"Makasih kak Jake," ujar sepupu yang hanya berjarak 1 tahun dengan Jake.
"Its oke Sunoo. Dijaga baik-baik loh."
"Siap kak Jake!"
Jake bertanya, "Kak Heeseung dimana?"
Sunoo menunjuk ke ruang tamu kemudian bertanya pada Jake, "Kok tau kak Heeseung di sini?"
"Firasat aja sih, oh ya Sun gue pulang ya."
"Oke kak. Hati-hati di jalan," peringat Sunoo yang membuat Jake tersenyum.
Sempat ia menyapa Heeseung sejenak sampai akhirnya ia memilih untuk pergi secepatnya. Sebelum bis yang menjadi tujuannya meninggalkan ia. Tentunya ia berjalan ke halte. Tapi ia melihat seseorang bersama seorang wanita. Mungkin lebih tua darinya. Sebenarnya ia ingin menghampiri mereka namun sepertinya lebih baik meminta penjelasan esoknya.
***
Hari berlalu dan pagi datang. Jake segera berangkat dengan bus karena memang ia ingin sampai lebih dulu dikelasnya. Jika menunggu Sunghoon, mungkin kurang 5 menit baru sampai. Tapi Jake juga berangkat jam 6, sedangkan kelas mulai jam 8.
Begitu sampai di kelas, ia bertutur,"Gue tidur aja kali ya?"
Kemudian ia menaruhkan kepalanya dengan kedua tangan sebagai bantal. Tanpa menunggu lama, ia tertidur. Sendirian di kelas sampai beberapa siswa sudah datang dan tetap membiarkannya.
"Hey, Jake."
Jake membuka matanya perlahan, "Jay?"
Ia menegakkan tubuhnya selagi Jay bertanya, "Kenapa kamu tidur di kelas? Gak biasanya."
"Gapapa, aku mau tidur lagi."
"Jangan udah masuk ini," ujar Jay sembari merapikan anak rambut milik Jake.
"Ha?"
Dan seorang guru memasuki kelas itu, "Selamat pagi anak anak!"
Jay kembali ke tempat duduknya setelah mengusap rambut Jake. Si Sim masih dalam kondisi terbangun linglung.
***
Tanpa terasa hari masih berjalan lagi dan lagi. Kini mereka menjalankan Ujian Kelulusan Sekolah. Dengan kelas diacak. Setengah siswa penghuni kelas tersebut sedangkan siswa lainnya adalah murid adik/kakak kelas mereka.
"Ini gimana njir. Gue gak paham nomor 4," gumam Jake dan berusaha melihat sekitarnya.
Tapi ketika bertemu dengan tatapan sang pengawas nyalinya ciut. Ia cengengesan dan melihat kembali soal yang tertera, "Oke, gue pasti bisa. Tuhan mau gak mau, harus bantuin gue."
Sedangkan di ruangan lain seseorang mengerjakan lembar ujian dengan diam. Is menyelesaikan semua soal dalam waktu yang memang pas. Kemudian ia mengumpulkan lembar jawaban dan keluar dari sana. Ia langsung menaiki tangga untuk ke kelas yang didiami sang kekasih.
"Jay!" Rengek Jake seketika melihat kekasihnya ada disana.
Jay terkekeh dan duduk disampingnya, "Gimana? Susah?"
Jake menyandarkan kepalanya dipundak sang kekasih, "Udah gak usah dibahas! Ih si Ra Jihyun gak ngasih contekan juga."
"Hahaha kamu ini gimana sih? Ujian mana ada yang nyontek," ujar Jay sambil sesekali mengusap-usap kepala Jake.
"Udah deh aku serahin semua ke Tuhan."
Jay memeluk kekasihnya, "Yang penting kamu udah usaha."
"Tapi papa mesti marahin Jake kalo semua nilai di bawah nilai seharusnya. Mana besok masih ujian.."
"Terakhir 'kan?"
Jake mempoutkan bibirnya kesal, "Hum."
"Ih gemesin banget sih. Sayangnya siapa ini?"
Jake mendongak, "Park Jongseong."
Jay langsung mengecup bibir sang kekasih. Jake terkejut. Ia melihat sekitar, untung semua orang fokus pada kegiatannya sendiri.
"Jangan gitu lagi Jay. Nanti diejek adik kelas gimana? Gak kasihan sama aku?"
"Hahaha gemesin ih. Pengen aku makan kamu!"
Jake kini tau maksud perkataan itu, "Abis nikah."
Jay tersenyum kemudian ia berjalan mendekati loker milik Jake. Ia membukanya, mengambil paket buku dan mendekati sang kekasih lagi, "Sekarang kita belajar sejarah ya?"
"Mau main."
"Jake," nada bicara Jay terdengar serius.
"Iya iya, sini. Aku bacain pertanyaan kamu jawab."
Sebuah keuntungan memiliki kekasih yang satu kelas dengan kita, bisa saja kita saling belajar bersama. Satu orang bertanya dan satunya lagi menjawab begitu juga sebaliknya.
***
Sesampainya di rumah, Sunghoon meminta Jake untuk datang ke rumahnya. Hitung-hitung sebagai teman belajar, "Eh Hoon, lo udah gak little ya?"
"Hum, kemarin kak Jaemin bilang kalo gue udah fine kok. Cuman ya gitu, gue harus bisa buat nganggep kejadian dulu cuman mimpi buruk," ujarnya sambil mengirim pesan pada seseorang lewat handphone.
Jake tahu, itu Jungwon.
"Yah, gue gak bakal lihat lo little lagi donk?"
Sunghoon merangkul temannya itu, "Its oke Jake. Kalo lo mau, gue bakal bersikap anak-anak kok."
"Hahaha ngadi ngadi lo."
Bersambung♡
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOY [end.]
Fanfic[FOLLOW DULU BARU BACA] Apa yang pertama kalian pikirkan saat melihat seseorang memiliki Little space Syndrom? Risih? Kasian? Acuh? Banyaknya takdir yang menuliskan seorang subsmive memiliki syndrom tersebut dan mendapat dukungan dari sang dominan...