Part 4

88 45 30
                                    

"Sorry, tapi gw ga kenal sama lo," Ucap lelaki itu kepada gadis di hadapannya.

Merasa sakit ditampar kenyataan, gadis itu pergi tanpa memgucapkan sepatah kata. Tak hanya sakit, tetapi rasa malulah yang mendominasi perasaan gadis itu. Pasalnya lelaki itu mengatakan hal itu di hadapan banyak orang.

"Lo kenapa sih, Ra?" Tanya Nisa saat melihat Ciara datang langsung melipat kedua tangannya di meja dan menyembunyikan wajahnya di sana.

"Baru datang udah aneh aja," Sambung Sabrina yang tidak di hiraukan Ciara.

Ya, gadis itu adalah Ciara. Saat dia memarkirkan motornya tadi, dia berpapasan dengan Elzio. Ciara sangat merutuki kebodohannya saat dia langsung bertanya pada Elzio tanpa berpikir panjang.

"Zio, kamu inget aku ga?"

Pertanyaan sialan itu benar-benar membuat Ciara malu. Meskipun mereka sempat saling bertukar pesan, hal itu tidak menjamin Elzio mengenalnya. Apalagi berharap Elzio mendapat mimpi yang sama sepertinya.

"Goblok banget lo, Ra!" Gumamnya sambil memukuli meja.

Saat ini Ciara hanya bisa berharap agar Elzio tidak satu kelas dengannya. Ciara tidak tau harus bersikap seperti apa jika mereka nanti menjadi teman sekelas.

"Ciara kenapa?" Tanya Novia yang baru saja datang dari ruang guru. Dia menatap Nisa dan Sabrina secara bergantian untuk meminta penjelasan tentang apa yang terjadi pada Ciara.

"Gatau, tuh!" Jawab Sabrina acuh sambil mengedikkan bahunya. Pandangannya pun tak teralihkan dari ponselnya.

"Dateng-dateng langsung kek gitu, salah obat mungkin," Sambung Nisa yang membuat Novia menghela nafas panjang.

"Eh, lo tadi dipanggil Bu Angry ada apa, Nov?" Tanya Nisa saat Novia sudah duduk di bangkunya.

"Bu Enri, Nis," Ucap Novia mengoreksi. "Nanti jam terakhir beliau ga bisa ngajar di kelas kita karena ada urusan. Jadi, kita cuma dikasih tugas aja," Sambungnya.

"Bagus lah, males banget kalo jam terakhirnya Bu Enri," Ucap Nisa yang langsung disetujui Sabrina.

"Oiya, di sekolah kita ada murid baru ya? Tadi aku liat dia lagi ngobrol sama Bu Lilis."

Mendengar cerita Novia, Ciara langsung mengangkat kepalanya, "Ngapain dia ketemu sama Bu Lilis?" Tanya Ciara menatap Novia intens.

"Buset! Lo kenapa dah?" Celetuk Nisa saat sahabatnya itu bertanya tiba-tiba.

Novia masih terdiam dan berkedip berkali-kali menatap Ciara yang juga menatapnya. Menunggu Novia yang tak kunjung menjawabnya, Ciara menggoyangkan lengan sahabatnya itu.

"Aku gatau, Ra. Emang kenapa, sih? Kamu kenal sama cowok itu?"

Ciara menggeleng sebagai jawaban, karena tidak mungkin dia menceritakan  kejadian memalukan tadi pada sahabatnya. Tidak ingin terus mengingat kejadian itu, Ciara membuka ponselnya dan membuka whatsapp, dan pandangannya langsung tertuju pada sebuah pesan yang Elzio kirimkan.

"Enam, empat lima? Setelah dari parkiran tadi dong?" Monolog Ciara lalu membuka pesan itu.

"Lucu? Dia tau gw?" Dahi Ciara mengernyit dan langsung membalas pesan itu, tapi Elzio hanya membalas dengan sebuah stiker tersenyum.

Ciara terus fokus pada ponselnya untuk menunggu balasan dari Elzio. Dia sampai tidak sadar saat Bu Lilis masuk ke kelasnya. Kelas yang awalnya gaduh pun langsung senyap. Tapi tak lama, kelas kembali gaduh saat seseorang masuk ke kelas mereka.

"Ganteng banget!"

"Bad boy kayaknya."

"Tipe gw banget, omo!"

Elzio [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang