"Ra, bangun, Ra!"
Sayup-sayup Ciara mendengar suara Nisa tengah mengguncang tubuhnya. Ciara mulai membuka matanya perlahan dan dahinya mengernyit saat dia menyadari jika dirinya masih berada di toilet. Hal yang pertama kali Ciara lihat adalah ketiga sahabatnya. Ciara ingat dengan jelas jika dia sedang bolos bersama Elzio, tapi kenapa dia di toilet? Apakah dia hanya bermimpi? Pertanyaan itu terus berputar membuat kepala Ciara semakin pusing.
"Kok gw ada di sini?" Tanya Ciara saat Nisa mencoba membantunya untuk bangun.
"Lo pingsan, Ra. Lo ga inget?" Ciara menggeleng pelan mendengar pertanyaan Sabrina. Ciara hanya mengingat jika dia jatuh dan Elzio yang membantunya.
"Jangan-jangan lo geger otak, kita ke UKS, ya? Biar dokter yang periksa," Ucap Nisa panik, sedangkan Ciara semakin pusing mendengar suara Nisa yang sedikit cempreng.
"Gausah, Nis, kita balik ke kelas aja. Gw gapapa kok."
Tanpa berpikir panjang, Nisa mengiyakan permintaan sahabatnya. Meskipun sebenarnya dia sangat khawatir dengan keadaan Ciara yang terus memegang kepalanya.
"Kamu yakin, gapapa?" Tanya Novia memastikan sambil menuntun Ciara keluar dari toilet.
"Gw gapapa, lagian lo lupa kalo sahabat lo ini kuat?" Ucap Ciara penuh percaya diri dan berusaha terlihat kuat.
"Masih songong aja lo!" Cibir Nisa.
Ciara hanya terkekeh dan tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Tiba-tiba Ciara teringat dengan perkataan Elzio, "Di sekolah kita ada murid baru, ya?"
"Kata siapa?" Tanya Sabrina.
"Setau gw gaada sih. Lagian lo aneh banget tiba-tiba nanya gitu, kenapa?" Ucap Nisa yang membuat Ciara menghela nafas kecewa. Ternyata Elzio benar-benar hanya ada dalam mimpinya. Padahal Ciara merasa hal itu sangat nyata.
"Ya Tuhan, apa maksud Engkau mendatangkannya dalam mimpi hamba? Tolong jaga hati hamba untuk orang yang memang engkau takdirkan untuk hamba. Hamba tidak ingin jatuh cinta pada orang yang salah lagi," Batin Ciara dalam hati.
Melihat wajah Ciara murung, ketiga sahabatnya menjadi semakin bingung, dan saling tatap satu sama lain. Sepanjang koridor menuju kelas, mereka hanya terdiam. Ciara pun seperti melupakan rasa sakit di kepalanya dan terus memikirkan mimpinya.
"Kamu gapapa, Ra? Dari tadi aneh banget," Tanya Novia setelah sampai di kelas.
Suasana kelas saat ini sangat ramai, karena Bu Enri sedang sakit dan tidak bisa mengajar. Riuh pikuk kelas sama sekali tidak menyadarkan lamunan Ciara. Nisa pun geram dan memukul pelan kepala Ciara.
"Awh! Apa sih, anjir!?" Tanya Ciara nyolot sambil menoleh ke belakang.
"Ngelamun mulu, lo kenapa, sih?"
"Gw kepikiran sesuatu."
"Apa?"
"Kalian pernah ga, mimpiin cowok yang belum pernah kalian temui, dan itu bukan cuma sekali?" Tanya Ciara yang membuat ketiga temannya mengernyit.
"Gw pernah, sih. Tapi ga gw ambil pusing, lagian cuma mimpi," Jawab Sabrina.
"Lo galau cuma gara-gara mimpi?" Tanya Nisa heran yang membuat Ciara berdecak sebal.
"Kamu mimpi tentang seseorang?" Tanya Novia yang dibalas Ciara dengan menggeleng pelan.
Akhirnya Ciara kembali menghadap depan karena tidak ingin memperpanjang pembicaraan. Ciara merasa ketiga temannya tidak akan mengerti dengan apa yang dia rasakan.
Ciara menopang dagu dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanan sibuk mengetuk-ngetuk meja dengan jari lentiknya. Tiba-tiba terbesit dalam benaknya untuk mencari arti dari mimpinya. Ciara mengeluarkan ponselnya dari dalam laci dan mulai mengetik sesuatu untuk bertanya pada mbah google.
Dahi Ciara mengernyit saat membaca salah satu artikel, "Perubahan hidup dari segi percintaan? Maksudnya?"
TBC>>>
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE DAN KOMEN YAAA
SORRY CUMA SEGINI, MAYBE PART SELANJUTNYA AKAN LEBIH PANJANG HEHE...
KAMU SEDANG MEMBACA
Elzio [Pre-Order]
Teen FictionBagaimana jika mimpimu menjadi nyata? Bagaimana jika lelaki idamanmu datang ke hidupmu? Ciara tidak pernah menyangka jika lelaki yang ada di mimpinya benar-benar ada dan menjadi teman sekelasnya. Sayangnya hanya Ciara yang mengenalnya, sedangkan E...