Part 15

51 24 32
                                    

"Kakak dari mana aja? Kenapa baru pulang?" Tanya seorang anak kecil yang berlari menghampiri Elzio yang baru saja sampai rumah.

"Tadi kakak ada urusan sebentar, Cio," Jawab Elzio lalu menggendong adik laki-lakinya itu. "Wah, kamu udah tambah gede, ya? Kakak sampe kuwalahan loh, gendong kamu," Ucap Elzio pura-pura mengeluh yang membuat adiknya terkekeh.

"Iya, dong, Cio kan udah kelas 3, kak," Ucap Cio lalu meminta untuk diturunkan.

"Kamu udah makan?"

"Udah tadi, sama Kak Erine," Jawab Cio sambil berlari menuju sofa yang ada di depan TV.

Catherine dan keluarga Elzio memang sudah saling mengenal sebelum Elzio pindah ke SMA Bumantara. Mereka mulai akrab saat Antonius, Papa Catherine menjadi rekan bisnis Rizal, Papa Elzio. Bahkan meski Rizal sudah meninggal beberapa tahun lalu karena sakit, keluarga mereka tetap menjalin hubungan baik.

"Kak Erinenya di mana?"

"Itu!" Jawab Cio sambil menunjuk ke arah dapur.

Elzio pun langsung menghampiri kekasihnya yang sedang berkutat di dapur. "Hai babe!" Ucap Elzio sambil mengusap puncak kepala Catherine dan mencium pipi gadis itu.

"Dari mana aja?" Tanya Catherine ketus sambil melipat kedua tangannya di depan dada setelah berbalik menatap Elzio.

"Aku tadi ada urusan sebentar, babe. Kamu marah, hm?" Tanya Elzio lembut sambil mengusap sayang pipi gadis itu.

"Urusan apa sampe gabisa nganter aku pulang?"

Elzio terdiam, tidak mungkin dia menjawab jika dia dari rumah Ciara. Bisa-bisa kekasihnya itu akan marah dan ngambek padanya.

Catherine mendengus saat Elzio terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya. "Ya udah, terserah kamu aja. Aku mau pulang," Tukas Catherine berlalu meninggalkan Elzio yang masih terdiam.

Elzio mengacak rambutnya kasar dan mengejar Catherine. Elzio menarik pergelangan tangan gadis itu dan mengungkungnya di meja makan dengan kedua tangannya yang bertumpu pada sudut meja. Catherine yang tidak bisa bergerak hanya bisa pasrah menatap tajam Elzio.

"Minggir, kak! Aku mau pulang," Ucap Catherine berusaha melepaskan diri dari kungkungan Elzio.

"Ngga, sebelum kamu dengerin penjelasan aku," Tolak Elzio.

"Ya udah, jelasin!" Ucap Catherine tanpa menatap Elzio.

Elzio merasa kesal saat Catherine memalingkan wajahnya. Dengan jahil Elzio mencium pipi Catherine berkali-kali agar gadis itu kembali menatapnya.

"Kamu jadi jelasin ga, sih? Malah modus," Gerutu Catherine dengan alis yang hampir tersambung.

Elzio terkekeh tanpa menjawab pertanyaan gadis itu. Elzio mendekatkan bibirnya ke arah bibir Catherine dan berniat untuk mencium gadis itu. Tapi Catherine dengan cepat menutup bibirnya menggunakan kedua telapak tangannya dan menggeleng kuat. Elzio tersenyum kecut saat ciumannya mendarat di punggung tangan Catherine. Ada rasa kecewa dalam hatinya, tapi Elzio tetap berusaha menghargai keputusan Catherine yang pernah memintanya untuk tidak kissing before marriage.

"Sorry, babe! Tadi aku mampir ke rumah teman aku buat ambil jaket. Jangan marah, ya?" Ucap Elzio sambil mengusap pelipis Catherine.

"Tinggal bilang gitu aja lama banget. Udah, ah, aku mau pulang," Gerutu Catherine lalu mendorong dada Elzio agar menjauh.

"Kok pulang, sih? Aku baru pulang loh," Ucap Elzio dengan manja saat Catherine mengambil tasnya.

"Mama udah nyuruh aku pulang, kak. Kan besok bisa ketemu lagi," Jawab Catherine lembut sambil mengusap pipi kekasihnya. "Aku udah siapin makan malam buat kamu, dimakan ya! Aku pulang dulu," Pamit Catherine lalu mencium pipi kiri Elzio.

"Aku antar, ya?" Ucap Elzio sambil menahan pinggang Catherine.

"Gausah, kak. Aku udah pesan taxi online. Lagian nanti Cio di rumah sendirian kalo kamu pergi," Tolak Catherine yang memang benar adanya. Tidak mungkin Elzio meninggalkan adiknya di rumah sendirian.

Elzio menghela nafas panjang, "Kalo gitu aku antar ke depan?"

Catherine pun tersenyum dan mengangguki permintaan kekasihnya. Mereka berjalan beriringan sambil bergandengan tangan.

"Taxi-nya udah datang, aku pergi dulu, ya?" Pamit Catherine yang membuat Elzio mengangguk dan melepaskan genggaman tangan mereka.

"Oh, iya, tadi Tante Tiara nitip pesan ke kamu kalau malam ini mungkin dia ngga pulang karena lembur," Ucap Catherine sebelum pergi.

Elzio hanya mengangguk dan terus memperhatikan Catherine sampai masuk taksi. Dia baru masuk saat taksi yang dinaiki Catherine pergi dari halaman rumahnya.

"Dek, tadi mama udah pulang?" Tanya Elzio ikut duduk di samping Cio.

"Udah, tapi cuma sebentar terus mama pergi lagi," Jawab Cio sambil mengunyah camilan di tangannya. Pandangannya pun tak teralihkan dari TV yang sedang menampilkan film dua botak kembar dari Malaysia itu.

Elzio terdiam. Semenjak kepergian Rizal, Tiara menjadi kerja keras dan jarang pulang karena harus mengurus perusahaannya yang sedang di ujung kehancuran. Elzio ingin membantu, tapi Tiara melarangnya agar fokus pada sekolahnya. Elzio hanya bisa menuruti permintaan Tiara meski dia merasa kasihan.

Elzio melirik Cio yang asyik dengan camilannya. Sebuah niat jahil muncul di benaknya. Dengan cepat Elzio merebut camilan Cio dan berlari menuju kamarnya.

"Kakak! Itu kan punya Cio!" Teriak Cio dengan alis yang hampir bertaut.

"Ambil di dapur, masih banyak!" Balas Elzio dari kamarnya yang menbuat Cio berdecak sebal.

***

"Yang, sorry aku telat. Tadi mama minta diantar kerumah temannya," Ucap seorang gadis yang baru saja tiba di sebuah club dan menghampiri kekasihnya yang sedang duduk di meja bartender.

Bukannya menjawab, lelaki itu malah menarik tengkuk kekasihnya dan melumat bibir gadis itu singkat. "Manis," Gumam lelaki itu sambil mengusap bibirnya.

"Kamu mabuk, ya?" Tanya gadis itu yang ikut duduk di samping kekasihnya.

"Engga, Rin, aku kangen sama kamu," Jawab lelaki itu sambil mengusap puncak kepala gadis itu.

"Kita keluar aja, ya? Aku ngga nyaman di sini," Ucap gadis itu sambil memperhatikan sekeliling yang terlihat samar karena penerangan yang minim.

"Dian!" Teriak gadis itu saat kekasihnya tiba-tiba mengangkat tubuhnya dan membuatnya duduk di pangkuan lelaki itu.

Ya, kedua sejoli itu adalah Dian dan Catherine. Sebenarnya gadis itu sudah berbohong pada Elzio. Catherine ingin segera pulang bukan karena mamanya, tapi karena dia sudah ada janji dengan Dian yang baru saja resmi menjadi pacarnya beberapa hari lalu.

Catherine mengalungkan kedua tangannya di leher Dian karena takut terjatuh. "Aku mau pergi," Rengek Catherine yang mulai tidak nyaman.

Dian tidak merespon, dia malah sibuk mengendus dan mencium setiap inci wajah Catherine karena sudah setengah mabuk. Awalnya Catherine menolak saat Dian terus mencumbui lehernya, tapi lama-lama dia terbawa suasana dan menikmati setiap sentuhan Dian. Bahkan sesekali Catherine mendesah saat Dian memberi tanda pada lehernya.

TBC>>>

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE DAN KOMEN YA GUYS

SEE U NEXT PART...

Elzio [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang