Part 21

13 6 0
                                    

"Si Ciara ini kemana sih?" gerutu Nisa saat sahabatnya itu tak kunjung kembali.

"Kayaknya dia bolos deh. Si Zio sama Bowo juga ngga ada tuh," ucap Sabrina sambil memperhatikan sekeliling.

"Coba aku chat Ciara dulu," ucap Novia lalu meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Ciara. Dahi Novia mengernyit saat Ciara mengirimkan foto jika dia sedang bersama Elzio.

"Beneran bolos dia," jelas Novia menunjukkan foto yang Ciara kirim pada Nisa dan Sabrina.

"Buset, gercep amat tuh anak," celetuk Nisa.

"Biarin aja lah. Ini kan kesempatan bagus buat Ciara ambil hatinya Zio," ucap Sabrina.

"Tapi, aku kok jadi enggak sreg ya kalo Ciara ngejar Elzio," ungkap Novia meluapkan isi hatinya yang kini berubah haluan.

"Kenapa?" tanya Nisa dan Sabrina bersamaan.

"Nggak tahu juga sih, tapi kan Zio dan Catherine belum tentu putus. Takutnya Ciara sakit hati lagi," jelas Novia.

"Iya juga sih, tapi kita sebagai sahabat cuma bisa support Ciara. Semoga aja kali ini Ciara enggak kecewa lagi," ucap Nisa yang diangguki kedua sahabatnya.

***

Di sisi lain Ciara dan Elzio sedang menikmati udara segar di sebuah danau yang letaknya tak jauh dari sekolah mereka. Mereka telah mengganti seragamnya dengan kaos agar tidak ditangkap satpol pp karena bolos sekolah. Mereka duduk di atas rerumputan hijau yang tidak terlalu tinggi sambil menatap hijaunya danau yang menyejukkan mata.

"Lo sering ke sini, Ra?" tanya Elzio sambio menoleh ke arah Ciara yang duduk di sampingmya.

"Baru kali ini sih, padahal udah dari dulu gw pengen kesini, tapi belum sempat," jelas Ciara lalu memjamkan matanya. Meski matahari sangat terik, pepohonan besar yang tumbuh di tepi danau membuat udara di sana terasa sejuk.

"Sesibuk itu lo?" tanya Elzio di akhiri dengan kekehan.

"Gw nunggu lo, Yo," ucap Ciara sambil menoleh menatap Elzio dengan senyum tipis.

Elzio mengernyitkan dahinya, "kan kita baru ketemu. Aneh banget lo," cibir Elzio diikuti gelak tawa.

Melihat Elzio tertawa membuat Ciara tersenyum lega. "Lo percaya nggak, kalau gw udah pernah ketemu lo di mimpi jauh sebelum lo pindah ke Bumantara?" tanya Ciara menatap serius. Tapi lagi-lagi Elzio menganggap hal itu hanyalah sebuah candaan.

"Nggak mungkin lah. Kita aja nggak pernah ketemu sebelumnya, nggak mungkin juga gw datang ke mimpi lo," ucap Elzio yang tidak percaya dengan perkataan Ciara.

"Ya siapa tau aja itu pertanda kalau lo jodoh gw kan?"

"Emang lo suka sama gw?" tanya Elzio serius menatap Ciara lekat.

Ciara menggigit bibir bawahnya karena tidak tahu harus menjawab apa. Matanya tidak berani menatap manik mata Elzio barang sedetik. Tangannya mengepal kuat menahan hatinya yang bergejolak ingin mengungkapkan perasaannya, tapi lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan satu kata saja.

Elzio memegang dagu Ciara agar gadis itu menatapnya. Tapi jantungnya malah berdetak dua kali lebih cepat saat manik mata mereka bertemu. Elzio seperti kembali merasakan jatuh cinta untuk yang kedua kalinya.

Detak janting keduanya saling bersahutan memenuhi keheningan. Elzio dan Ciara sama-sama meresapi rasa yang membelenggu hati. Sampai akhirnya Ciara memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya dengan Elzio, dan matanya tertutup saat bibirnya menempel pada bibir Elzio. Tidak ada pergerakan, keduanya sama-sama terdiam dengan kedua mata yang tertutup. Setelah beberapa detik, Ciara menjauhkan wajahnya, lalu beranjak meninggalkan Elzio.

Dalam hati Ciara merasa malu karena mencium Elzio duluan. Dia terus berjalan tanpa menghiraukan Elzio yang masih terdiam menatap kepergiannya.

***

Malam ini Ciara tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia terus terbayang kejadian di danau bersama Elzio. Matanya sama sekali tidak di datangi rasa kantuk. Pikirannya terus berkelana dan menerka-nerka tentang apa yang Elzio pikirkan tentangnya. Hal ini adalah tindakan bodoh yang paling Ciara sesali. Dia takut jika Elzio berpikir jika dirinya adalah gadis murahan. Apalagi saat mengingat ucapan Dian di coffee shop kala itu.

"Apa besok gw bolos aja ya?" gumam Ciara sambil menatap langit kamarnya. Dia merasa tidak siap jika harus bertatap muka dengan Elzio. Ciara yakin, jika mereka bertemu suasana akan menjadi akward.

Ting!

Ponsel Ciara berbunyi saat ada pesan yang masuk. Ciara pun segera meraih ponselnya dan melihat siapa yang mengiriminya pesan selarut ini. Mata Ciara membulat sempurna, saat mengetahui pesan itu dari Elzio. Tapi dahi Ciara dibuat mengernyit saat membaca pesan itu.

"Dia chat gw jam segini cuma buat nanyain soal tugas bahasa inggris?" gumam Ciara berasumsi, "atau ini cuma alasan dia aja buat chat gw? Jangan-jangan dia nggak bisa tidur juga karena kejadian tadi siang?" sambungnya bermonolog.

Setelah sibuk bermonolog, dengan ragu Ciara membalas pesan itu. Ciara minggigit bibir bawahnya setelah pesan itu terkirim. Cukup lama Elzio tidak membalasnya, hal itu membuat jantung Ciara berdetak tak karuan.

"Gw terlalu lama balasnya ya?" tanya Ciara pada diri sendiri saat Elzio tak lagi membalas pesan darinya.

"Tenang Ra! Lo harus tenang. Semoga aja besok Elzio udah lupa sama kejadian tadi, dan sekarang lo harus tidur. Jangan sampai besok mata lo kayak panda," monolog Ciara dengan menarik nafas berkali-kali untuk menenangkan hati dan pikirannya. Ciara menarik selimutnya hingga menutupi kepala, dan mencoba untuk tidur.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE DAN KOMEN YAA...

Elzio [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang