'Damn'
"Gue sayang sama lo Jake," pemilik nama terdiam.
"Gue cinta sama lo Jake," lagi, lawan bicaranya diam.
"Gue gak tau pastinya kapan. Tapi jujur, lo buat gue nyaman. Lo selalu ada buat gue dikala gue sedih. Dan karena keusilan lo, gue jadi bisa ketawa."
"Gue yang dulunya jarang senyum, tapi entah lo percaya atau nggak. Semenjak ketemu elo, bibir gue ngelukisin senyum. Entah itu buat siapapun dan terlepas dari masalah rumah. Masalah pribadi gue, lo obat penyembuh luka gue"
"..."
Jay yang tidak melihat perubahan wajah dari Jake menjadi kawatir, "Jake? Lo gapapa?"
"Gue mimpi kan?"
Jay terkekeh gemas ketika wajah yang sudah memerah itu menoleh padanya, "Gak. Ini bukan mimpi."
"Tapi.. gak mungkin lah lo suka sama gue. Iyakan? Gue yang gak good looking mana mungkin.. gak.. terima kasih tapi gue gak percaya."
Jay merendahkan tubuhnya dan kedua wajah itu terlalu dekat, "Butuh bukti apa biar lo percaya sama gue?" Suara berat itu membuat Jake terdiam membeku.
Kedua bibir itu bertemu dan Jay menahan untuk beberapa saat sampai akhirnya ia menjauhkan wajahnya. Jay memandang pria dibawahnya yang masih memandang kaget pada dirinya. Baru saja hendak menegakkan kembali badannya namun satu tangan Jake segera meraih tengkuk Jay dengan cepat membuat pertemuan kedua bibir itu kembali terjadi.
Jake tanpa ragu memainkan bibir pria bermarga Park tersebut. Tapi semakin lama, Jay yang mengambil alih. Membuat sebuah gigitan kecil yang sialnya Jake sangat tergoda.
"Ummm..."
Jay yang mendengar desahan tertahan itu memilih berhenti. Ia menjauhkan wajahnya perlahan dan masih pemandangan indah yang netranya lihat. Ia terkekeh halus lalu tersenyum, "Lo lucu Jake."
Jake bahkan tidak membalasnya. Hanya masih mencari ketulusan lagi. Mencari celah agar ia bisa melihat kebohongan yang mungkin saja ada. Tapi nihil.
"Hey? Lo gapapa?"
Entah kenapa pertanyaan itu seakan asing di pendengaran Jake. Perlahan air matanya mengalir dan itu membuat Jay gelagapan.
"Jake? Lo gapapa? Gue salah ya?"
"Makasih."
Jay tidak paham bahkan ketika tubuhnya harus membungkuk lagi karena Jake memeluknya. Erat dan air mata tulus dari Jake tidak berhenti.
"Ma-Makasih," ujarnya terbata.
Jay tersenyum, "Sama-sama"
Butuh beberapa waktu hingga akhirnya Jake perlahan melepaskan pelukannya. Jay yang menyadari itu duduk kembali disebuah bangku. Ia menghapus air mata yang tersisa di pipi pria yang ia sayang. Lalu tersenyum amat tampan.
"Kenapa? Mau cerita sama aku?"
Jake terkekeh pelan, "Lucu pake aku kamu."
Jay masih menanggapinya dengan senyuman, "Ada apa?"
Jake dengan tatapan tulusnya memandang Jay, "Selama ini gue- a-aku belum pernah ngerasa perasaan setulus seperti ini dari orang lain. Perasaan yang bener bener cinta dan baru denganmu, aku merasakan itu semua Jay. Makasih."
Jay mengelus rambut Jake, "Sama-sama. Aku juga baru tau, bahwa perasaan mu tulus pada aku."
Keduanya masih saling memandang dan kini kedua tangan Jake memainkan tangan Jay. Terlihat sangat berbeda dengan tangan lembutnya.
"Jadi mulai sekarang.. kita pacaran?" Tanya lirih Jake.
Jay mengangguk, "Kita sepasang kekasih mulai sekarang."
Mereka masih saling menyebar rasa bahkan tidak mengetahui bahwa Sunghoon dan Jungwon diam diam melihat interaksi mereka.
***
"Jangan pergi Jay."
"Tapi ini sudah malam, aku pulang ya?"
"Aaaa jangan!"
Wajah cemberut Jake membuat Jay gemas, "Besok sepulang sekolah aku akan kemari".
"Yaudah sekarang aku mau pulang."
"Tapi dokter tadi bilang apa ?"
Jake menunduk, "Pulangnya baru besok."
"Nah tuh pinter. Jadi sekarang istirahat lagi aja ya?"
"Tapi.. nanti kalo ketinggalan—"
Jay menyela, "Aku ajarin."
"Kalo nanti nunggak uang—"
Jay menyela lagi, "Aku bayarin"
"Nanti kalo ditanya—"
"Aku jawab."
Jake terdiam karena ia tidak memiliki alasan lain. Jay melihat lagi ke arah jam ditangannya. Jam itu menunjukkan pukul setengah sembilan.
"Aku pulang ya?" Izin lembut Jay.
Jake mendongak, "Tapi janji besok kesini?"
"Pasti."
Jake perlahan melepaskan genggaman tangannya pada tangan sang kekasih. Kemudian Jay mengecup lama kening Jake dan pamit dari ruangannya.
"Sendirian lagi gue."
Tiba tiba pintu terbuka, "Hay Jake! Bebeb Sunghoon dateng nih!"
"Sial! Geli anjing!!"
Bersambung♡
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOY [end.]
Fanfiction[FOLLOW DULU BARU BACA] Apa yang pertama kalian pikirkan saat melihat seseorang memiliki Little space Syndrom? Risih? Kasian? Acuh? Banyaknya takdir yang menuliskan seorang subsmive memiliki syndrom tersebut dan mendapat dukungan dari sang dominan...