Di sebuah club malam, terlihat Ciara sedang berdiri di antara orang-orang yang sedang menari. Ciara menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan Bowo. Lampu remang-remang dan musik yang memekakkan telinga menyulitkan Ciara untuk mencari lelaki itu. Meski berdesak-desakan, Ciara terus berjalan sampai akhirnya dia keluar dari kumpulan orang-orang yang sudah mabuk itu.
Ciara menghela nafas lega dan kembali memperhatikan sekeliling, di mana banyak sofa dan bangku yang sudah penuh dengan orang mabuk. Pandangan Ciara berhenti pada meja bartender, di mana dia melihat sepasang sejoli tengah bercumbu mesra di sana. Ciara menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya. Postur tubuh itu, Ciara kenal sekali jika mereka adalah Elzio dan Catherine. Hati Ciara terasa seperti disayat, tapi mata dan kakinya seakan membeku seperti menginginkannya untuk tetap di sana dan melihat adegan Elzio dan Catherine yang sedang berciuman. Terlihat Elzio tengah duduk dan Catherine berdiri di hadapannya dengan kedua tangan yang melingkar di leher Elzio.
"Zio," lirih Ciara bersamaan dengan air mata yang jatuh membasahi pipinya.
Perlahan Ciara membuka matanya saat sudah tidak tahan lagi dengan adegan yang ada di dalam mimpinya. Tangannya terangkat untuk mengusap air matanya yang membasahi pipi. Setelah terdiam beberapa saat, Ciara meraih ponselnya yang ternyata sudah menunjukkan pukul enam pagi. Tanpa semangat Ciara beranjak dari tempat tidurnya dan bersiap untuk pergi sekolah.
Sekitar tiga puluh menit, akhirnya Ciara siap dengan seragam sekolahnya. Setelah berpamitan pada Aryo dan Ranti, Ciara pergi tanpa sarapan. Dia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Selama perjalanan dia terus memikirkan ucapan Bowo dan mimpinya semalam. Mungkin saja dia bermimpi seperti itu karena terlalu memikirkan ucapan Bowo, meskipun tebakan Bowo bisa saja salah. Di balik hatinya yang sakit, Ciara tetap berusaha untuk berpikir positif jika Bowo salah lihat.
Setelah sampai di sekolah, Ciara segera memarkirkan motornya, dan berjalan memuju kelasnya. Sepanjang koridor, Ciara dibuat bingung saat banyak siswa-siswi yang bergerombol sambil berbisik-bisik saat melihat ponselnya. Ciara yang sudah pusing dengan masalah percintaannya lebih memilih untuk tidak mau tahu apa yang sedang mereka gosipkan.
"Ra!" panggil Nisa sambil melambaikan tangannya ke arah Ciara yang baru saja memasuki kelas.
"Lo udah lihat postingan terbaru di akun sekolah kita belum?" tanya Sabrina setelah Ciara sudah duduk di tempatnya.
"Emang ada apa?"
"Lihat dulu lah, Ra!" pinta Novia yang membuat Ciara menghela nafas pelan.
Dengan malas Ciara mengambil ponselnya yang ada di tas dan membuka akun instagram sekolah yang hanya berisikan siswa-siswi SMA Bumantara. Ciara mengernyit saat nama akun yang memosting postingan terbaru adalah akun Nisa. Tapi yang membuat Ciara semakin terkejut adalah Nisa memosting foto Catherine yang sedang berciuman di club bersama seorang lelaki. Foto itu terlihat samar-samar, namun dengan jelas memperlihatkan wajah Catherine. Ciara menyipitkan matanya untuk mempertajam penglihatannya. Ciara berusaha mengenali lelaki yang bersama Catherine. Tapi itu bukan Elzio seperti apa yang Bowo katakan. Dari postur tubuhnya, Ciara tahu persis jika itu Dian.
"Lo dapat dari mana foto ini?" tanya Ciara menatap Nisa penuh selidik.
"Ya gw foto sendiri lah," jawab Nisa santai yang membuat ketiga sahabatnya membulatkan matanya.
"Lo pergi ke club?" tanya Sabrina tak habis pikir dengan sahabatnya itu.
"Iya, diajak Putra," ucap Nisa lalu memainkan ponselnya, karena dia tahu jika ketiga sahabatnya pasti akan marah.
"Nis, putusin atau kami seret?" ucap Novia dengan nada serius yang diangguki Ciara dan Sabrina.
"Gaya lo pengen nyeret gw. Lagian gw sama Putra cuma nyari pengalaman aja, kami cuma minum sprite dan joget-joget aja kok. Nggak usah lebay deh!" jelas Nisa yang masih kekeh jika apa yang mereka lakukan tidak salah.
"Terserah lo deh, Nis. Susah kalo bilangin orang yang lagi bucin," ucap Ciara lalu beranjak dari tempat duduknya.
Ciara berniat untuk mencari Bowo yang belum terlihat ada di kelas. Beruntungnya, saat Ciara ingin keluar, Bowo baru saja masuk ke kelas sambil bercanda dengan Hakim.
"Wo!" panggil Ciara lalu menghampiri lelaki itu, "gw mau ngomong sama lo," ucap Ciara setelah berdiri di hadapan Bowo.
"Ehem!" goda Hakim sambil menyikut pelan perut Bowo lalu berlalu meninggalkan Ciara dan Bowo berdua.
Bowo hanya tersenyum menanggapi ucapan Hakim. "Ada apa, Ra?" tanya Bowo yang kini beralih menatap Ciara.
Tanpa menjawab, Ciara menarik pergelangan tangan Bowo dan membawa lelaki itu menjauh dari kelas. Saat melewati pintu, mereka berpapasan dengan Elzio. Ciara sempat melirik sekilas ke arah Elzio yang juga menatapnya, tapi Ciara tidak menghiraukannya.
Bowo pasrah dan mengikuti langkah gadis itu yang membawanya menuju taman sekolah. Saat Ciara melepaskan tangannya, Bowo mengikuti gadis itu duduk di sebuah bangku yang ada di bawah pohon.
"Mau ngomong apa sampai harus bawa gw kesini? Mau modus ya?" tanya Bowo bergurau saat melihat sekeliling yang sepi karena bel masuk sudah berbunyi saat mereka keluar kelas tadi.
"Lo bohong sama gw ya?" tanya Ciara menoleh pada Bowo yang membuat lelaki itu mengernyitkan dahi.
"Soal?"
"Yang semalam lo bilang, Catherine dan Zio di club," ucap Ciara dengan alis bertaut. Ciara sebenarnya merasa lega saat mengetahui bukan Zio yang sedang di club bersama Catherine. Tapi dia juga merasa kesal karena Bowo membohonginya dan membuatnya terbayang-bayang hingga terbawa mimpi.
"Kan gw cuma nebak, Ra. Lagian kenapa kalo itu Zio? Bukan urusan lo juga kan?" ucap Bowo santai.
"Urusan gw lah, karena-" bibir Ciara terkatup saat dia sadar dengan apa yang dia ucapkan.
"Karena apa?" tanya Bowo menungu kelanjutan ucapan Ciara.
"Udahlah, bukan urusan lo. Gw mau balik ke kelas," jawab Ciara lalu beranjak dari duduknya.
"Karena lo suka sama dia?" tanya Bowo sambil mencekal tangan Ciara agar tidak pergi.
"Apa sih, Wo. Itu bukan urusan lo, lepasin!" bantah Ciara sambil berusaha melepaskan tangan Bowo, tapi tidak bisa karena kekuatannya tidak sebanding dengan Bowo.
"Itu urusan gw, karena gw suka sama lo, Ra," ucap Bowo berdiri sambil memegang kedua tangan Ciara dan menatap dalam manik mata gadis itu.
Ciara tak bergeming mencerna kata-kata Bowo. "Hahaha, gausah bercanda deh, Wo. Kita udah temenan dari kecil, ga mungkin lo suka sama gw," ucap Ciara berusaha menepis kenyataan jika Bowo menyukainya. Pasalnya, selama ini Ciara hanya menganggap Bowo sebagai teman, tidak lebih.
"Gw emang suka bercanda, Ra. Tapi gw gapernah bercanda soal perasaan," ucap Bowo yang lagi-lagi membuat Ciara kembali terdiam, "tatap mata gw, Ra. Gw tulus sama lo." sambung Bowo menatap Ciara penuh cinta.
Untuk yang kedua kalinya Ciara melihat Bowo berbeda dari biasanya. Bowo terlihat serius dengan tatapan yang membuat Ciara luluh melihatnya. Tapi Ciara tidak bisa membohongi perasaannya, yang ada di hatinya hanyalah Elzio.
"Sorry, Wo, tapi gw gabisa," cicit Ciara lalu berlalu meninggalkan Bowo.
"Lo masih berharap sama cowok yang udah punya cewek?" ucap Bowo yang berhasil menghentikan langkah Ciara.
"Ada gw di sini yang bisa mencintai lo, Ra. Please, kasih gw kesempatan. Bukannya lo yang minta buat gw memperjuangkan cinta gw?" ucap Bowo yang membuat tangan Ciara mengepal kuat. Ciara tidak pernah menyangka jika wanita yang selama ini Bowo suka adalah dirinya. Tanpa menjawab pertanyaan Bowo, Ciara kembali melangkah tanpa menoleh ke belakang.
Melihat Ciara yang meninggalkannya begitu saja, Bowo mengacak rambutnya kasar dan menendang udara untuk melampiaskan kekecewaannya. Bowo kembali duduk dan terus menatap sendu punggung Ciara yang mulai menjauh.
TBC>>>
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE DAN KOMEN YA GUYS
SEE U NEXT PART...
KAMU SEDANG MEMBACA
Elzio [Pre-Order]
Teen FictionBagaimana jika mimpimu menjadi nyata? Bagaimana jika lelaki idamanmu datang ke hidupmu? Ciara tidak pernah menyangka jika lelaki yang ada di mimpinya benar-benar ada dan menjadi teman sekelasnya. Sayangnya hanya Ciara yang mengenalnya, sedangkan E...