Part 10

46 26 22
                                    

Malam ini di tengah ramainya jalanan kota, terlihat dua sejoli yang tengah berboncengan. Mereka adalah Ciara dan Elzio. Terlihat Elzio mengenakan seragam putih abu-abunya dengan kancing baju yang terbuka, karena dia memberikan jaketnya pada Ciara agar gadis itu tidak kedinginan terkena angin malam. Ciara tidak dapat menahan senyuman di bibirnya saat Elzio meminta gadis itu untuk memeluknya agar tidak terjatuh. Ciara merasa jika terkena bola basket tidak seburuk itu, apalagi keuntungannya dia jadi bisa sedekat ini dengan Elzio.

"Kalo masih pusing, bersandar di punggung gw aja!" Teriak Elzio sedikit menoleh agar Ciara mendengarnya.

Ciara sempat terkejut dengan ucapan Elzio, tapi dia tetap menurutinya, dan menyandarkan kepalanya di punggung Elzio. "Kapan lagi coba, bisa sedekat ini sama Zio?" Pikirnya sambil mencari posisi ternyaman lalu memejamkan mata menikmati wanginya tubuh Elzio.

"Ini rumah lo, Ra?" Tanya Elzio setelah berhenti di depan rumah berlantai dua warna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini rumah lo, Ra?" Tanya Elzio setelah berhenti di depan rumah berlantai dua warna putih.

Terlampau nyaman memeluk tubuh Elzio, Ciara sampai tidak sadar jika motor yang mereka naiki sudah berhenti di depan rumahnya. Ciara pun segera turun dari motor.

"Thanks ya udah nganterin gw," Ucap Ciara setelah berdiri di samping Elzio yang tengah melepas helmnya. Gadis itu berniat melepaskan jaketnya dan mengembalikannya pada sang pemilik, tapi Elzio melarangnya.

"Lo pake aja, gw masih punya di rumah."

"Oh, oke. Sekali lagi makasih, ya. Besok gw balikin," Ucap Ciara dengan senyuman tipis. Menatap wajah tampan Elzio seakan menjadi obat bagi Ciara. Rasa pusing yang tadi dia rasakan hilang dalam sekejap. Ciara terus menggigit bibir bawahnya dan meremat jaket yang dia kenakan kuat-kuat karena menahan rasa gugup dan bahagia saat Elzio terus menatapnya tanpa berbicara.

"Jangan digigit, nanti berdarah," Ucap Elzio sambil mengusap lembut bibir Ciara.

Ciara membatu ketika mendapat sentuhan di bibirnya. Otaknya seakan tak berfungsi, dan dia hanya bisa menatap Elzio tanpa berkedip.

"Lucu banget, sih!" Ucap Elzio sambil mencubit pipi Ciara, gemas. "Gw pulang dulu, ya," Pamit Elzio lalu memakai kembali helmnya. Elzio tersenyum tipis melihat ekspresi polos Ciara, dan tanpa menunggu respon dari Ciara, Elzio langsung menjalankan motornya menjauhi rumah Ciara.

Ciara masih mematung setelah kepergian Elzio. Saat tersadar, pipinya terasa memanas, dan sebuah senyuman tercetak jelas di bibirnya. Ciara benar-benar dibuat terbang oleh Elzio.

"Rugi kalo dia ngga jadi milik gw," Gumamnya lalu berjalan sambil melompat memasuki rumahnya. Ciara sampai lupa jika kepalanya baru saja dihantam bola basket. Baru beberapa langkah kepalanya kembali pusing.

"Ouh, shit! Perasaan kalo ada Zio gapapa, kenapa pusing lagi, sih?" Gerutu Ciara lalu memelankan jalannya.

***

Di sebuah kamar bernuansa monokrom, terlihat Elzio baru saja keluar dari kamar mandi. Dia mengusap-usap rambutnya yang basah setelah keramas. Sesekali dia bersin saat merasa hidungnya sangat gatal. Bahkan hidung mancung itu kini sudah berubah warna menjadi merah.

Setelah berganti pakaian, Elzio duduk dan bersandar di ranjang sambil memainkan ponselnya. Elzio segera menghubungi kekasihnya sambil mengisi daya ponselnya. Elzio takut jika kekasihnya khawatir karena ponsel Elzio mati saat dia bermain basket.

"Hai, babe!" Sapa Elzio saat layar ponselnya menampilkan wajah kekasihnya yang tengah tersenyum kepadanya.

"Kakak lagi sakit? Kok hidungnya merah?" Tanya gadis itu khawatir.

"Gatau, nih. Dari tadi aku bersin-bersin terus, habis kehujanan," Jelas Elzio sambil menggosok hidungnya yang masih terasa gatal.

"Udah minum obat, belum? Besok aku bawain makanan, ya?"

"Gausah, babe, nanti kamu repot. Paling besok juga sembuh," Jawab Elzio, tersenyum. Dia sangat senang dan bersyukur mendapat perhatian kecil dari kekasihnya.

"Jangan sedih, besok pagi aku jemput, hm?" Ucap Elzio berusaha menghibur sang kekasih yang nampak murung.

"Oke, pacar aku yang paling ganteng," Ucap gadis itu, malu-malu. "Yaudah kakak istirahat aja, jangan lupa makan dan minum obat! Gaboleh bandel, ya! Harus nurut, aku gamau kalo kakak sakit," Sambungnya dengan nada galak. Tapi bukannya takut, Elzio malah terkekeh melihat kekasihnya yang terlihat lucu dengan bibir cemberut dan alis yang bertaut.

"Kok kakak malah ketawa? Aku serius, loh!"

"Iya, sayang, iya. Kamu juga jangan lupa makan!" Ucap Elzio yang membuat gadis itu mengangguk patuh.

"Aku tutup dulu, ya? I love you, kak!"

"I love you more, babe," Balas Elzio dan panggilan pun terputus.

Elzio meletakkan kembali ponselnya di atas nakas, lalu merebahkan tubuhnya menatap langit-langit kamar. Hidupnya terasa semakin bahagia setelah berpacaran dengan gadisnya. Senyuman manis itu tercetak jelas di bibirnya. Tapi, tiba-tiba bayangan Ciara muncul di benaknya. Elzio tersenyum tipis saat mengingat wajah polos dan lucu gadis itu. Elzio meraih ponselnya dan berniat mengirim pesan pada Ciara untuk menanyakan kabarnya. Alisnya terangkat sebelah saat pesan itu langsung terbaca setelah dia mengirimnya.

"Dia nunggu chat dari gw?"

Elzio tersenyum tipis saat Ciara membalas pesannya dengan jawaban yang aneh. Tapi sedetik kemudian pesan itu berganti menjadi jawaban yang jelas. Elzio menyadari jika Ciara sedang gugup saat ini, tapi dia mencoba untuk pura-pura tidak tahu apa-apa agar gadis itu tidak merasa malu jika nanti bertemu dengannya.

TBC>>>

SEPERTI BIASA, UNTUK CHAT MEREKA AKAN AKU POST DI TIKTOK YAA

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE DAN KOMEN

SEE U NEXT PART GUYS!

Elzio [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang