Part 20

23 12 5
                                    

Pagi ini Elzio datang ke sekolah dengan mata yang terasa berat karena kurang tidur. Semalam dia harus menenangkan Catherine yang terus saja menangis tanpa mau bercerita padanya. Elzio hanya bisa mengusap punggung gadis yang ada dalam pelukannya itu agar lebih tenang. Sekitar tiga jam, akhirnya Catherine tenang dan tidur dalam dekapan hangat kekasihnya. Elzio pun menggendong Catherine dan menidurkannya di kamar tamu, karena tidak mungkin dia mengantarkan kekasihnya pulang dalam keadaan seperti itu.

Saat Elzio ingin pergi ke kamarnya untuk tidur, dia harus mendengar rengekan dari Cio yang mengeluh sakit perut. Akhirnya Elzio mengurungkan niatnya untuk tidur dan membelikan obat untuk Cio di apotek. Tidak hanya itu saja, setelah pulang dia harus membuatkan bubur untuk adik lelakinya itu karena Tiara tidak ada di rumah. Untung saja tidak terlalu rewel dan memakan bubur buatan Elzio dengan lahap. Setelah minum obat, Cio tidak mengeluh sakit lagi, dan mulai tertidur.

Elzio pun menuju kamarnya untuk bersih-bersih dan tidur. Sialnya, rasa kantuk yang menguasainya tadi lenyap begitu saja saat dia sudah merebahkan tubuhnya. Elzio menghela nafas pelan dan meraih ponselnya untuk melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul 01.00. Akhirnya dia hanya terdiam menatap langit-langit kamarnya dan mencoba untuk tidur. Namun saat dia memejamkan mata, bayangan Ciara terus menghantuinya. Elzio merasa bersalah karena tidak mengantar gadis itu pulang. Elzio ingin menghubungi Ciara, tapi dia urungkan karena tidak ingin mengganggu gadis itu. Berkali-kali Elzio menulis pesan dan menghapusnya kembali, tanpa dia sadari jam sudah menunjukkan pukul 03.00. Rasa kantuk kembali mendatanginya, dan akhirnya dia tertidur tanpa mengirim pesan yang dia tulis untuk Ciara.

Elzio hanya tidur selama tiga jam, dan dia harus pergi sekolah. Saat memasuki kelas, tanpa sengaja dia berpapasan dengan Ciara yang tengah menggandeng Bowo. Lagi-lagi perasaannya terasa aneh. Elzio tidak suka Ciara terlalu dekat dengan lelaki lain, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa diam.

"Ngga nyangka gw, cewek sepolos dia ternyata seliar itu," ucap Risa saat sedang mengobrol dengan siswa yang duduk di depannya.

"Ngobrolin apa sih, Sa?" Tanya Elzio sambil menguap lalu duduk di samping Risa. Tanpa menunggu jawaban Risa, Elzio melipat kedua tangannya di meja dan menyembunyikan wajahnya di sana. Matanya terasa begitu berat dengan kepala yang berdenyut nyeri.

"Lihat deh, Yo!" pinta Risa menunjukkan layar ponselnya pada Elzio. Elzio pun memiringkan kepalanya untuk melihat ponsel Risa. Dahinya mengernyit dengan mata menyipit untuk memperjelas penglihatannya. Rahang Elzio mengeras saat melihat foto Catherine ada di sebuah club bersama lelaki yang tentu saja bukan dirinya.

"Shit!" umpat Elzio yang langsung beranjak dari tempat duduknya. Tidak memperdulikan bel masuk yang sudah berbunyi, Elzio mengirim pesan pada Catherine dan menunggu kekasihnya itu di rooftop. Rasa kantuknya seakan lenyap begitu saja, tergantikan dengan rasa sakit dan sesak di dada.

"Aku bisa jelasin, Kak. Please, jangan salah paham sama aku," ucap Catherine yang baru saja datang dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.

Elzio tidak merespon, dia masih setia menyandarkan kepalanya di sofa dengan mata terpejam. Dia berusaha mengontrol emosi agar tidak mengucapkan kata-kata tak pantas pada Catherine yang sebentar lagi akan menjadi mantannya.

Elzio menggela nafas pelan, "jadi ini alasan kamu nangis semalam?" tanya Elzio datar tanpa menatap Catherine.

Catherine menggeleng pelan,"aku dipaksa, Kak. Aku-"

"Menikmatinya?" sarkas Elzio yang kini menatap Catherine datar dengan alis terangkat sebelah.

"Maaf," cicit Catgerine yang menbuat Elzio tersenyum miring.

"Ternyata kamu seliar itu, ya? Kamu selalu nolak setiap aku mau cium kamu, tapi kamu malah ciuman sama cowok lain," ucap Elzio dengan tawa hambar, "udah berapa lama kamu selingkuh sama dia?" tanya Elzio menatap kecewa gadis di hadapannya. Catherine hanya diam dengan air mata yang terus mengalir.

"Oh, atau aku yang jadi selingkuhan kamu?" tanya Elzio lagi yang lagi-lagi tak dijawab Catherine.

Elzio mengusap wajahnya kasar, "jawab, Rin! Aku butuh penjelasan kamu!" ucap Elzio dengan emosi tertahan.

"Maaf, Kak, hiks, aku, aku jadian sama Dian sehari setelah kita jadian di rooftop," jelas Catherine terbata, "kemarin aku beneran dipaksa sama Dian, Kak. Aku minta maaf. Jangan tinggalin aku, please!" mohon Catherine sambil memegang tangan Elzio, tapi Elzio segera menarik tangannya.

"Aku kecewa sama kamu, Rin," ucap Elzio lalu beranjak meninggalkan Catherine.

"Jangan tinggalin aku, Kak," lirih Catherine sambil memeluk Elzio dari belakang.

Elzio mendongakkan kepalanya untuk menahan air matanya yang akan terjatuh. Dia tidak pernah menyangka jika gadis yang selama ini dia sayangi akan menghianatinya dengan begitu mudah.

"Kasih aku waktu, Rin," ucap Elzio pelan lalu melepaskan pelukan Catherine dan meninggalkan gadis itu yang kini menatapnya sendu.

***

Setelah meninggalkan Bowo sendirian di taman, Ciara memutuskan bolos ke rooftop. Tanpa sengaja Ciara berpapasan dengan Elzio yang baru saja turun dari rooftop. Ciara terpaku menatap mata Elzio yang terlihat memerah. Ciara pun segera menghampiri Elzio karena merasa khawatir.

"Zio, lo kenapa?" tanya Ciara memegang kedua lengan Elzio.

Bukannya menjawab, Elzio malah menarik Ciara ke dalam pelukannya. Elzio menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ciara yang wangi. Hal itu membuat hati Elzio yang berkecamuk menjadi lebih tenang. Sedangkan Ciara dibuat membeku mendapat serangan tiba-tiba dari Elzio. Ciara tidak membalas pelukan Elzio, dia hanya merasakan deru nafas lelaki itu yang membuatnya merasa geli.

"L-lo kenapa sih?" tanya Ciara gugup sambil mendorong tubuh Elzio menjauh. Tapi tubuh Elzio tak bergerak sama sekali, lelaki itu malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Sebentar aja, Ra, please!" ucap Elzio lirih yang membuat Ciara tidak tega pada pujaan hatinya itu.

Tanpa sengaja Ciara melihat Catherine yang tengah berdiri di atas tangga dengan wajah sembab sedang memperhatikannya dengan Elzio. Melihat itu Ciara menjadi paham jika alasan Elzio seperti ini adalah Catherine. Merasa mendapat kesempatan besar memiliki Elzio, Ciara membalas pelukan Elzio dan mengelus pelan punggung lelaki itu. Catherine yang sudah tidak tahan melihat kekasihnya memeluk orang lain memilih untuk pergi.

Setelah merasa tenang, Elzio melepaskan pelukannya. "Thanks ya," ucapnya dengan senyuman tipis.

"It's okey, gw ngerti perasaan lo kok," jawab Ciara membalas senyuman Elzio. Tangannya terulur untuk menghapus jejak air mata di pelupuk mata Elzio.

"Ikut gw, yuk!" ajak Ciara meraih pergelangan tangan Elzio.

"Kemana?"

"Udah ikut aja, lo pasti suka kok," jawab Ciara lalu menarik tangan Elzio agar berjalan mengikutinya.

TBC>>>

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE DAN KOMEN YAA

SEE U NEXT PART

Elzio [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang