BABY BOY :: 35

451 20 1
                                    

Sang dokter tersebut kenal dengan pria itu, "Jungwon?"

Jungwon bersimpuh dan air matanya turun secara perlahan, "Ku mohon... aku bisa hidup dengan satu ginjal. Aku tidak akan memaafkan diriku jika sesuatu terjadi pada seseorang yang aku sayang. Aku mohon dokter."

"Baiklah, ayo kita periksa kecocokannya lebih dahulu."

***

"KAU GILA JUNGWON?"

"Kak seongie..."

"Kita bisa mendapatkannya dan jangan gegabah Jungwon!" Teriakannya tidak akan membuahkan hasil.

"Tapi seminggu sama sekali tidak ada yang mendonorkan ginjalnya bukan kak?"

Kemudian ia beralih pada Jimin yang duduk di sofa ruangan tersebut, "Ayah.. kumohon ayah hanya perlu menandatangani ini dan operasi akan berjalan."

Jay menggeleng, "Jangan Ayah! Ayah percaya akan ada pendonor lain bukan?"

Jungwon berkata, "Ayah tolong tandatangani ini."

"Ayah—" perkataan Jay terpotong.

"Diamlah!"

Jimin mengambil berkas di atas meja dan merobeknya lalu membuangnya ditempat sampah. Ia mendekati Jungwon, "Kau gila Jungwon! Percayalah nak. Kita akan menemukan pendonor untuk Yoongi."

Kemudian ia memeluk Jungwon, "Semua akan baik-baik saja."

Jungwon membalasnya meski tangisannya tidak bisa dihindarkan, "Ayah..."

Tanpa mereka tahu Yoongi memang menutup mata. Tapi ia mendengar semuanya. Ia baru menyadari bahwa Jungwon sangat amat menyayanginya dan apa balasan yang si bungsu dapatkan?

***

Jake memeluk kekasihnya, "Semoga saja pendonor itu segera datang ya Jay."

"Terima kasih sayang," ujar Jay kemudian ia mengecup pipi Jake.

Jay menyamankan dirinya dipelukan sang kekasih meski keduanya sedang ada di taman rumah sakit, "Aku laper."

"Mau aku belikan sesuatu sayang?" Mereka lebih terbuka setelah sudah hampir 10 bulan berpacaran.

"Hum. Aku mau bibimbap."

Jake melepaskan pelukannya, "Tunggulah di ruangan. Aku akan membawakannya ke sana, ya."

"Maaf merepotkan."

Jake berdiri dan menepuk pelan kepala Jay, "Sana ke dalam. Aku beli 5? Kamu, aku, Jungwon, Sunghoon , sama om Jimin kan?"

"Iya."

Jay berjalan ke arah lift dan Jake berjalan ke arah kantin rumah sakit. Ia melakukan pemesanan lalu pembayaran hingga ia menyadari ada seseorang diujung sana.

"Kenapa mamah di sini?"

***

"Apa maksudmu?"

"Aku ingin kembali padamu dan ayo kita bangun kembali kehidupan ini."

"Tapi..."

Jungwon mematikan drakor yang ia tonton lalu meletakan ponselnya di atas meja dan melihat kekompakan Jimin dan Sunghoon yang bisa tidur dimana pun itu.

Cukup lama sampai ia memilih berdiri lalu duduk pada kursi sebelah brangkar Yoongi, "Bunda."

"Jungwon yakin bunda denger kan? Gimana keadaan bunda? Bunda jangan patah semangat! Kami semua yakin akan ada pendonor yang tepat nantinya."

Kemudian ia menggenggam tangan itu, "Cepet sembuh bunda."

***

"Lo mau kemana Kun?"

"Gue salah anjir."

Yuta mendekati sang teman, "Salah?"

"Bagian punya Park Yoongi itu salah. Sebenernya depresinya itu berpengaruh pada kesehatan biasa kagak sampe amputasi ginjal," ujar Kun dan bersiap memakai jas dokternya.

"Hah? Bego banget lo Kun."

Kun segera keluar ruangan dan bertemu dengan sang istri, "Kamu kok disini?"

"Nganter makanan."

"Di ruangan aku dulu aja ya, aku ada urusan," ucapnya sembari berlari.

Ketika Kun sampai di ruangan Yoongi, ia segera membuka pintu tapi tetap perlahan. Sampai di ruangan itu, ia hanya melihat Jungwon yang terjaga ditemani 3 orang yang menutup kedua mata.

Jungwon menoleh, "Om kun?"

"Tolong bangunin kedua makhluk ini ya," begitulah Kun ketika ada pada batas abnormal.

Jimin terbangun begitu juga Sunghoon. Mereka masih menetralkan kesadaran mereka. Sunghoon yang berkata akan menemani juga nyatanya tertidur.

Jimin bertanya, "Kenapa Kun?"

"Aku minta maaf. Benar benar minta maaf."

"Kenapa?"

"Kak yoongi kagak perlu dapet pendonor. Sebenarnya dia cuman ada masalah kesehatan yang gak terlalu buruk," ujar Kun dan bersiap terkena amukan dari Jimin.

Jimin berdiri, "Yoongi.. gapapa?"

Kun mengangguk, ia kenal dekat dengan Jimin, "Maaf atas kelalaian aku. Nanti sore dek Xiojun akan melakukan periksa rutin."

Setelahnya Kun pergi dari sana, tidak lupa Jimin menampar lengan Kun terlebih dahulu. Kabar tadi membuat Jimin bersyukur begitu juga Jungwon. Sedangkan Sunghoon kembali tertidur.

Jay memasuki ruangan ia sudah mendengar semuanya, "Syukurlah. Berarti kita gak perlu cari pendonor kan?"

"Kak seongie bener," setelahnya mereka bertiga berpelukan.

***

"Kamu mau kan ikut Mamah ke Perancis?"

"No," Jake menjawab dengan singkat.

"Jake..."

"I am sorry, mam. Tapi di sini, kebahagiaan Jake sudah melekat di sini."

Kemudian Jake meninggalkan sang ibu begitu saja. Jadi Ibunya datang ke rumah sakit untuk menemuinya dan mengajaknya ke Perancis?

Dan apa ibunya itu pikir ia akan setuju?

***














Bersambung

BABY BOY [end.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang