Prolog

230 77 37
                                    

"Nama gw Elzio Rayhan Bagaskara"

Bruk!

"Anjir! Eh, astaghfirullah!" Ciara mengucek matanya saat tersadar jatuh dari kasurnya. Ciara merengut sebal saat menyadari bahwa ternyata dia ada di kamar dan lelaki tampan itu hanya ada dalam mimpinya.

"Sayang banget cuma mimpi," Gerutunya sambil kembali berdiri dan duduk di tepi ranjang.

"Tapi kenapa gw berasa nyata banget ya? Mana tu cowok ganteng, tinggi, putih lagi. Aarrgghh! Idaman gw banget anjir!" Gumam Ciara sambil menggigit ujung bantal yang tengah ia peluk saat mengingat mimpinya.

Ciara merebahkan tubuhnya dan menatap langit kamarnya. Dia terus saja terbayang oleh tatapan lelaki itu yang sangat memabukkan dan mampu membuat jantungnya berdegup kencang. Senyuman yang manis, serta rahang yang tegas membuat Ciara gemas sendiri dibuatnya.

Semenjak putus dari mantan kekasihnya satu tahun yang lalu, baru kali ini Ciara merasa kembali jatuh cinta pada lelaki yang dia temui dalam mimpi. Lelaki yang tidak pernah dia kenal dan dia tidak tau apakah lelaki itu benar-benar nyata ada di dunia ini.

"Apa ini petunjuk dari Tuhan kalo dia jodoh gw ya?" Gumam Ciara sambil membayangkan dia berjodoh dengan pangeran tampan itu. Ciara menutup wajahnya dengan bantal, sedangkan kakinya yang menggantung menendang-nendang udara karena malu sendiri membayangkannya.

"Mamaa, Ciara jatuh cinta lagi!" Teriak Ciara yang teredam oleh bantal.

"Ciaraa! Udah jam tujuh, kamu sekolah apa ngga!?" Teriak Ranti, Mama Ciara dari luar.

Mendengar teriakan mamanya, Ciara segera memeriksa jam di ponselnya. Mata Ciara membulat saat melihat jam menunjukkan pukul 6.45, yang artinya lima belas menit lagi gerbang sekolah akan di tutup.

"Mampus, gw telat!"

Tanpa pikir panjang Ciara mengambil seragamnya dan langsung memakainya tanpa mandi terlebih dahulu. Untung saja semalam dia sudah memasukkan buku untuk mapel hari ini, jadi dia sedikit lega.

"Mama kenapa ga bangunin Ciara, sih?" Tanyanya saat menuruni tangga dengan menenteng sepatu dan helm di tangannya.

"Kamunya aja yang kebo, Mama panggil berkali-kali ga bangun," Bantah Ranti yang membuat Ciara mengerucutkan bibirnya.

"Gimana bisa bangun kalo mimpinya indah banget?" Gumamnya sambil memakai sepatu dengan terburu-buru.

"Ciara berangkat dulu, ya, Ma. Assalamualaikum!" Pamit Ciara setelah mencium punggung tangan mamanya.

"Waalaikumsalam, hati-hati, Ra! Jangan ngebut!" Peringat Ranti yang dijawab Ciara dengan ancungan jempol.

Ciara Salsabila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ciara Salsabila

Visual Elzio dan Ciara saat di dalam mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visual Elzio dan Ciara saat di dalam mimpi

Elzio [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang