Part 7

46 32 21
                                    

Perjuangkan cintamu atau ikhlaskan dia bersama orang lain!

***

"I love you, babe!"

"I love you more!"

Kedua sejoli yang tengah kasmaran itu tengah berpelukan sambil menikmati udara sejuk di rooftop. Hari ini mereka baru saja resmi jadian setelah melakukan pendekatan selama beberapa bulan. Bahkan lelaki itu rela pindah sekolah agar bisa lebih dekat dengan sang gadis.

"Kakak ga ke kelas? Ini kan belum jam istirahat," Tanya gadis itu sedikit mendongak untuk menatap sang kekasih yang lebih tinggi darinya.

"Kamu sendiri? Bukannya tadi ada guru di kelas kamu, hm?" Ucap lelaki itu lalu menyentil dahi gadis itu.

"Hehe, aku bolos aja, deh. Pengen lebih lama sama kakak," Gadis itu terkekeh dan mengeratkan pelukannya. Seulas senyum terbit di bibir lelaki itu dan memeluk sang gadis tak kalah erat.

***

Hiruh pikuk terjadi di kelas setiap pergantian jam pelajaran. Di barisan paling depan, terlihat Ciara sedang gusar dalam duduknya. Semenjak kembali dari kamar mandi, dia sama sekali tidak melihat Elzio sampai jam pertama berakhir. Seharusnya lelaki itu sampai di kelas lebih dulu darinya, tapi sepertinya Elzio lebih memilih bolos. Padahal baru beberapa hari dia pindah sekolah, tapi sudah sering bolos.

Ciara memandang jaket yang ada di tangannya, wangi parfum yang mencuat dari jaket itu sangat membuat dirinya tenang. Tapi dia harus mengembalikannya kepada sang pemilik yang menghilang entah kemana. Pikiran Ciara memutar kembali kejadian saat Elzio memeluknya tadi pagi. Ah, bukan memeluk, lebih tepatnya mengikatkan jaket itu di pinggangnya.

Ciara segera mengalihkan pandangannya menuju pintu saat sudut matanya melihat Elzio baru saja memasuki kelas. Dengan gestur yang dibuat sesantai mungkin, Ciara menghampiri Elzio untuk mengembalikan jaketnya.

"Thanks, ya," Ucap Ciara sambil menyerahkan jaket Elzio.

"Lo dari mana?" Tanya Ciara saat Elzio sudah mengambil jaketnya.

"Kepo banget," Cibir Elzio yang membuat Ciara mengerucutkan bibirnya.

Saat Ciara ingin berbalik, ucapan Elzio menghentikannya, "Lo suka coklat ga?"

Ciara pun mendongak menatap Elzio. Alis Ciara terangkat sebelah, seolah bertanya apa maksud dari pertanyaan Elzio.

"Tadi gw beli jajan penjualnya gapunya kembalian, jadi gw ambil coklat ini. Lo mau ngga? Kalo ngga gw kasih ke Risa aja." Ucap Elzio sambil mengeluarkan sebatang coklat dari saku celananya.

"Gw sih mau-mau aja kalo lo niat ngasih ke gw, tapi kalo lo pengen ngasih ke Risa juga gapapa," Jawab Ciara yang mulai merasa kesal saat Elzio menyebut nama Risa.

"Yaudah, buat lo aja,"

Ciara pun menerimanya, "Makasih," Ucapnya dengan senyuman tipis lalu beranjak kembali ke tempat duduknya.

Sejak tadi pergerakan Ciara tak luput dari pandangan ketiga sahabatnya. Ketiganya langsung mengintrogasi Ciara saat Ciara baru saja duduk di bangkunya.

"Eh, eh, kenapa, nih?" Tanya Ciara bingung saat tiba-tiba dikepung ketiga sahabatnya.

"Jelasin!"

"Apa?"

"Kamu sama Elzio, Ra," Ucap Novia yang langsung diangguki Nisa dan Sabrina.

"Gaada apa-apa, kalian aja yang berlebihan," Jawab Ciara santai lalu mengeluarkan ponselnya. Tapi, tanpa aba-aba Sabrina merebut ponsel itu dari tangan Ciara, dan membuat sang pemilik menghela nafas panjang.

"Terus ini?" Tanya Sabrina sambil menunjuk coklat yang Elzio berikan. "Sama jaket Elzio, maksudnya gimana? Lo mau main rahasia sama kita bertiga?"

"Ck! Tadi waktu gw telat, gw lompat tembok belakang bareng dia. Eh, ternyata rok gw tembus, dan dia minjemin jaketnya. Kalo coklat ini katanya kembalian waktu dia beli jajan," Jelas Ciara panjang lebar.

"Modus aja itu, kayanya dia suka sama lo, deh, Ra," Celetuk Nisa yang berhasil membuat bibir Ciara berkedut.

"Apa sih, Nis? Jangan buat gw jadi berharap!" Ucap Ciara berusaha untuk tidak berharap lebih, meskipun hatinya menginginkan hal itu.

"Atau lo yang udah suka sama dia?" Tebak Sabrina tepat sasaran.

"Dia cowok yang ada di mimpi kamu?" Celetuk Novia yang membuat ketiga sahabatnya menatap bingung.

"Kenapa nanya gitu?" Tanya Nisa, sedangkan Ciara tetap bungkam. Ciara benar-benar merasa tersudutkan dengan pertanyaan teman-temannya yang memang benar adanya. Tapi dia tidak berani mengakuinya karena tidak ingin disebut makan omongan sendiri.

"Nebak aja," Jawab Novia santai.

"Hi, girls! Babang tamvan ikut nimbrung dong," Celetuk Bowo dengan tampang tengilnya yang sudah berdiri di samping Nisa.

"Bubar-bubar!" Intrupsi Nisa lalu kembali ke tempat duduknya. Ciara menghela nafas lega karena Bowo sudah menyelamatkannya dari ketiga sahabatnya.

"Ra!" Panggil Bowo yang dibalas Ciara dengan sebuah deheman.

"I love you!" Ucap Bowo dengan enteng.

Ciara pun menghentikan aktivitasnya yang sedang membuka plastik coklat pemberian Elzio. Ciara tak menjawab, dia mengangkat sebelah alisnya menatap Bowo yang juga menatapnya datar. Melihat ekspresi Bowo yang tidak meyakinkan, Ciara hanya bisa menghela nafas.

"Bercanda mulu lo!"

"Kalo mau nembak anak orang modal dikit dong, Wo!" Celetuk Nisa lalu tertawa, disusul Sabrina, dan Novia yang  tersenyum geli melihat tingkah Bowo.

"Elah, orang gw cuma latian buat nembak gebetan gw. Jangan baper ya, Ra. Gw belum siap buat tanggung jawab, hehe," Ucap Bowo sambil cengengesan. Sedangkan Ciara tak ambil pusing dengan candaan Bowo, meskipun awalnya dia terkejut.

Setelah Bowo pergi dari hadapannya, Ciara kembali menatap coklat di tangannya dan menoleh ke arah Elzio. Perasaan Ciara terasa semakin menggebu dan dia ingin segera memiliki Elzio, tapi dia tidak tau bagaimana caranya.

"Nis, kalo cewek ngejar cowok-

"Kejar aja!" Tukas Nisa yang membuat Ciara berdecak sebal.

"Gw belum selesai ngomong, njir!"

"Gw udah ngerti maksud lo. Kalo lo suka sama seseorang, kejar aja. Turunin dikit gengsi lo. Jangan sampe lo nyesel disaat dia udah sama orang lain," Jelas Nisa menatap Ciara serius. Nisa memang pakar cinta dibanding kedua sahabat Ciara yang lain. Jadi dia sering meminta masukan pada Nisa.

"Tapi gw maunya dikejar," Ucap Ciara yang semakin dilema.

"Ya kalo lo sukanya dikejar, terima aja mas-mas yang kemarin nembak lo!"

"Ogah, gw ga suka sama dia," Tolak Ciara yang membuat Nisa geram dengan sahabatnya itu.

"Yaudah, tunggu aja gebetan lo ngejar sampe babi jadi halal!"

"Belum halal aja udah lo makan," Celetuk Sabrina disertai gelak tawa.

"Sembarangan!"

Akhirnya Ciara mulai mempertimbangkan saran yang Nisa berikan. Rasa menggebu di dalam hatinya sudah menyetujuinya, tapi otaknya seolah menentang jika Ciara mulai mengejar cinta Elzio.

TBC>>>

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE DAN KOMEN YAA

SEE U NEXT PART

Elzio [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang