BABY BOY :: 33

340 25 0
                                    

cw//kiss

Begitu sampai di rumah Sunghoon, Jake langsung masuk begitu saja. Ia mendorong kencang pintu kamar sang teman dan terlihat Sunghoon yang menulis sesuatu pada buku catatannya. Entah apa tapi biarlah.

"Hoon."

Sunghoon membalikan tubuhnya, "Duduk Jake."

Jake perlahan duduk di tepi kasur Sunghoon, "Gue mau tanya."

"Apaan?"

"Lo... sama Jay sering ke bar?"

Sunghoon yang sedang menulis data diri menoleh, "Lo tau?"

"Jay ngasih tau gue."

"Ohh, iya gue sering ke bar sama Jay sama sepupunya," kata Sunghoon tanpa melihat pada Jake.

"Kenapa nanya? Terus lo... eh? LO NANGIS?"

Jake yang menyadari air matanya menetes langsung seketika menunduk. Sunghoon sebenarnya ingin terbahak tapi ia tahu bukan waktunya. Sunghoon beranjak duduk di samping Jake lalu memeluknya memberi kenyamanan sebagai seorang teman.

"Lo bisa cerita apapun ke gue," kata Sunghoon dengan tulus.

"Sunghoon... gue jahat."

"Kenapa? Lo bunuh semut lagi?"

"Bukan anjing," bahkan disela tangisannya, Jake bisa mengumpat.

"Terus lo kenapa?"

Sunghoon merasakan pelukannya terbalas, "Gue berantem sama Jay."

"Terus? Jahatnya lo dimana?"

"Gue... gue nuduh Jay selingkuh"

"Ohh, jadi barusan lo tanya tentang bar karena itu?" Jake mengangguk.

"Terus? Kalian putus?" Dengan mendongak Jake menggeleng ribut.

"Masa? Lo... marahin Jay mesti pake nada tinggi terus perkataan— eh iya iya maaf. Jangan nangis Jake astaga maafin gue," Tapi Jake jutsru semakin menangis.

"Lo harus minta maaf sama Jay, Jake. Lo semarah itu aja gue bisa ngeladenin, lah Jay? Gue gak tau sih. Tapi dengan lo bilang kalo kalian nggak putus, gue yakin Jay bener bener sayang sama lo."

"Gue harus minta maaf?"

"Iya babi. Lo kudu minta mangap sama Jay. Sono, pergi ke kediamannya."

Jake melonggarkan pelukannya, "Takut."

"Mau bebeb temenin?" Entah kenapa Sunghoon bisa membuat Jake tersenyum.

Jake mengangguk, "Ayo beb. Temani ayang!"

***

"Eh? Kak ayo masuk!"

Ketika Jungwon mempersilahkan keduanya untuk masuk, Jake melihat dua orang bercanda di ruang tamu. Kekasihnya dan seorang wanita yang pasti—

"Hai Minjeong!"

"Hai bayi!"

"Gue bukan bayi anjir," umpat Sunghoon.

"Hahaha, sini."

Sunghoon duduk di samping Minjeong. Kemudian seakan mengerti, Jay mengarahkan Jake agar duduk disampingnya. Jungwon mendempet pada kekasihnya. Ya, ia dengan Sunghoon official sebulan kemarin.

"Kak, ini Jake. Kekasih Jay," Jay mengenalkan Jake pada Minjeong.

"Oh gitu? Hai Jake. Kakak Minjeong."

"Hai kak," sapa Jake masih dengan ragu.

Minjeong berkata, "Kau manis Jake."

"Terima kasih."

Jay berdiri otomatis Jake juga berdiri, "Kak min, gue ke belakang dulu."

"Jangan lo apa apain si Jake," pesan Minjeong.

"Iya bawel."

***

"Kenapa?"

Jake langsung memeluk Jay, "Maaf."

Jay tersenyum mengerti dan membalas pelukannya, "Kau sudah tenang? Maaf aku membentakmu."

Jake yang ada dalam pelukan terhangat mengangguk, "Tak apa. Aku juga menuduhmu tadi."

"Jake..."

"Hum?"

"Nanti malam mau ke bar bersama?"

Jake mendongak, "Boleh?"

"Denganku."

Jake mengangguk, "Jam 9 jemput aku ya?"

Jay mengangguk, "Jangan lupa makan dulu nanti."

Jay mengecup bibir Jake. Ia menahan di sana sampai ia berani melumatnya. Kedua tangannya meremas pinggang si manis. Sedangkan kedua tangan Jake ada di belakang leher Jay. Jake meremat pelan rambut belakang si tampan.

Suara Jake tertahan, "Emhh Jay."

"Hm?"

Jay tersenyum disela kegiatannya. Sebelum berakhir hal lain, seseorang memergoki keduanya.

"Hayoloh," seketika ciuman mereka terhenti.

Jake tersentak dan menoleh, "Sunghoon?"

Jungwon mengeplak tangan kekasihnya, "Ihh Kakak kok ngomong sih? Padahal lagi live streaming loh."

"Ashh jangan dipukul. Kalo kamu mau, ya ayo sekarang sama aku," tawar Sunghoon yang langsung mendapat geplakan kasih sayang dari Jungwon.

Minjeong juga berkomentar, "Harusnya tadi gue rekam."

Jake memeluk Jay kembali lalu bergumam lirih, "Aku malu."

Jay memeluk gemas Jake, "Hahaha gemesin banget sih kekasihnya Jay."

Sedangkan di lantai dua seseorang melihatnya. Orang itu melihat senyuman dan perasaan bahagia itu melebur menjadi satu, membuatnya tau. Kebahagiaan sang anak bukan selalu tentang harta, tapi juga perasaan.















Bersambung♡

BABY BOY [end.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang