Honey Moon

353 25 1
                                    

Lee Min A, seorang aktris dan bintang iklan terkenal yang memiliki banyak penggemar di luar sana. Banyak orang menyayangkan saat ia memutuskan untuk menikahi seorang penyanyi solo yang usianya lebih muda darinya yaitu Kim Seungmin. Meskipun berita kedekatan mereka beredar tidak lama sebelum menikah, sejatinya mereka sudah saling mengenal sejak masa kuliah dulu. MinA tidak tau mengapa ia bisa tertarik dengan pria sepertinya. Dulu Seungmin adalah anak yang lucu dan polos, ia selalu mengikuti kemanapun MinA pergi. Awalnya memang sangat menyebalkan karena Seungmin selalu mengikutinya bak anak anjing kecil yang mengikuti majikannya, namun belakangan saat Seungmin sudah mulai jarang mengikutinya, MinA merasa ada yang kurang dan ia akhirnya memutuskan untuk menarik perhatian Seungmin. Saat itu, Seungmin sedang berduaan dengan seorang gadis yang merupakan teman seangkatannya di kampus. Mereka tengah duduk dibawah pohon dan si gadis tampak mencuri pandang dan tersipu malu saat Seungmin menjelaskan sesuatu di buku pelajaran.
Pasti dia sedang berusaha genit pada Seungmin, batin MinA dan rasa kesal muncul di dadanya. Ia lalu menghampiri mereka dan langsung merangkul Seungmin dan dengan manja ia bilang "jagiya, bukankah hari ini kita ada kencan?" MinA mengedipkan mata pada Seungmin. Tentu saja Seungmin menatapnya dengan kaget, namun seperti yang diharapkan dari seorang Seungmin yang pintar adalah, dia mampu dengan cepat membaca situasi. Akhirnya ia mengatakan akan pergi dengan MinA dan meninggalkan gadis itu sendiri. MinA tersenyum puas.
"Noona , kenapa kau melakukan itu?" Seungmin bertanya saat mereka sudah berjalan agak jauh.
"Memangnya kenapa? Mengganggumu itu adalah hal yang menyenangkan" MinA memutar bola matanya.
"Huh?? Baiklah" jawab Seungmin tak peduli. MinA tampak kesal karena jawaban Seungmin hanya begitu saja dan dia berjalan menjauh dengan wajah cemberut.
Setelah lulus dari universitas, MinA memutuskan untuk mengadu nasib menjadi seorang bintang iklan. Wajahnya yang sangat cantik membuatnya bisa lolos dalam seleksi itu.
"Cheers!!?" malam itu MinA merayakannya bersama beberapa teman dan juga Seungmin.
"chukkahae MinA~, kau memang sangat cantik jadi gampang bagimu untuk lolos" salah seorang teman mereka berkomentar dengan perasaan iri namun senang. MinA hanya tersenyum. Ia menatap Seungmin yang sedang menikmati hidangannya.
"Tapi aku harus menjalani pelatihan di beberapa tempat selama setahun" MinA tersenyum pahit. Ia melirik Seungmin sebentar namun anak itu masih sibuk dengan makanannya. MinA merasa sedikit kecewa dan memutuskan meneguk minumannya dan kembali mengobrol dengan yang lainnya. Setelah beberapa jam berlalu akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
"bye hati-hati" MinA melambaikan tangan pada teman-temannya dengan linglung. Ia merasa agak pusing karena minum terlalu banyak. Ia berjalan memutar dan hampir menabrak tiang jika tidak ada Seungmin yang menariknya.
"Seungmo~ bisa antar aku pulang?" MinA bersuara pelan. Seungmin menghembuskan nafas pelan, "sudah kubilang kan untuk tidak minum terlalu banyak, noona"
"diam kau dan cepat gendong aku!" perintah MinA dan ia langsung melompat ke punggung Seungmin.
Mereka tiba di apartemen MinA dan Seungmin mengantarnya hingga ke dalam. Ia lalu berpamitan dan akan pergi saat tangannya ditarik oleh MinA, "gaji ma... " MinA berdiri disamping Seungmin. Seungmin menatapnya bingung, " kau perlu apa lagi, noona?"
"berhenti memanggilku noona, pabo!" MinA langsung berjinjit sedikit dan mencium bibir Seungmin membuatnya kaget. Wajahnya memerah begitupun MinA.
"Seungmin-ah, kau sangat bodoh" kata-kata itu yang keluar saat MinA melepaskan bibirnya dari Seungmin membuat Seungmin menatapnya dengan wajah berpikir dan menganggap MinA mabuk berat.
"noona, sebaiknya kau istirahat" ucap Seungmin.
"kau payah, tapi kenapa aku bisa menyukaimu" MinA menciumnya lagi dan kali ini mendorong tubuh Seungmin keatas kasurnya. Ia mendekatkan wajahnya pada Seungmin, "kau harus menikah denganku nanti, mengerti?" ia mengelus wajah Seungmin.
"apa kau benar menyukaiku? Aku pikir hanya aku yang merasakannya" Seungmin kini menatapnya.
"bodoh," MinA menjitak pelan kepala Seungmin, "bagaimana kau bisa tidak mengerti?!"
"Lalu maukah kau menjadi kekasihku?" Seungmin bertanya dengan ragu.
"Aku akan menjadi istrimu bodoh, siapa lagi yang bisa merawat orang bodoh sepertimu kalau bukan aku" MinA mengerutkan bibirnya kesal.
Seungmin tertawa pelan.
"Mungkin saja besok kau akan lupa dengan ini"
"Apa perlu kita mengesahkannya sekarang?" wajah MinA tampak liar dan ia mulai melepas satu persatu pakaiannya dan mereka akhirnya menghabiskan malam itu bersama.
"Seungmin-ah, ayo nanti kita Honey Moon ke Kanada" saat ini MinA sedang meletakan kepalanya di dada bidang Seungmin. Seungmin yang sedang mengelus kepala MinA mengerutkan dahi.
"Noona ingin pergi ke Kanada?"
"Apa kau akan memanggilku dengan sebutan itu terus?" MinA mengelus dada Seungmin.
"haruskah aku memanggilmu jagi mulai sekarang?" Seungmin tersenyum geli.
"Terserah kau!!" MinA mulai merajuk lagi. Seungmin terkekeh dan menarik tubuh MinA mendekat dan membisikan sesuatu di telinga MinA "jagi saraghae"
MinA tidak bisa lagi menyembunyikan senyumannya. Seungmin menarik MinA kembali dan melanjutkan apa yang sedang mereka lakukan untuk kedua kalinya. MinA merasa waktu berjalan lambat, namun itu tidak buruk juga...

Sudah enam tahun berlalu sampai akhirnya mereka menikah....

Saat ini MinA sedang berdiri dengan koper di sebelahnya. Ia sedang menunggu suaminya keluar dari kamar.
"Seungmin-ah kenapa kau lama sekali" ia berteriak tidak sabaran.
"nee yeobo, aku melupakan tiketnya di kamar" Seungmin menunjukan dua tiket pesawat menuju Kanada pada istrinya.
"Dasar ceeoboh! Ayo cepat sebelum kita ketinggalan pesawat!!" MinA berjalan meninggalkan Seungmin yang tertawa pelan. Mereka hari ini akan pergi berbulan madu untuk pertama kalinya. Meskipun mereka sudah menikah sejak sebulan lalu, namun karena jadwal padat mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk menundanya.
"yeobo tunggu aku" Seungmin berlari ke arah istrinya dan mengambil koper yang dipegang istrinya. Ia kemudian menggandeng tangan istrinya. MinA kelihatan kesal namun dia tidak melepas tangan suaminya. Ia tersenyum tipis. Ia bukannya tidak menyayangi suaminya, namun hatinya kini sedang dilema. Ia berharap saat pulang nanti ia bisa merasa lebih baik lagi..

Joahaeso Mian [2Min reverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang