Elzio menghentikan motornya ketika sudah tiba di rumahnya. Elzio melepaskan helmnya dan menoleh ke belakang karena Ciara masih duduk diam di belakangnya.
Sejak tadi Ciara terus memperhatikan setiap jalan yang dia lewati. Dia merasa deja vu karena apa yang dia lewati sama persis dengan apa yang ada di mimpinya. Bahkan saat sampai di rumah Elzio, dia dibuat speachless karena semuanya sama.
"Lo gamau turun?" Tanya Elzio yang sejak tadi memperhatikan Ciara.
Ciara pun tersadar dan menoleh ke arah Elzio yang tengah menatapnya. Tanpa kata Ciara turun dari motor dan melepaskan helmnya. Ciara hanya mengekor pada Elzio saat mereka masuk rumah.
"Tunggu sini dulu, ya. Gw mau ambil kamera di kamar," Ucap Elzio yang hanya di angguki Ciara.
Sambil menunggu Elzio, Ciara memilih untuk duduk di sofa yang ada di sampingnya. Ciara terus memperhatikan sekitar, hanya ada kesunyian di sana. Tapi sebuah suara mengalihkan perhatian Ciara saat Cio turun dari tangga sambil bernyanyi. Ciara tersenyum saat melihat Cio yang sesuai dengan bayangannya, sangat tampan dan mirip dengan Elzio.
"Jaran goyang, jaran goyang," Ucap Cio bersenandung. Langkah kecil anak itu terhenti di tangga terakhir saat dia tersadar ada orang asing di rumahnya. Cio terus memperhatikan Ciara tanpa berkedip.
Ciara yang melihat Cio mematung hanya bisa tersenyum gemas dan menghampiri bocah itu. Ciara membungkuk di hadapan Cio untuk menyamakan wajah mereka. "Hai! Kamu Cio kan?" Tanya Ciara sambil mencubit gemas pipi Cio.
"Kakak siapa?" Tanya Cio polos.
"Nama kakak Ciara, temannya Kak Zio."
"Kakak cantik, lebih cantik dari Kak Erine," Ciara mengangkat sebelah alisnya saat Cio membandingkannya dengan orang lain. Baru saja ingin bertanya, Elzio datang dari atas dengan membawa kamera di tangan kanannya.
"Cio, jangan ganggu teman kakak, ya!" Peringat Elzio yang membuat Cio mengerucutkan bibirnya. Sedangkan Ciara dibuat terpesona dengan penampilan Elzio yang mengenakan setelan jas berwarna hitam yang terlihat pas di tubuh atletisnya.
"Apa sih, kak? Cio kan cuma kenalan sama Kak Cia. Boleh kan, aku panggil Kak Cia?" Tanya Cio menatap Ciara.
Ciara mengalihkan pandangannya dari Elzio ke Cio, dan dengan senang hati Ciara mengangguk, menyetujui permintaan bocah itu. "Jadi, sekarang kita kembar ya? Cio dan Cia?" Ucap Ciara lalu mengajak Cio high five yang tentu saja langsung disambut bocah itu dengan penuh antusias.
Elzio tersenyum tipis memperhatikan interaksi antara Cio dan Ciara. Baru kali ini Elzio melihat Cio akrab dengan orang baru selain Catherine. Karena biasanya Cio lebih memilih untuk menghindar jika bertemu orang baru.
"Ya udah, kamu main di tempat lain dulu, ya. Kakak mau ngerjain tugas sama Kak Ciara," Ucap Elzio yang membuat Cio mengangguk patuh.
Cio langsung berlari ke arah pintu yang ada di dekat dapur, meninggalkan Ciara dan Elzio berduaan. Setelah Cio pergi, Ciara dan Elzio pun mulai mempersiapkan perlatan untuk membuat video. Elzio sibuk menata kamera, sedangkan Ciara menyiapkan dialog yang akan mereka gunakan.
Setelah semua siap, Ciara dan Elzio mulai mengambil video secara bergantian. Mereka membagi tugas dengan Ciara sebagai pelamar dan Elzio sebagai HRD perusahaan. Ciara merasa gugup dan salah berkali-kali saat tanpa sengaja menatap Elzio yang duduk di depannya.
"Fokus dong, Ra!" Gerutunya dalam hati.
"Lo grogi ya lihat ketampanan gw?" Celetuk Elzio yang membuat alis Ciara bertaut.
"Kepedean banget jadi orang. Gw susah ngapalnya kalau pakai bahasa inggris. Mending lo duluan yang take video," Alibi Ciara lalu mengambil alih kamera di tangan Elzio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elzio [Pre-Order]
Teen FictionBagaimana jika mimpimu menjadi nyata? Bagaimana jika lelaki idamanmu datang ke hidupmu? Ciara tidak pernah menyangka jika lelaki yang ada di mimpinya benar-benar ada dan menjadi teman sekelasnya. Sayangnya hanya Ciara yang mengenalnya, sedangkan E...