Kau datang di waktu yang salah

246 18 4
                                    

Sepasang mata menatap MinA dengan kesal dan kedua tangannya dikepalkan. MinA menatap balik Changbin dengan wajah datar. Ia menatap anak itu naik dan turun.
"Berikan aku itu" ia menunjuk permen yang ada di meja.
"Tak mau..." MinA bersikeras.
"Aku mau itu!!" jawab Changbin dengan wajah kesal.
"Kau harus sadar bahwa tak semuanya bisa kau dapatkan kids" MinA duduk di sofa depan TV. Hari ini Changbin dititipkan di rumah Seungmin sebab Chan sedang sakit. Karena Changbin anak yang aktif, ibunya khawatir ia akan tertular jadi lebih baik dititipkan beberapa hari di rumah Seungmin.
"Aku akan mengadukannya pada Samchon!?"
"Silahkan saja.." MinA tampak tak bersemangat. Hari ini ia merasa sangat lelah karena Changbin dan juga bayi dalam perutnya. Sudah 4 bulan lamanya ia mengandung dan ini sangat merepotkan. Meskipun perutnya belum terlalu besar tapi dia sudah merasa sangat lelah.
"Ah... Changbin-ah.. Kesini sebentar" MinA memanggil Changbin yang mengomel. "Apa!" jawab Changbin.
"Changbin tolong pijat kakiku"
"Tak mau..." jawab Changbin.
"Tak semua yang kau harapkan bisa kau dapatkan" Changbin masuk kedalam kamarnya sambil tertawa karena berhasil melawan bibinya.
"Dasar..." MinA memutar bola matanya. Hari ini ia sedang santai dirumah bersama Changbin, Seungmin baru saja mendapat panggilan dari manajer Lee bahwa ia akan mengisi acara pada variety show dan menghilang.
"Ah apa acara TV hari ini? Tidak ada yang bagus" ia memencet tombol beberapa kali dan akhirnya dia menyerah. Ia lalu berjalan kearah kulkas untuk mengambil buah segar. Ia duduk di meja makan.
"Ahh sial, aku makan lagi" mengigit apel. Beberapa saat kemudian bel pintu berbunyi "Ah siapa lagi sih?"
Ia membukakan pintu rumah kepada si tamu dan disana berdiri Ji Sung.
Mata MinA membulat kaget. "Hai" Ji Sung menyapa sambil melambai. MinA mempersilahkannya masuk.
"Aegi-ah.. Appa datang" dia memanggil Changbin, tapi Changbin tidak mendengar karena sedang tertidur.
"Aku rasa dia tidur. Kau mau minum apa?" Ia menawarkan dan mempersilahkan Ji Sung duduk. "Ah tidak usah repot- repot. Tapi boleh deh teh" Ji Sung tertawa. MinA tersenyum juga dan menyiapkan teh untuk Ji Sung.
"Silahkan" Ia mempersilahkan Ji Sung.
"Wah teh buatanmu sungguh enak baby" menyeruput teh dengan nikmat. MinA tersipu malu.
"Bagaimana kabarmu? Sudah lama aku tidak bertemu denganmu" Ji Sung mulai bertanya. Ia tidak tahu bahwa saat ini, MinA mengandung karena Seungmin masih belum mengatakan apa-apa pada keluarganya.
"Aku baik-baik saja... Seperti yang kau lihat" MinA tersenyum.
"Syukurlah, aku pikir..." Ji Sung tak melanjutkan. Memikirkan wajah adiknya yang marah saja membuatnya takut.
"Aku rasa aku harus pergi, aku kemari hanya ingin mengantar ini" menyerahkan seragam Changbin pada MinA. "Aku pamit dulu" Ia beranjak dari kursinya. Namun ia berbalik saat sampai di pintu. "Jika ini terlalu berat, katakan saja padaku ya?" tersenyum.
"iya" MinA membalasnya dengan senyuman. "Aku pergi dulu, jagi" melambai dan dibalas lambaian juga oleh MinA. Setelah Ji Sung pulang, ia merasa hampa. Ia masih belum memutuskan apakah ia harus berhenti atau melanjutkan perasaannya...

Joahaeso Mian [2Min reverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang