"Ketemu?" Jungwon menggeleng.
Keduanya kembali masuk ke ruang tamu. Mengedarkan pandangannya dan Sunghoon melihat ada sesuatu yang ganjal. Ia mendekati pintu dan membukanya perlahan, "Anjir."
Jungwon mengintip, "Kak..."
"Shut biarin mereka. Ntar juga keluar sendiri," bisik Sunghoon lalu menutup pintu ruangan yang tidak terpakai itu.
Di dalam sana, Jake membuka mata setelah semenit tertidur. Ia melepaskan pelukannya pada sang kekasih dan berhati-hati berdiri. Ia mencoba membuka pintu lalu mendobraknya dan berhasil, pintu itu terbuka.
"Untung bisa dibuka."
Kemudian ia bersimpuh didekat Jay, "Jay."
"Hum?"
"Bangun, udah bisa dibuka pintunya."
"Ha? Bentar," Jay masih bergumam.
"Aku siapin makan malam mau?" Jay mengangguk lemas.
Jake berjalan keluar ruangan. Ia menuju dapur mulai memasak. Baru saja ia akan menyiapkan nasi untuk dibuat nasi goreng, ia terpikir sesuatu. Dengan tergesa ia mengambil handphone dan menelfon seseorang.
"Hoon."
"Paan?"
"Lo dimana? Terus adik ipar gue?"
"Hilih adik ipar. Gue sama Jungwon makan ayam geprek didepan SD."
"Anjir. Gue mau buat nasgor, lo mau ga?"
"Gak. Lo sama suami lo aja."
"Oke."
Telefon tertutup lalu Jake menjadi seorang pria yang sedikit pintar memasak. Tangannya cekatan dan benar dalam mengambil bumbu. Saat menggoreng tiba-tiba ada sesuatu yang melingkar diperutnya.
"Sayang," Jay memanggilnya dengan manja.
"Awas, aku lagi masak."
"Aku haus."
Jake menunjuk sebotol air mineral dengan dagunya, "Itu ada minum.."
"Bukan haus itu," suara Jay membuat Jake merinding.
"Lalu apa?"
"Haus.. mau minum air dari kamu."
Tangan Jay dipastikan memerah sekarang. Pria Park itu segera melepaskan pelukannya sedangkan Jake sendiri mematikan kompor dan membalikan badannya.
"Apa tadi? Coba bilang lagi."
Jay dengan mengelus punggung tangannya menjawab, "Minum air dari kamu."
"Ihhh, kamu kenapa jorok sih?"
"Jorok apa sayang? Orang bener aku mau minum air dari kamu."
Jake menaikan nada bicaranya, "Kalau mau sex nunggu nikah!"
Jay mengerutkan keningnya tidak paham, "Kamu tolong pegangin gelas buat aku minum, harus nunggu kita nikah?"
Seketika Jake terdiam, "Maksud?"
Jay menghela nafas panjang, "Aku cuman mau manja ke kamu. Aku mau kamu megangin gelas yang buat aku minum."
Kemudian menggerutu, "Kenapa justru nampar tangan aku?"
Si Sim yang merasa bersalah akhirnya mendekat dan memegang kedua tangan Jay, "Maaf."
Jay diam.
"Aku kira kamu.. em.. kamu bicarain hal kotor."
Jake berujar, "Tangannya masih sakit ya? Mau aku obatin?"
"Gak perlu sayang. Aku gapapa. Kita makan yuk."
Ajak Jay dan justru membuat Jake semakin merasa bersalah, "Jay."
Pemilik nama yang sedang mengambil nasi goreng terhenti, "Kenapa?"
Jake memeluknya dari belakang, "Maaf ya. Tangan kamu jadi merah."
"Its oke sayang. Ntar juga sembuh kok."
"Sama aja ih..."
Dengan masih berpelukan, Jay meletakkan dua piring di meja makan. Saat duduk, Jake duduk disampingnya. Mereka berdoa dan mulai memakan nasi goreng yang dibuat Jake.
"Shhh..."
Jake gelagapan, "Kenapa? Tangannya sakit?"
Jake mengelus tangan Jay. Yang diperlakukan justru tersenyum lembut. Jake mencium punggung tangannya. Kemudian mengambil sesendok nasi dan menyodorkannya di depan mulut Jay.
"Aku suapin ya?" Tawar Jake yang membuat Jay tersenyum gemas.
Makan malam yang romantis meski bukan nuansa romantis. Hanya dengan dua orang dan satu perasaan. Malam itu adalah malam terindah mereka.
Aku tarik ucapan ku.
Karena aku yakin, hari seperti ini akan terulang kembali. Entah kapan tapi hari itu ada.
'Lo lucu banget Jake, please, nikah sama gue ya..'
Lalu Jay kembali membatin, 'Hmm asin sih...'
Bersambung♡
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOY [end.]
Fanfiction[FOLLOW DULU BARU BACA] Apa yang pertama kalian pikirkan saat melihat seseorang memiliki Little space Syndrom? Risih? Kasian? Acuh? Banyaknya takdir yang menuliskan seorang subsmive memiliki syndrom tersebut dan mendapat dukungan dari sang dominan...