Bab 5 : Gairah Masa Muda

1.1K 96 0
                                    

Jaehyuk melangkah gontai menyusuri jalan kecil menuju rumahnya. Berkat Jeongwoo yang membiarkan dirinya untuk pulang 1 jam lebih awal, Jaehyuk jadi punya waktu sekitar 1 sampai 2 jam untuk sekedar mengistirahatkan diri dirumahnya.

Ceklek

Jaehyuk masuk dan meletakkan tasnya diatas meja makan kecil yang sudah usang. Berjalan memasuki kamar untuk mengganti baju. Jaehyuk melihat ke sekitar. Beberapa hari terakhir ia terlalu sibuk dengan membagi waktu antara menjadi budak Jeongwoo dan bekerja, ia jadi tak sempat untuk membersihkan rumahnya sendiri. Selesai mengganti baju, Jaehyuk menghela nafasnya. Mencoba tersenyum.

"Jaehyukie....Fighting...."ucapnya menyemangati dirinya sendiri sebelum mulai bergerak untuk membereskan isi rumahnya. 30 menit cukup untuk membuat isi rumah kecil itu rapi kembali.

Jaehyuk menuju dapur, memasak nasi goreng kimchi. Setelah matang, ia membawanya menuju kamar.

Ia makan sembari membuka laptop miliknya. Ya, itu benda termahal yang Jaehyuk punya. Ia mendapatkannya saat memenangkan olimpiade matematika di kelas 11 semester 2.

Jaehyuk mengunyah makanannya sembari membuka situs dimana Blackswan mengekspresikan semua perasaannya.

Jaehyuk membaca kembali semua tulisannya. Melihat satu persatu siluet foto yang selalu berhasil menerbitkan senyum di bibirnya.

Ia jatuh cinta, dan Jeongwoolah orangnya. Tulisan hanyalah bagian dari ekspresi atas kondisinya yang tengah jatuh cinta pada sosok Park Jeongwoo.

"Sebaiknya aku menghapusnya...." ucapnya sembari mencoba memblokir akunnya sendiri.

Mengikuti Jeongwoo selama beberapa hari cukup banyak menumbuhkan rasa bersalah dihati Jaehyuk. Ia mulai berpikir bahwa seharusnya ia tidak membuat Jeongwoo menjadi objek fantasinya tanpa sepengetahuan namja Park itu.

Tapi, apa dengan menghapusnya semua akan kembali baik-baik saja ? Apakah dengan menghapusnya, pikiran-pikiran sensual Jaehyuk untuk Jeongwoo hilang begitu saja ?

Apakah dengan menghapusnya, Gairah Jaehyuk akan Jeongwoo padam begitu saja ?

Tidak. Tulisan hanyalah ungkapan ekspresi dari setiap perasaan, emosi dan gairah si penulis akan suatu hal. Ibarat sungai yang mengalir, Jaehyuk hanya berusaha menutup aliran air di hilir tanpa menutup sumbernya di hulu. Yang suatu saat akan membuat air menggenang dan membludak karena tak lagi memiliki celah untuk mengalir ke tempat yang lebih rendah.

Selesai dengan acara makannya, Jaehyuk merebahkan dirinya di ranjang sempit miliknya. Ia mengeluarkan ponselnya dan memutar kembali voice record dari suara Jeongwoo.

"Aku suka suaramu......" lirih Jaehyuk terus mengulang rekaman suara Jeongwoo.

Jaehyuk sering membayangkan, andai dirinya tak terlahir sebagai laki-laki, andai dirinya kaya, andai dirinya terlahir cantik. Jeongwoo mungkin bisa menyukainya juga. Tapi sayang, realitanya adalah kebalikannya. Ia miskin, ia tidak cantik dan parahnya, ia laki-laki. Satu-satunya kelebihan yang Jaehyuk punya adalah otaknya.

Jaehyuk membuka matanya. Mematikan rekaman suara Jeongwoo di ponselnya. Menekuk kedua lututnya. Menatap lurus ke dinding rumah yang tak memiliki cat warna.

"Apa yang aku lakukan sepenuhnya salah ? Aku tidak bisa memilikimu, satu-satunya yang membuatku bahagia adalah menulis tentangmu....apa....aku benar-benar salah ?" Monolog Jaehyuk ditengah kesunyian kamar.

*******

Greenlight Bar, Seoul City

Brak

Suara ponsel yang terlempar diatas meja berhasil mengagetkan seorang Haruto.

"Yak Kim Junkyu, ada apa denganmu ?" Tanya Jeongwoo yang jengah melihat sedari tadi sosok Kim itu tak henti memajukan bibirnya sepanjang 2 centi.

TABOO BOYFRIEND (JEONGJAE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang