Di sebuah taman kota, terlihat Ciara sedang duduk dengan wajah masam. Berkali-kali Ciara melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Hari ini Ciara dan Elzio sudah membuat janji untuk mengerjakan tugas dari Bu Enri di taman. Tapi, sudah satu jam dia duduk di sana dan Elzio belum juga menampakkan diri. Ciara paling tidak suka jika harus menunggu, apalagi sampai selama ini.
"Ck! Dia niat ga, sih?" Gerutunya sambil memperhatikan sekeliling, berharap agar Elzio segera datang. Ciara berdecak saat Elzio tidak mengangkat telfonnya maupun membalas pesan yang dia kirim.
Merasa bosan dan mati kutu, Ciara memutuskan untuk pergi ke coffe shop yang ada di dekat taman. Ciara memesan cappucino dan strawberry toast yang ada di sana. Sambil menunggu pesanannya datang, Ciara memilih duduk di dekat tembok kaca yang langsung mengarah ke taman.
"Silahkan, kak, strawberry toast dan cappucinonya," Ucap seorang waiters sambil menyerahkan pesanan Ciara.
"Terima kasih, kak," Ucap Ciara ramah.
Setelah waiters itu pergi, Ciara menoleh ke taman sebelum menikmati makanannya. "Kalo makanan gw udah habis dan lo belum datang, gw tinggal ya lo, Zio!" Putus Ciara saat dia tidak melihat tanda-tanda kedatangan Elzio.
Meski nyaman sendirian di tempat umum, Ciara tetap merasa mati kutu jika tidak memainkan benda pipih di tangannya. Oleh karena itu, Ciara menikmati makanannya dengan tenang sambil melihat beberapa video lucu di ponselnya. Tapi ketenangan itu tidak bertahan lama saat ada seseorang yang kini sedang berdiri di hadapannya.
"Ciara?" Ucap lelaki itu yang membuat Ciara mendongak menatapnya.
Lelaki yang tidak ingin lagi dia temui, kini sedang berdiri di hadapannya. Ciara mengangkat alisnya sebelah dengan mulut yang masih dipenuhi makanan.
"Lo ga berubah, ya, masih lucu," Ucap lelaki itu dengan tangan terulur untuk mengusap sudut bibir Ciara yang belepotan. Tapi Ciara segera menepis tangan lelaki itu.
"Don't touch me!" Ucap Ciara penuh penekanan. Ciara segera membereskan barangnya dan bersiap untuk pergi.
"Bukannya dulu lo paling suka kalau gw sentuh?" Tanya lelaki itu dengan senyum miring.
Hal itu membuat Ciara terdiam. Otaknya kembali memutar kejadian beberapa tahun lalu saat mereka masih berpacaran. Dulu Ciara memang paling suka dimanjakan Dian dengan sentuhannya. Tapi itu hanya sebatas pelukan dan elusan di kepalanya, karena love language Ciara adalah physical touch. Ciara mengepalkan tangannya kuat saat mengingat betapa manjanya dia dulu saat bersama Dian.
Tidak ingin membuat keributan, Ciara lebih memilih pergi dari hadapan mantan kekasihnya itu. Tapi Dian tidak membiarkannya pergi begitu saja.
"Bangsat!" Umpat Ciara saat Dian memcekal pergelangan tangannya. "Mau lo apa sih?" Tanya Ciara emosi sambil berusaha melepaskan genggaman Dian yang begitu kuat.
"Wow, udah berani ngomong kasar ya, lo sekarang?" Ucap Dian dengan senyum remeh.
"Cowok kayak lo emang pantes dikasari. Lepas!" Ucap Ciara penuh penekanan. Tangannya kini mulai terasa sakit karena genggaman Dian yang begitu kuat.
"Lepasin Ciara!" Ucap seseorang datar namun penuh penekanan. Dian dan Ciara pun langsung menoleh ke arah sumber suara di mana Elzio berdiri tak jauh dari mereka.
Dian tersenyum miring dan beralih menatap Ciara. "Cowok lo?" Tanya Dian dengan alis terangkat sebelah.
"Udah dikasih apa aja lo sama Ciara?" Kini pertanyaan Dian tertuju untuk Elzio.
Rahang Elzio mulai mengeras. Tangannya mengepal kuat, bersiap untuk melayangkan sebuah tonjokan pada Dian. Tapi belum sempat melakukam aksinya, Ciara menggigit tangan Dian dan menampar wajah lelaki itu setelah tangannya terlepas.
Plak!
"Anjing!" Umpat Dian sambil memegangi pipinya.
Ciara menarik tangan Elzio dan membawa lelaki itu pergi dari coffee shop. Setelah berjalan cukup jauh, Ciara melepaskan tangan Elzio.
"Dia siapa? Kurang ajar banget, harusnya tadi gw tonjok!" Gerutu Elzio yang menbuat Ciara tersenyum tipis.
"Kenapa ngga lo tonjok aja?" Tanya Ciara sembari menatap wajah Elzio yang masih kesal.
"Kan lo yang bawa gw kabur, gimana sih?" Jawab Elzio kesal yang terlihat lucu di mata Ciara.
"Kenapa lo jadi kesel banget, gw kan bukan siapa-siapa lo?" Tanya Ciara iseng. Dia ingin tau seberarti apa dirinya bagi Elzio. Ciara berharap jika Elzio juga memiliki perasaan padanya. Tapi bukannya menjawab, Elzio malah terdiam. Ciara tidak berani bertanya lagi dan mereka sama-sama diam sampai mereka berhenti di tempat motor Elzio terparkir.
"Kita ngerjain tugasnya di rumah gw aja, ya? Soalnya adik gw di rumah sendirian," Ucap Elzio sambil menyerahkan helm yang dia bawa.
"Gw bawa motor sendiri. Lagian kenapa Cio di rumah sendirian? Tante Tiara kemana?" Tanya Ciara yang membuat Elzio mengernyit bingung.
"Mampus, gw keceplosan!" Batin Ciara merutuki kebodohannya.
"Lo tau nama adik sama nyokap gw darimana?" Tanya Elzio sambil menyipitkan matanya. Hal itu membuat Ciara menggigit bibir bawahnya, bingung harus menjawab apa.
"Emm, itu, itu, ah, gw cuma nebak. Iya, gw nebak aja kok, emang bener ya?" Jawab Ciara gugup sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ciara berharap Elzio tidak curiga padanya.
"Oh, ya udah, ayo! Motor lo biar nanti sopir gw yang nganter ke rumah lo," Ucap Elzio sambil memakaikan helm itu di kepala Ciara yang membuat gadis itu menghela nafas lega saat Elzio mempercayai ucapannya.
"Sorry, ya, gara-gara kelamaan nunggu gw, lo jadi di gangguin cowok tadi." Ucap Elzio merasa bersalah.
"Santai aja lah, lagian gw gapapa. Dian itu emang mantan gw yang paling diancok!" Ucap Ciara dengan menekankan perkataannya di akhir.
"Awh!" Ciara mendesis saat Elzio menyentil bibirnya. Alisnya bertaut menatap tajam Elzio yang juga menatapnya datar tanpa rasa bersalah.
"Sakit, Zio!" Gerutu Ciara sambil memukul lengan lelaki itu.
"Cewek gaboleh ngomong kasar," Ucap Elzio yang membuat Ciara mengerucutkan bibirnya.
"Emangnya kenapa? Bukannya cowok juga sering ngomong kasar? Ngga adil banget."
"Nurut atau gw cium bibir lo?" Ancam Elzio yang berhasil membuat kedua bola mata Ciara membulat sempurna.
"Gw gasuka dicium cowok orang," Gumam Ciara yang masih bisa di dengar Elzio.
"Lo tau dari mana kalau gw punya pacar?"
"Ck, udah, ah, buruan! Keburu malem nanti," Ucap Ciara sambil mendorong lengan Elzio agar lelaki itu segera naik ke motornya karena tidak ingin memperpanjang perdebatan.
TBC>>>
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE DAN KOMEN YAA
SEE U NEXT PART GUYS..
KAMU SEDANG MEMBACA
Elzio [Pre-Order]
Teen FictionBagaimana jika mimpimu menjadi nyata? Bagaimana jika lelaki idamanmu datang ke hidupmu? Ciara tidak pernah menyangka jika lelaki yang ada di mimpinya benar-benar ada dan menjadi teman sekelasnya. Sayangnya hanya Ciara yang mengenalnya, sedangkan E...