih dulu adalah si pria Shim.

"E.. em.. ya" Lirihnya.

Jay mengangguk meski ia tidak tau apa yang dibicarakan, "Gue nunggu sampe Sunghoon dateng?"

"Ha? Oh.. terserah."

"Yasudah gue tungguin doi da—"

Sebuah suara terpotong, "Jake lo—"

Sunghoon datang tanpa mengetuk pintu. Ketika pintu itu terbuka, ia melihat kedua yang sedang dalam masa damai. Ia meringis, menyadari bahwa bukan waktunya ia datang.

"E.. gue ke kantin dulu ya. Jay tolong jaga ni bocah."

Setelah pintu tertutup dan Jungwon yang tadinya berada di belakang Sunghoon bertanya, "Kok gak jadi masuk?"

"Mereka lagi pdkt an Won. Jake suka sama Jay, tapi dia diem aja. Berharap kakakmu itu peka."

"Um?"

"Kita ke kantin yuk."

"Oh?"

"Jadi biarin mereka berdua aja."

Pembicaraan itu terdengar oleh Jay dan Jake. Keduanya sekarang justru gugup, merasakan aura tidak enak Jay berdeham ringan.

"Jadi.. maksud Sunghoon—"

"Gak. Itu bohong," perkataan Jay terpotong cepat, siapa lagi jika bukan Jake pelakunya.

"Oh, jadi itu bohong?" Jahil Jay.

Jake yang masih dalam posisi tertidur segera menoleh dengan tatapan tajamnya, "Iya. Sunghoon emang tukang bohong. Jangan percaya."

"Tapi... "

Jake was was.

"Kalo gue juga suka sama lo.. gimana?"














Bersambung♡

BABY BOY [end.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang