Part 3

96 51 24
                                    

Tidak ada yang kebetulan, karena semua sudah menjadi rencana-Nya.

***

Pancaran sinar matahari yang menyelinap masuk ke kamar Ciara, membuat gadis yang tengah tertidur pulas itu menggeliat. Perlahan matanya terbuka dan mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Dia menghela nafas kasar saat mengingat mimpinya. Lagi dan lagi, sudah seminggu berlalu Ciara masih saja didatangi Elzio dalam mimpinya. Bahkan dia sudah berusaha mencari Elzio melalui beberapa media sosial, tapi Ciara tidak menemukannya.

Ciara pun beranjak dari tempat tidurnya sambil mengacak rambutnya frustasi menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Selesai membasuh wajahnya, Ciara menatap kaca di atas wastafel yang memantulkan bayangannya.

"Perasaan gw ga jelek-jelek banget, manis kok," Gumam Ciara sambil memperhatikan setiap inci wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perasaan gw ga jelek-jelek banget, manis kok," Gumam Ciara sambil memperhatikan setiap inci wajahnya.

"Mata gw bagus, alis juga ga botak, bibir gw juga seksi kok. Emm, minusnya hidung gw pesek dikit sih, tapi ga masalah lah ya," Sambung Ciara bermonolog.

"Kenapa gaada yang suka sama gw sih? Gaminat deketin gitu?" Tanyanya pada diri sendiri sambil mengerucutkan bibir.

"Ya ada sih yang deketin, tapi bukan tipe gw semua anjir!" Ucapnya dengan helaan nafas kasar.

Selesai bermonolog di kamar mandi, Ciara kembali menuju meja belajarnya untuk mengambil laptop. Setelah meletakkan laptopnya di ranjang, Ciara pergi ke dapur untuk mengambil beberapa camilan dan minuman dingin. Weekends ini dia memutuskan untuk maraton drachin karena tidak ingin memikirkan Elzio lagi.

Saat tiba di dapur, Ranti dan Aryo, Papa Ciara tengah sibuk memasak. Mereka melakukan hal ini untuk menghabiskan waktu bersama, karena Aryo jarang punya waktu saat weekdays. Dia selalu lembur dan sibuk dengan perusahaannya yang sedang berkembang pesat.

"Mama sama Papa asik banget," Celetuk Ciara sambil membuka kulkas. Ranti dan Aryo yang baru menyadari kehadiran Ciara pun menoleh.

"Iya, Ra, kamu baru bangun?" Tanya Aryo dengan senyum manis pada putri tunggalnya.

Ciara hanya mengangguk menanggapi pertanyaan papanya. "Papa sama Mama hari ini mau kemana?" Tanya Ciara, karena biasanya kedua orang tuanya akan jalan-jalan saat akhir pekan.

"Di rumah aja kok. Lagian kalo papa sama mama keluar kamu gamau ikut," Keluh Aryo yang disetujui Ranti.

"Ciara males, pa," Jawabnya sambil menutup kulkas setelah mengambil minuman dingin dan meminumnya.

"Hm, nanti malem kita dinner di luar, ya? Kamu harus mau, gaboleh nolak!" Ucap Ranti tidak ingin dibantah. Ciara hanya bisa menghela nafas panjang, pasrah.

"Iya, ma!"

Sebenarnya Ciara malas jika harus pergi keluar. Bukannya tidak ingin menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya, tapi dia tidak suka jika tiba-tiba ada rekan kerja Aryo atau teman Ranti yang datang menghampiri mereka, dan merusak kebersamaan mereka. Apalagi energi Ciara mudah habis jika bertemu banyak orang. Jadi dia lebih memilih di rumah jika Aryo dan Ranti pergi.

"Kamu ga sarapan dulu, Ra? Makanannya bentar lagi siap kok," Tanya Ranti saat melihat Ciara akan meninggalkan dapur dengan membawa banyak camilan.

"Nanti aja, ma. Ciara belum laper," Jawabnya dan berlalu begitu saja.

Ranti dan Aryo saling tatap dan menghela nafas melihat kelakuan anak semata wayangnya. Tidak ingin ambil pusing, mereka pun kembali berkutat dengan aktivitas masing-masing.

Sesampainya di kamar, Ciara meletakkan camilannya di nakas. Dia meraih ponselnya yang tergeletak di ranjang. Dahinya mengernyit saat melihat ada notifikasi dari instagram.

"Ini Elzio bukan, ya?" Tanya Ciara pada diri sendiri saat melihat nama pengguna itu adalah El.

Tidak ingin dihantui oleh rasa penasaran, Ciara membuka profil orang tersebut sambil menggigit bibir bawahnya. Saat melihat foto profilnya, jantung Ciara seakan berhenti berdetak. Seulas senyum terbit di bibirnya. Antara  senang dan tidak percaya, ternyata Elzio  benar-benar ada dan nyata.

"We will meet soon SMA Bumantara? Sekolah gw? Dia mau sekolah di sana juga? Anjirr, jangan bilang ini mimpi?" Celoteh Ciara kegirangan saat membaca instastory Elzio.

"Awh!" Ringis Ciara saat dia mencubit lengannya untuk memastikan bahwa dirinya tidak bermimpi.

"Gw ga mimpi! Elzio akan satu sekolah sama gw!? Astaga! Ya Tuhan, apakah ini pertanda dari-Mu bahwa dia jodoh hamba?" Gumam Ciara dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibirnya.

"Aarrgghh! Terima kasih, Tuhan. Semoga dia bener-bener jodoh gw, aamiin." Mohon Ciara lalu meraih guling di sampingnya dan memeluknya dengan erat.

Drrtt!

Saat sedang sibuk dengan pemikirannya, tiba-tiba ponsel Ciara bergetar karena ada sebuah pesan masuk. Ciara semakin menggila saat melihat nama sang pengirim. Disaat dia mulai menyerah dengan mimpinya, Tuhan malah benar-benar menghadirkan Elzio dalam hidupnya. Hari ini dunia terasa sangat memihak Ciara, dan tanpa pikir panjang Ciara langsung membalas pesan itu.

TBC>>>

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE DAN KOMEN

SEE U NEXT PART GUYS!

Elzio [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang