Hari laki-laki keluarga Kim

240 22 2
                                    

"Selamat dataang anak-anak dan cucu-cucuku" Kakek Kim Yongbok berdiri di hadapan kedua putra dan cucu-cucunya sambil membawa microphone yang berdengung keras. Hari ini mereka sedang berada di sebuah Villa keluarga di daerah Incheon. Namun hari ini mereka hanya pergi berlima saja. Nyonya Yang sedang menghadiri konser idola favoritnya, Yu Jin sedang sibuk mengurus proyek pemotretan barunya bersama beberapa merk terkenal sementara MinA sedang keluar kota untuk syuting drama terbarunya.
"Oii anak bungsuku. Kau baru pulang dari berbulan madu. Apa kau sudah membuat istrimu hamil?" kakek Yongbok menepuk punggung Seungmin dengan keras.
"Ah aniya abeoji... MinA masih belum mau memiliki anak" Seungmin menjawab dengan santai.
"Geurae?" Jisung menatap adiknya dengan takjub. "memiliki anak adalah anugrah yang sangat indah.." ia melanjutkan dengan tangan terlentang ke atas. Seungmin dan Kakek Yongbok menoleh kedua anak Jisung dan menggeleng pelan. Saat ini dua bersaudara itu sedang membuat kekacauan seperti biasa. Jisung lalu memeluk ayahnya sambil merajuk.
"Abeoji, aku lelah mengurus mereka seminggu ini"
Kakek Yongbok menepuk pundak putra sulungnya. Meskipun usia Jisung lebih tua tiga tahun dari Seungmin, namun sifatnya jauh lebih kekanak-kanakan. Seungmin sendiri kadang merasa siapa sebenarnya adik disini?
"Aku kadang berpikir kenapa Hyeong bisa memiliki dua anak dengan sifat seperti itu" Seungmin menatap kakaknya dengan heran.
"Hey.. hey.. hey.. Kau tidak bisa mengatakan hal seperti itu" Jisung menggoyangkan jari telunjuknya di depan adiknya.
"Itu semua karena aku dan baby saling mencintai jadi kami ingin rumah yang penuh tawa" ia mengangguk.
"Uwaaaaaaaaa..... Appa!!" suara tangisan Chan terdengar nyaring tepat saat ia selesai mengatakan itu.
Jisung segera menghampiri putra bungsunya.
"Berhentilah bertengkar, appa lelah" Jisung menatap Changbin dengan wajah lelahnya.
"Jadi ini yang dia sebut penuh tawa?" Seungmin menaikan alisnya menatap kakaknya.
"Kalian berdua juga dulu begitu" kakek Yongbok bangun dan menghampiri Changbin sebelum memukul pelan pantatnya.
"Dasar kau anak nakal, kau mirip sekali dengan ayahmu"
"Harabeoji, jangan memukul pantatku" Changbin mengeluh.
"Yasudah ayo kita mulai pestanya" Kakek Yongbok menghidupkan musik dan mereka menari sambil berkaraoke.
Setelah beberapa saat semuanya merasa lelah dan mereka duduk di teras sehabis menyantap makan malam.
"Ahjussi, Chan sudah mau sekolah sekarang" Chan menghampiri Seungmin dan menjatuhkan tubuhnya dipangkuan Seungmin.
"Wah kau sudah besar ya. Nanti jangan nakal-nakal di sekolah dan jadilah anak pintar" Seungmin mengusap kepala keponakannya itu.
"Aku juga pintar tau. Memangnya kau tau 1+1 berapa?" Changbin bergelayutan di punggung Seungmin.
"7" jawab Chan namun tanganya hanya mengeluarkan lima jari.
"Ah hahaha kau bodoh. Sangat bodoh. 1+1 itu 2 tau" Changbin merasa bangga.
"Tentu saja dia tidak tau, kau sudah mau kelas 3 SD sedangkan adikmu belum sekolah" Seungmin menoleh ke belakang.
"Wah Changbin kau sudah pintar, appa bangga padamu. Karena gurumu selalu melapor jika kau tidak pernah mendengar penjelasan guru" Jisung juga merasa bangga dengan pencapaian putranya. Seungmin menatap kedua orang itu bergantian. Sungguh sangat mirip. Kakaknya dulu juga sangat tidak bisa dibanggakan. Tapi kelebihannya hanya dia sangat baik kepada semua orang dan selalu membuat orang-orang di sekitarnya tertawa. Berbeda sekali dengannya yang mirip seperti pahatan es yang sangat sulit mengekspresikan dirinya di tempat asing, tapi kalau di rumah rasanya mereka memang saudara karena Sungmin juga kerap melakukan hal-hal aneh yang membuat istrinya suka mengomel.
"Jangan ribut, aboeji sedang istirahat" Seungmin mengingatkan kakaknya.
"Kau jangan ribut" Jisung mendorong tubuh Changbin pelan.
"Appa yang ribut bukan aku" Changbin berlarian di halaman. Ia memutuskan untuk bermain bola.
"Bagaimana pekerjaanmu saat ini?" Seungmin menoleh Jisung.
"Aaahh.... " Jisung menghela nafas panjang. ".... Aku hanya seorang pebisnis biasa. Aku bukan seperti sebagian besar keluarga kita yang terkenal. Kau lahir dengan bakat menyanyi yang luar biasa. Dan kau juga begitu terkenal..... "Jisung menatap langit.
"Kau juga hebat Hyeong... " Seungmin menyela.
"Tidak.... Aku terlalu lemah dan aku terlalu cepat menyerah dengan mimpiku. Andai saja dulu aku tidak memutuskan menikah muda, mungkin saja....." Jisung tersenyum pahit sambil menatap langit malam yang cerah. Seungmin menatap Jisung. Ia tau kakaknya itu adalah orang jenius dalam musik, namun ia memutuskan berhenti menyukai musik karena ia gagal mengikuti audisi berkali-kali. Ia juga tidak mau lagi masuk ke dunia entertaimen dan memutuskan untuk membuka bisnis. Meskipun saat ini dia cukup bahagia, namun Seungmin yakin Jisung masih menyimpan rasa suka yang sangat banyak pada musik.
Drrrrt..... drrrtt...
Ponsel Seungmin berdering dan ia melihat nama temannya, Min Hyuk memanggil.
"yeoboseyo?" ucap Seungmin.
"Kau harus segera mengecek internet sekarang, nama istrimu ada dimana-mana" ucap suara diseberang.
"ada apa?" Seungmin merasa ada yang tidak beres.
"Nanti kau juga akan tau" Min Hyuk memutus panggilan. Wajah Seungmin pucat dan ia segera mencari apa yang dia butuhkan.
Headline news ada dimana-mana.
Aktris cantik Lee MinA berselingkuh dengan laki-laki lain meskipun usia pernikahannya baru tiga bulan.
Seungmin kembali melihat isi berita tersebut dan mengecek situs lain juga dan beritanya hampir serupa.
"Ada apa?" Jisung penasaran dengan raut wajah adiknya.
"Tidak ada...."
"Hyeong, tolong antar Aboeji pulang ya. Aku harus pergi sekarang" Seungmin bergegas mengambil mantelnya dan berlari menuju mobilnya. Saat ini dia butuh penjelasan dari istrinya. Ia mengemudikan mobilnya dengan cepat...

Joahaeso Mian [2Min reverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang