BABY BOY :: 34

329 21 0
                                    

Tiga bulan kemudian~

Jake dengan sabar menunggu hasil yang akan dikatakan oleh psikolog yang biasa menangani temannya- Sunghoon. Akhir - akhir ini Sunghoon memang tidak mengalami masa little jadi mereka memutuskan untuk memeriksa kondisi anak tunggal tersebut. Hanya mereka, karena kedua orang tua Sunghoon akan pulang seminggu lagi, sedangkan Hoseok memiliki urusan.

"Em... Hoon, lo sembuh ya?"

Sunghoon terdiam, "Keknya."

"Moga aja. Biar kematian penculik lo itu nggak sia-sia amat."

Pria disampingnya terkekeh, "Gila doa lo Jake."

Johnny yang menjadi sang pskilog keluar dari ruangan tersebut, "Hasilnya udah keluar."

"Hasilnya apaan om?" Tanya Jake sopan.

Johnny menyerahkan kertas dalam amplop dan Sunghoon langsung mengambilnya, "Wih dapet duit nih kita om?"

'Ndas mu jempalek,' batin sang dokter.

"Itu hasil lab gitu goblok!" Bisik si Sim.

"Ohh."

"Kasih itu ke bapak kamu ya, Taehyung bisa baja itu kok."

"Oke om!" Ujar Sunghoon dengan mantap.

***

Jake melihat sebuah mobil terparkir di depan rumahnya. Karena kepo, Sunghoon juga ikut masuk. "Loh?"

Jay mendongak, "Baru pulang?"

"Em... hai om, tante," Jake sedikit membungkuk untuk menyapa Jimin dan Yoongi.

Hoseok yang memang sejak sang anak masuk perkuliahan, memutuskan untuk menetap di Korea. Sedangkan Taehyung dan Jungkook merenggangkan pekerjaan mereka dan akan pergi ke luar negeri jika benar benar dibutuhkan saja.

"Baru pulang Jake?"

Jake mendekati ayahnya dan berbisik, "Ini ada apa ah?"

Jay mendengarnya, "Aku dengan keluarga ku ingin melempar eh.. maksudku melamar mu."

Jake berkedip dua kali, "Melamar? Nikah?"

Yoongi tersenyum tipis, "Kamu mau kan nak?"

"Em..," Jake menggantungnya.

'Maulah! Masa nolak pangeran kek Jay sih! Orang go tu the blok yang nolak jodohnya Park Jongseong.'

'Tapi gue harus jual mahal kan ye.'

"Memang... maharnya nanti apa Tante?"

Kita harus bersyukur karena Sunghoon ada di belakang Jake dan mengeplak kepala sang sahabat lalu berbisik, "Goblok lo!"

Yoongi menjawab, "Memang apa yang kau inginkan?"

Jake tersenyum lebar bak anak anjing, "Beneran Tante?"

"Ya," jawab singkat Jimin dan Yoongi bersaman.

"Jake mau rumah kayak Pak Lee di drakor yang cowok 40 tahun itu terus mobilnya yang kayak punya member BTS, nanti pakaiannya merk ternama!"

Jay tersenyum kecil, "Aku akan memberikannya untukmu."

"Wahh? Bener?"

"Iya, tapi kau harus menikah denganku."

Jake sontak berdiri dan mendekati kekasihnya, "Sekarang juga mau kok!"

***

Keluarga Park itu sudah pulang. Jay langsung menuju ke kamar sang adik. Jungwon tidak ikut acara melamar itu  karena Yoongi melarangnya.

"Jungwon."

"Hum?"

"Boleh aku masuk?"

"Masuk aja Kak, pintunya gak dikunci kok."

Jay masuk dan duduk di tepi kasur, "Masih berapa mapel belajarnya?"

"Dua lagi abis itu mau bobok. Oh ya, Kak seongie tadi lamarannya gimana?"

"Maksudnya? Gak gimana gimana donk. Mau gimana?"

"Kak Jake nerima kan?"

"Hum, tentu," jawab Jay penuh percaya diri.

"Wahh berarti beberapa bulan lagi donk?"

"Huum, pas kamu selesai ulangan dan naik kelas 12," Jay mengusak rambut sang adik, "Belajar yang pinter ya!"

***

Mereka menunggu di depan ruangan ICU. Saling menggenggam tangan dan berdoa untuk keselamatan seseorang didalam sana. Suasana penuh ketegangan mengingat tiba-tiba saja Jay yang sedang mengurus perlengkapan kuliahnya dipanggil oleh sang adik untuk ke rumah sakit. Sang adik hanya mengatakan bahwa terjadi sesuatu pada ibu mereka.

Beberapa saat kemudian seorang dokter keluar dari ruangan tersebut, Jimin bertanya, "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?"

"Maaf tapi karena obat depresi itu, salah satu ginjalnya bermasalah. Kami harus melakukan operasi agar kerusakan didalam ginjalnya tidak menyebar. Ia tidak bisa hidup dengan satu ginjal. Jadi tolong, cari donor ginjal secepatnya," setelahnya dokter itu berlalu dan meninggalkan keheningan diantara ketiga pria tersebut.

Seseorang sempat berpikir gila hingga akhirnya ia berlari. Menuju sebuah ruangan X-ray.

Orang itu langsung menemui dokter yang sama, "Dokter..."

Sang dokter mendengarkannya sampai akhir, "Untuk ibuku.. tolong donorkan ginjal ku saja."

***

















Bersambung

BABY BOY [end.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang