Part 18

33 17 19
                                    

Desiran angin di malam yang sunyi menyapu pepohonan di bawah cahaya bulan purnama. Tak jauh dari pusat kota, terlihat Bowo sedang mengendarai motornya sambil menikmati jalanan kota. Saat melewati jalan sepi, tanpa sengaja Bowo melihat Ciara yang sedang berjalan sendirian di trotoar. Ciara terlihat berjalan sambil menunduk dan sesekali menendang kerikil yang menghalangi jalannya.

"Ciara!" Panggil Bowo setelah menghentikan motornya di samping gadis itu.

Merasa namanya di panggil, Ciara menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara. Ciara mengernyit setelah mengetahui wajah di balik helm itu adalah Bowo.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Ciara.

"Seharusnya gw yang nanya, ngapain lo malam-malam jalan sendirian di sini?" Tanya Bowo dengan kedua tangan yang bertumpu pada helm yang ada di depannya.

"Gw dari rumah Zio. Gw nebeng ya?" Ucap Ciara menatap Bowo penuh harap.

"Ngapain lo dari rumah Zio?"

"Nugas," Jawab Ciara malas.

"Kenapa dia ngga nganterin lo pulang? Ngga tanggung jawab banget jadi cowok, ngebiarin cewek pulang sendirian malam-malam," Gerutu Bowo yang membuat Ciara berdecap sebal.

"Banyak nanya lo, boleh nebeng ngga? Kalo ngga gw pergi," Ucap Ciara bersiap melangkahkan kakinya untuk pergi, tapi dengan cepat Bowo mencekal pergelangan tangan Ciara.

"Gitu aja ngambek, ayo naik!" Ucap Bowo lalu menurunkan step motornya agar Ciara lebih mudah untuk naik. Ciara pun naik ke motor Bowo dengan memegang pundak lelaki itu agar tidak terjatuh.

"Pegangan!" Pinta Bowo sedikit menoleh ke belakang.

"Udah."

"Mana, kok ngga berasa?" Tanya Bowo yang membuat Ciara mengerutkan dahinya.

"Maksud lo apa sih?" Tanya Ciara sebal karena Bowo banyak bertanya dan tidak segera menjalankan motornya.

"Ck, peluk dong, Ra. Nanti lo jatuh, gw yang disalahin," Jawab Bowo yang langsung dihadiahi Ciara dengan sebuah pukulan di punggungnya.

"Jangan modus ya, Wo!" Peringat Ciara garang.

"Perasaan kemarin waktu gw minta peluk, lo mau-mau aja. Kenapa sekarang marah?"

"Berisik banget lo. Kalo lo gamau gw nebeng ya udah sih, gw bisa pulang sendiri," Ucap Ciara bersiap untuk turun, tapi lagi-lagi Bowo melarangnya.

"Iya, iya, ini gw mau jalan kok," Ucap Bowo lalu menyalakan motornya.

Bowo menjalankan motornya dengan kecepatan rendah. Sesekali Bowo memperhatikan Ciara melalui kaca spionnya. Terlihat gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah ditekuk. Bowo yang iseng, dengan sengaja menambah kecepatan motornya secara tiba-tiba. Hal itu membuat Ciara hampir terjungkal ke belakang dan dia reflek memeluk Bowo.

"Anjir! Pelan-pelan Wo!" Teriak Ciara yang tidak Bowo pedulikan.

Bowo malah tersenyum senang karena Ciara mau memeluknya meskipun gadis itu terus mengucapkan segala sumpah serapah untuknya. Motor Bowo membelah jalanan kota yang cukup ramai dengan kecepatan penuh. Bahkan Bowo menyalip beberapa kendaraan ke kanan dan kiri yang membuat Ciara memejamkan matanya. Bowo menepikan motornya saat melewati sebuah warung nasi goreng di tepi jalan. Baru saja Bowo melepas helmnya, sebuah pukulan keras di punggungnya sudah dia terima untuk kedua kalinya. Tentu saja Ciaralah pelakunya. Gadis itu segera turun dari motor dan terus mengomel tanpa henti.

"Lo gila ya? Kalo mau mati, jangan ajak-ajak gw!"

"Iya, iya, gw minta maaf," Ucap Bowo santai sambil mencubit pipi Ciara gemas. Dengan kesal Ciara menepis tangan Bowo.

"Ayo makan, gw lapar," Ajak Bowo lalu meninggalkan Ciara yang masih menekuk wajahnya kesal.

Ciara tak bergeming dari tempatnya tanpa berniat mengikuti Bowo yang sudah duduk di tempat yang disediakan.  Ciara melirik sekilas kearah Bowo yang asik memakan krupuk di hadapannya. Ciara merasa kesal karena Bowo meninggalkannya begitu saja.

Krrukk!

Ciara reflek memegang perutnya yang tiba-tiba berbunyi. Ciara menatap perutnya dan Bowo secara bergantian. Ciara juga lapar, tapi rasanya gengsi jika dia harus menghampiri Bowo begitu saja.

Krrukk!

"Ck, udahlah kesana aja. Toh tadi dia udah ngajak," Monolog Ciara lalu berjalan menghampiri Bowo.

"Lama banget, semedi dulu lo?" Celetuk Bowo tanpa berhenti mengunyah.

Tanpa menjawab pertanyaan Bowo, Ciara langsung duduk di samping lelaki itu. "Kerupuk mulu, kena kolesterol mampus lo," Cibir Ciara.

"Perhatian banget," Ucap Bowo sambil menaik turunkan alisnya dengan senyum tengil yang membuat Ciara memutar bola matanya malas.

"Silahkan mas," Ucap penjual nasi goreng itu menyajikan seporsi nasi goreng dan segelas es teh untuk Bowo.

"Punya gw mana?" Tanya Ciara saat penjual itu sudah pergi dari hadapan mereka.

Tanpa beban Bowo menjawab, "Pesan sendiri lah!"

"Bowo anjir!" Umpat Ciara dalam hati lalu memesan seporsi nasi goreng dan segelas teh hangat. Sedangkan Bowo sibuk menikmati makanannya tanpa menghiraukan Ciara yang menatapnya sebal.

Setelah pesanan Ciara datang, keduanya sama-sama sibuk menikmati makanan masing-masing. Bowo yang sudah menghabiskan makanannya terlebih dulu sibuk memperhatikan Ciara yang terlihat bahagia menikmati makanannya. Seulas senyum terbit di bibir Bowo saat Ciara menggoyang-goyangkan kepalanya setelah menyuapkan nasi ke mulutnya. Bahkan wajah gadis itu sudah ceria, tidak lagi ditekuk seperti tadi.

"Wo!" Panggil Ciara tanpa menoleh setelah makanannya habis.

"Hm?" Jawab Bowo tanpa melepaskan tatapannya dari Ciara.

"Lo kenal Catherine anak X MIPA 1 ngga?" Tanya Ciara melirik ke arah Bowo sambil menyeruput teh hangatnya. Ciara merasa sedikit aneh saat melihat Bowo yang menatapnya dengan tatapan dalam dan senyuman manis.

"Catherine?" Beo Bowo yang langsung diangguki Ciara. "Gw ngga kenal sih, tapi kemarin gw pernah lihat dia di club sama cowok beberapa hari lalu," Sambungnya sambil mengusap sudut bibir Ciara yang kotor.

Ciara sempat mematung mendapat perlakuan manis dari Bowo, tapi sedetik kemudian dia memalingkan wajahnya karena merasa canggung.

"Kenapa? Lo kenal sama dia?" Tanya Bowo saat melihat Ciara tak bergeming.

"Engga sih. Lo lihat ngga, siapa cowoknya?"

Bowo terdiam, sebelum menjawab pertanyaan Ciara. Dia sedikit mengingat kejadian malam itu di mana dia melihat Catherine sedang berciuman dengan seorang cowok yang tidak asing baginya.

"Gw ngga tahu, Ra. Tapi dari postur tubuhnya, gw rasa itu Elzio."

Damn it!

TBC>>>

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN YA GUYS

SEE U NEXT PART...

Elzio [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang