Part 6

59 33 23
                                    

Suara ketukan antara pulpen dan meja itu terdengar memenuhi kamar Ciara. Sejak tadi dia sedang berusaha fokus pada soal di hadapannya, tapi pikirannya terus mengulang kejadian di rooftop siang ini. Rasanya bekas kecupan itu masih terasa di bibirnya. Ciara tidak pernah menyangka jika Elzio akan melakukan hal ini padanya. Meskipun dalam mimpi mereka berpacaran, tapi apa yang mereka lakukan belum sampai sejauh itu.

"Zio! Lo bener-bener bikin gw gila tau, ga!?" Gerutu Ciara sambil mengacak rambutnya geram. Dia merasa kesal saat mengingat Elzio meninggalkannya begitu saja, setelah mencuri sebuah kecupan singkat di bibirnya. Bahkan dia  tidak terlihat di kelas sampai bel pulang sekolah berbunyi.

"Udah nyium orang sembarangan, ga minta maaf, ditinggal pula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah nyium orang sembarangan, ga minta maaf, ditinggal pula. Terus, sekarang chat gw ga di bales? Nyebelin!" Ucapnya dengan kaki menendang-nendang udara.

"Gausah marah! Mau lagi?" Ucap lembut seseorang sambil mengelus puncak kepala Ciara yang berhasil membuat sang empu terdiam. Perlahan Ciara menoleh ke arah sumber suara, dan mendapati Elzio tengah berdiri menatapnya dengan senyum manis.

"Lo ngapain di-

"Sstt! Jangan keras-keras, nanti ketauan!" Bisik Elzio menghentikan ucapan Ciara dengan telunjuknya.

"Ck, lagian lo ngapain di sini?" Balas Ciara berbisik setelah menepis tangan Elzio dari bibirnya. Sebenarnya Ciara senang dengan kehadiran Elzio, tapi dia berpikir tetap harus menjaga harga dirinya, dan tidak boleh luluh begitu saja. Dia juga ingin tau, bagaimana tindakan Elzio saat melihatnya marah.

"Gw kangen sama lo," Jawab Elzio santai  lalu berjalan menuju ranjang Ciara, dan duduk di sana.

"What!? Demi apa dia bilang gitu ke gw?" Batin Ciara dengan raut wajah yang dibuat senetral mungkin, meskipun jantungnya terasa ingin keluar dari tempatnya.

"Apaan sih? Gw masih sebel sama lo, ya!" Peringat Ciara lalu ikut duduj di samping Elzio.

"Iya, iya, gw tau kalo gw salah. Gw minta maaf, ya? Gw janji gaakan gitu lagi," Ucap Elzio sambil mengulurkan jari kelingkingnya di hadapan Ciara.

Ciara menatap kelingking Elzio dan wajahnya secara bergantian. Dia bingung harus merespon apa. Jika dia langsung menerima permintaan maaf Elzio, apakah dia akan dibilang gadis murahan? Tapi jika dia tidak memaafkannya, dia takut kedatangan Elzio menjadi sia-sia, dan dia akan menyesal karena telah mengabaikan lelaki itu.

"Janji ya! Gw pegang kata-kata lo," Jawab Ciara lalu menautkan kelingkingnya dengan kelingking Elzio. Ciara berharap Elzio tidak menganggapnya gadis murahan.

"Iya sayang," Celetuk Elzio dengan tatapan menggoda Ciara.

"Apaan sih?" Ucap Ciara lalu melepaskan tautan kelingking mereka dan memalingkan wajahnya karena malu. Tak berselang lama, senyum malu Ciara berubah menjadi sebuah kepanikan ketika pintu kamarnya diketuk oleh Ranti.

Tok! Tok! Tok!

"Ciara!"

"Aduh! Ada mama! Lo sembunyi dulu deh!" Pinta Ciara panik berusaha mencari tempat persembunyian untuk Elzio.

Elzio [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang